Aku Mencintai Suamimu
Daftar Isi
Bagi seorang perempuan, terutama
istri bagaimana rasanya jika ada seseorang wanita yang tiba-tiba menghampiri
dan mengatakan ‘Aku mencintai suamimu’. Apa hendak dikatakan? Marah?
Tersinggung? Atau malah mempersilakan wanita itu untuk tetap mencintai suaminya?
Ya, mencintai memang fitrah,
sunnatullah yang akan muncul dalam setiap hati manusia normal. Mungkin ia
berupa simpati, empati, atau entah rasa apa yang sulit dijelaskan tapi membuat
hati hangat, pikiran dan do’a tertuju pada yang dicinta. Ah, memang tak akan
habis dan tak akan sempurna mengungkapkan tentang cinta, meskipun seluruh kata
telah terucap.
Sebagian mungkin tak sudi
mempersilakannya untuk tetap mencintai suami tercinta. Meskipun jika wanita itu
yang lebih dulu mencintai. Meskipun wanita itu telah lebih jauh mengorbankan
apa yang dia punya untuk seseorang yang sekarang menajdi suami orang lain.
Biarkan saja, toh pernikahan yang
menjadikan halal, bukan segala bentuk hubungan sebelum ikrar suci itu
diucapkan...
Tidak-tidak. Tidak sesederhana
itu; karena dalam pernikahan ada hati yang lebih berat melepas ankanya selain
ayah dan ibumu. Iyalah ibu suamimu. Sangat pantas jika ia berkata ‘AKU MENCITAI
SUAMIMU’
Ya, laki-laki yang sejak dalam kandungan telah ia bela, telah ia rawat sedemikian kasih bahkan jika nyawa taruhannya pun akan diberikan, tiba-tiba setelah dewasa ia harus membagi cintanya pada wanita yang bahkan baru saja dikenalnya. Oh, tentu sakit menjadi seoarng ibu yang terduakan.
Mertua. Satu kata ini sering
menjadi momok bagi perempuan yang hendak menikah, takut mertuanya galak, takut
begini begitu yang semuanya hampir menyalahkan mertua. Tapi kenyataannya tak
sedikit mertua yang baik hati dan sayang anak menantunya. Tak jarang pula
menantu yang jahat kepada mertuanya.
Bagaimanapun, ia adalah orangtua kita. Perempuan yang telah melahirkan dan menyayangi suami kita. Kewajiban seorang istri adalah taat pada suaminya, dan kewajiban seorang anak laki-laki adalah taat kepada ibunya. Maka sampai kapanpun, kewajiban suami adalah untuk menaati ibunya dalam kebaikan. Untuk itu para istri, mari kita bantu suami agar tetap berbakti kepada ibunya. Dan tak lupa tetap berbakti kepada orangtua.
Allahummaghfirlana waliwalidaina warhamhum
kamaa rabbayana shaghira..
Yaa Allah... sayangilah
orangtua-orangtua kami seperti mereka menyayangi kami sejak kecil. Aamiin..
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam