Liburan Akhir Tahun ke Pura Ulun Danu Beratan, Bedugul Bali
Daftar Isi
Libur akhir tahun, kami piknik tipis-tipis ke Bedugul, tepatnya di Ulun
Danu Beratan, salah satu tujuan wisata paling populer di Bali. Yah, sebenarnya
nggak bisa dibilang liburan akhir tahun juga sih karena jadwal kerja pak suami
tidak mengenal tanggal merah dan akhir pekan. Masih bersyukur ada off 2 hari setelah shift malam sehingga bisa kami manfaatkan untuk piknik sejenak.
Mumpung bapak dan ibu mertua masih di sini dalam rangka kangen cucu, maka
saya mengusulkan untuk jalan-jalan sekeluarga. Rancana disetujui suami dan
bapak ibu, namun belum menemukan jadwal yang sesuai dengan suami karena
beberapa waktu yang lalu masih konsen menyelesaikan beberapa ujian.
Saya dagdigdug, tentunya.
Mengingat terakhir kami pergi bersama-sama ke pantai pandawa bersamaan dengan
liburan sekolah. Ramainya tak ubahnya pasar malam dan konser band kenamaan. Hampir
tidak bisa menikmati suasana tempat wisata. Makanya saya ngotot untuk
jalan-jalan sebelum memasuki masa liburan.
“Baru bisa pekan depan, Bund,” kata suami saat saya menanyakan kembali
jadwal kosongnya.
Fyuuh... saya hanya bisa
menarik napas berat. Beraaad!
Langsung kebayang seramai apa nanti tempat wisata yang akan dituju.
Seramai ini, dan aslinya lebih ramai |
“Oke, kalau gitu kita nyari tempat wisata yang antimainstream deh. Gimana kalau ke Karangasem?”
“Ada apa di sana?”
“Ada Desa Wisata Tenganan, Taman Ujung, Blue lagoon, sama virgin beach,”
jawab saya. Ini atas rekomendasi salah seorang teman.
Hm... saya pun mencoba melobi
bapak dan ibu untuk pergi ke Karangasem. Beliau memang lebih suka pergi ke
daerah pegunungan dengan suasana yangh sejuk dibanding pergi ke pantai apalagi
ditambah pemandangan para bule berpakaian minim. Namun beliau keberatan jika
harus menempuh perjalanan terlalu jauh.
Setelah rapat singkat untuk menampung semua aspirasi (kakek/nenek – Ayah
/Bunda – Anak), deal kami akan ke
kolam renang dan ke Bedugul. Masalah baru muncul, kami kelimpungan cari rental
mobil. Suami mencari info di internet dan koneksi, saya juga lewat teman-teman
saya. Beberapa rental mobil telah full
booked, maklum sudah liburan akhir tahun. Jika pun ada, harganya sudah
masuk harga liburan, lebih mahal dari biasanya. Informasi lewat teman suami pun
sama, tidak ada mobil yang ready. Jam
10 malam barulah saya dapat info ada teman yang kakaknya punya usaha rental
mobil. Belum lengkap saya tanya ini-itu, percakapan terputus. Entah siapa yang
lebih dulu terlelap, sama-sama emak dengan bayi dan balita.
Besok paginya, agak malas memulai pagi, apalagi belum dapat mobil sewaan,
artinya masih fifty-fifty apakah kami
pergi atau tidak.
Di tengah rasa gabut itu, teman
saya memberikan kontak kakaknya langsung. Buru-buru saya hubungi.
Alhamdulillah, ready mobil Avanza
dengan harga sewa 200 ribu. Yeay!
Jadi deh kita jalaan!
Rencana awal, kami akan ke kolam renang terlebih dahulu. Setelah itu naik
ke Bedugul. Ternyata setelah membuka kembali informasi di Google map, Citraland Waterpark yang akan kami tuju buka pukul
14.00-18.00 WITA. Rencana pun berubah, kami langsung menuju Bedugul.
Berangkat sekitar pukul 09.30, perjalanan menuju Bedugul terbilang lancar
dan tidak macet. Meski begitu, terlihat bis pariwisata bermuatan anak-anak
sekolah di sepanjang jalan. Sebagian menuju Denpasar, sebagian lainnya masih
beristirahat di warung makan/rest area.
Pose dulu sebelum memasuki area pura |
Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul ini juga menjadi salah satu objek wisata paling populer di Bali, terletak di Desa Candi Kuning, Kec. Baturuti, Kabupaten Tabanan. Selain sebagai wisata sejarah, bisa menikmati wisata alam dan juga wisata air danau.
Sekitar pukul 11 kami tiba di lokasi Pura Ulun Danu Beratan. Sengaja
langsung menuju pura karena dulu saat pertama kali ke Bedugul waktu kuliah,
kami hanya ke sekitar danau. Dulu kami menikmati sensasi makan di pinggir
danau, di resto yang sebagian tempatnya berada di atas danau. Untuk menuju
pura, kami harus menaiki speed boat.
Berbagai jenis kendaraan telah memadati area parkir pura begitu kami
sampai di sana. Sudah kami prediksi, dan memang itulah risiko jalan-jalan saat
musim liburan.
Lanjuut! Kami pun segera menuju loket pembelian tiket sekalian bergantian
ke toilet. Let's goo! Kami masuk
lokasi pura mengikuti petunjuk yang tersedia.
Penduduk akan mengikuti acara keagaaman |
Jalannya ggak terlalu jauh sih, apalagi melewati taman yang indah dan
rapi. Mata dimanjakan sehingga jalan pun nggak terasa capek.
Bersamaan dengan kami hampir sampai di pintu pura, terlihat rombongan
penduduk sekitar dengan pakaian adat khas untuk acara keagamaan
berbondong-bondong menuju arah pura. Sebagian membawa dan membunyikan alat
musik pukul sembari berjalan. Aktivitas ini menyita perhatian pengunjung yang
berjubel. Hampir semuanya asyik mengabadikan momen langka itu.
Sempat ingin melihat prosesi sampai selesai, tapi mengingat waktu kami
yang singkat apalagi mengajak orangtua, kami pun melanjutkan melihat
pemandangan sekitar.
difoto oleh kang foto |
"Foto Pak, 15 ribu saja langsung jadi..." para fotografer menjajakan jasa foto berlatar belakang jajaran pura ulun danu beratan yang fenomenal dan pernah terpampang di ikon wisata uang kertas Indonesia pecahan 50 ribu.
Kami pun memutuskan untuk berfoto, kebetulan mendapat forografer seorang
bapak yang supel dan humoris. Berkali-kali beliau mengarahkan gaya kami dengan
candaan yang membuat kami tergelak. Baiknya, beliau juga menawarkan untuk
mengambil foto dengan HP. Terimakasih banyak, Pak!
Asyiknya foto di tempat ini dengan jasa Kang foto, beliau bisa 'mengusir' pengunjung lain yang jadi 'photo bomb'. Aman deh, meskipun
pengunjung pura berjubel kami tetap bisa mendapat foto seolah hanya kami yang
ada di sana.
Di sekitar pura dibuat taman dengan bunga-bunga yang indah. Sekitarnya
dilengkapi bangku-bangku yang bisa menjadi tempat duduk, sayang jumlahnya tak
seberapa. Oia, banyak bunga yang bisa dimakan alias edible flower di taman ini, jadinya pengen nyomot tapi saya juga
tidak berani. Ini tempat umum, saya nggak mau merusaknya. Dan jangan lupa, ada banyak spot foto terbaik di Pura Ulun Danu yang wajib dicoba!.
Sejarah Pura Ulun Danu Di Danau Beratan Bedugul
Asal nama Bedugul dari kata “bedug” dan “kul-kul”, dua kata tersebut
merupakan dua buah alat yang menghasilkan bunyi-bunyian. Bedug merupakan alat
musik khas umat muslim dan diletakkan juga di masjid-masjid, sedangkan Kul-kul
adalah kentongan yang digunakan sebagai tanda untuk komunikasi masyarakat Bali.
Pura Ulun Danu di Danau Beratan Bedugul tersebut dari uraian sejarah
dalam lontar Babad Mengwi, bahwa di kawasan ini terdapat dua peninggalan
sejarah yaitu sarkopagus dan juga papan batu yang berasal dari jaman
Megalitikum, sehingga terbilang sudah cukup kuno dan tua, berasal dari tahun
500 SM. Jadi tempat ini sudah digunakan sebagai tempat melakukan ritual sejak
jaman megalitikum. Kedua artefak tersebut sekarang diletakkan di dalam pura.
Kalau sejarah keberadaan pura Ulun Danu dikaitkan dengan nama Bedugul rentang
waktunya sangat jauh, perbandingannya jaman Megalitikum dengan masuknya Islam
ke Bali kalau dikaitkan dengan kata “bedug” pada nama Bedugul.
Menyimak sejarah dari pura Ulun Danu tersebut, sekilas tersirat dalam
lontar Babad Mengwi yang menguraikan, Saat raja Mengwi yaitu I Gusti Agung Putu
mengalami kekalahan dalam perang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng. Dalam
kekalahannya I Gusti Agung melakukan tapa semadi di puncak Gunung Mangu untuk
memohon pencerahan dan kesaktian, setelah berkat tersebut didapatkan beliau
bangkit dan mendirikan istana Belayu (bela ayu) dan kembali berperang melawan I
Gusti Ngurah Batu Tumpeng, dan berhasil dengan kemenangan, setelah kemenangan
tersebut raja mendirikan pura di tepi danau Beratan dan sekarang bernama pura
Ulun Danu.
Jika air danau penuh, pura ini dikelilingi air |
Raja Mengwi yaitu I Gusti Agung Putu yang merupakan pendiri kerajaan
Mengwi yang juga memiliki kaitan erat dengan Pura Taman Ayun di Mengwi juga
mendirikan pura di pinggir danau Beratan. Raja mendirikan Pura Ulun Danu
Beratan sebelum mendirikan pura Taman Ayun, tidak ada angka tahun yang jelas
kapan berdirinya pura tersebut. Namun dalam Lontar Babad Mengwi tersebut
disebutkan bahwa pura Taman Ayun dipelaspas pada Anggara Kliwon Medangsia tahun
Saka Sad Bhuta Yaksa Dewaya tahun 1634 Masehi atau Isaka 1556.
Berdasarkan tahun berdirinya pura Taman Ayun di Mengwi, maka
dipastikan pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul tersebut didirikan sebelum
tahun 1634 Masehi, sedangkan artefak yang ada di pura tersebut diperkirakan
sudah ada 500 tahun sebelum masehi. Semenjak berdirinya pura tersebut kerajaan
Mengwi menjadi termahsyur dan raja diberi gelar ” I Gusti Agung Sakti” oleh
rakyatnya. Pura Ulun Danu Beratan ini diempon atau dipelihara oleh 4 desa
satakan atau “gebug satak”, yang terdiri dari; Satakan Baturiti yang terdiri
dari 6 bendesa adat, satakan Candi Kuning terdiri 5 bendesa adat, satakan
Antapan mewilayahi 4 bendesa adat dan satakan Bangah terdiri dari 3 bendesa
adat.
Kawasan Pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul tersebut memiliki 5 buah
komplek pura dan satu stupa Budha, ini menandakan saat berdirinya pura Ulun
Danu tersbut sudah terjadi akulturasi budaya Hindu dengan Budha yang merupakan
keselarasan dan harmoni antar umat beragama. Lima komplek pura tersebut
diantaranya adalah; pura Penataran Agung menjadi tempat pemujaan Tri
Purusha Siwa yaitu Dewa Siwa, Sadha Siwa dan Parama Siwa, Pura Dalem Purwa
sebagai stana Bhatari Durga dan Dewa Ludra, Pura Taman Beji sebagai tujuan
upacara melasti dan memohon Tirta amertha, Pura Lingga Petak yang terletak di
tengah danau sebagai sumber utama air dan kesuburan sebagai stana Dewi Sri dan
Pura Prajapati sebagai stana Dewi durga.
Upacara keagamaan terbesar dilakukan saat odalan atau pujawali yang
bertepatan pada hari Selasa (anggara) Kliwon wuku Julungwangi setiap 6 bulan
sekali (210 sekali) dalam kalender Bali.
Namun demikian pada hari-hari tertentu seperti purnama, tilem dan hari
raya besar Hindu lainnya, banyak warga Hindu yang datang melakukan acara
persembahyangan bersama, termasuk juga menjadi tujuan upacara Melasti dan
Ngegara Gunung dalam rangkaian Ngaben. (sumber: balitours(dot)net)
Oleh-oleh dari Bedugul
Jika ke Bedugul, jangan lupa membeli oleh-oleh ya Temans. Berhubung
tempat ini berada di pegunungan, maka salah satu komoditas utamanya adalah
sayur mayur dan buah-buahan. Strawberry menjadi buah segala musim yang selalu
ada di Bedugul. Selain strawberry ada markisa, salak bali, dan yang baru saya
tahu ada buah salju.
Buah dengan pohon seperti halnya rambutan ini berbentuk bulat pipih
memanjang, hampir seperti gambas namun lebih pipih. Bentuknya mirip asam jawa
tapi lebih besar ukurannya. Kulit buahnya berwarna hijau kecoklatan dan berbulu
halus. Isinya putih bersih seperti kapas dan saat masuk mulut terasa sensasi
dingin. Menurut penjualnya, itulah kenapa dinamakan buah salju. Ada juga yang
menyebutnya buah eskrim/ice cream bean.
Bagi lidah saya, buah ini terasa manis tapi aneh. Saya putuskan cukup untuk
sekadar mencicipi.
Katanya ini buah yang sangat disukai Raja Salman saat beliau berkunjung
ke Bali. Ingin mencobanya? Boleh bangeeet! Harga perkilonya 40 ribu rupiah, ya.
Mungkin masih bisa ditawar barang 5-10 ribu.
Selain itu, di area parkir juga tersedia toko cindera mata dan oleh-oleh
lain khas Bali seperti mukena Bali, kain pantai, batik, endek,udeng, dll.
Sayang saat kami bermaksud untuk keluar dari lokasi pura karena sudah
masuk waktu dhuhur, hujan turun deras. Mau tak mau kami berjalan menembua hujan
menuju masjid Al-Hidayah yang berada di seberang danau.
Melihat masjid ini saya seperti nostalgia karena dulu saat ke Bedugul
hanya melihat masjid ini dari kejauhan. Takjub melihatnya namun tak
berkesempatan salat di sana.
Salat dan Istirahat di Masjid Al-Hidayah
Masjid ini letaknya di ketinggian, semacam bukit. Maklum, daerah danau
beratan adalah daerah pegunungan dengan hawa sejuk. Untuk mencapai masjid kita
harus mendaki anak tangga yang cukup curam. Oia, sebaiknya jika akan ke masjid
ini dari lokasi pura/danau cukup dengan berjalan kaki. Kendaraan tetap
terparkir di tempat wisata karena masjid ini tidak memiliki tempat parkir yang
memadai.
Setelah sampai di area masjid, barulah terlihat halaman luas yang bisa
menampung ratusan pengunjung. Dari sini, pemandangannya sangat indah dan masjid
pun terlihat megah. Kamar mandi dan tempat wudlu di masjid terbilang bersih dan
terawat. Tersedia juga mukena yang bisa digunakan oleh pengunjung. Sayang saat
saya datang, mukenanya agak kotor, mungkin karena terlalu banyak pengunjung
yang berdatangan.
Ngemper Makan Bakso di Sekitar Tempat Parkir Bis
Di Bali makan bakso? Aman nggak? InsyaAllah aman, penjualnya mengatakan
baksonya dibuat dari daging sapi dan ayam, insyaAllah
halal.
Biasanya kami memilih membeli bakso di warung muslim, husnudzon bahwa mereka menjaga kehalalan
produknya terutama tidak tercampur dengan daging babi.
Harga seporsi bakso yang lebih terasa tepungnya daripada dagingnya itu
hanya 10 ribu. Bakso Jawa timur-an dengan kuah bening, potongan sayur kol,
tahu, dan mie kuning-soun. Tiap makan bakso begini saya makin kangen dengan
bakso langganan di Semarang yang rasanya sudah pas di lidah. Beberapa kali hunting bakso kami belum mendapatkan
bakso yang rasanya juara baik bakso/pentolnya maupun kuahnya.
Alhamdulillah, makan di pinggiran tempat parkir bis di Bedugul lumayan
menghilangkan lapar dan dingin.
Danau Beratan, Bedugul, Bali |
Tips Wisata Low Budget ke Pura Ulun Danu
1. Lebih baik memilih waktu di luar peak
season,
2. Jika terpaksa harus datang saat peak
season, usahakan berangkat pagi-pagi, karena tempat ini semakin siang
semakin ramai dan rawan macet di jalan menanjak,
3. Bawalah bekal makanan dan minuman dari titik keberangkatan. Misalnya
jika menginap di Denpasar, bawa bekal makanan dari Denpasar karena harganya
lebih murah. Hal ini karena tidak ada larangan membawa makanan dari luar di
sekitar Pura Ulun Danu Beratan.
4. Jika membeli oleh-oleh, jangan tergiur rayuan penjaja souvenir yang
sering terkesan memaksa
5. Di sini banyak penjual buah, namun pertimbangkan kembali jika akan
membelinya untuk oleh-oleh. Sayang kan, jika sudah terbeli ternyata sampai
rumah buahnya busuk.
Nah, selamat berlibur dan semoga bermanfaat, Temans!
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Alhamdulillah, seneng ya bisa hepi hepi sama keluarga dan mertua. Semoga sehat semuaa