Dibalik Nama Adik Kesayangan, Danang Ulil Absor
Daftar Isi
Nama
adalah do’a; itulah yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW sehingga memberikan
nama yang baik adalah salah satu kewajiban orang tua terhadap anaknya. Seorang
anak berhak akan penggilan yang baik. Dan umumnya, orang tua memberikan nama
anaknya sesuai dengan harapan dan do’a terhadap anaknya. Contohnya seseorang
diberi nama Aisyah agar bisa meneladani istri nabi Muhammad, nama zahra agar
secantik bunga, dan lain sebagainya.
Banyak
nama yang melekat kuat dalam hatiku, diantaranya Khadijah istri pertama rasulullah, Salsabiila yang berarti mata air surga dan hanya ada satu kata
dalam Al-qur’an, Luqman sebagai
gambaran kebijaksanaan di dalam kisah kitab suci umat islam, dll. Namun, ada
satu nama yang paling berkesan di hati karena waktu itu antusias mencari nama
untuknya. Danang Ulil Absor, adik
bungsu laki-laki kesayangan yang lahir bulan September tahun 2002.
Kelas tiga
SMP saat tahu ibu hamil lagi, rasanya ko aneh, ntar udah gede punya adek bayi
padahal adikku yang ke dua waktu itu sudah berusia sekitar 9 tahun. Mau gimana
lagi, wong bapak dan ibu masih berharap punya anak laki-laki setelah ketiga
anaknya cewek semua. Akupun berharap punya adik cowok, meskipun terdengar
menyenangkan jika ternyata empat bersaudara cewek semua. Kebayang hebohnya juga
sih.. hihi
Di masa
awal aku masuk SMA ibu melahirkan bayi cowok, rasanya seperti mimpi di siang
bolong. Beneran! Di sekolah sampai curhat ke teman-teman kalau baru punya adik
tapi seperti mimpi. Maklum kan, jaraknya 9 tahun dan umurku sudah 16 tahun
waktu itu. Nah, saking euforianya punya anak cowok, bapak bingung mencari nama bayi. Sebelumnya, pernah juga
kalau pas ngumpul sekeluarga ngomong-ngomong kalau punya anak cowok mau dikasih
nama si anu atau si itu tapi bukan si ani. Hihi
Danang, kelas 1 SD |
Pertama,
nama yang dikantongi bapak adalah Habiburrahman
Syairazi. Iya, nama penulis terkenal itu, penulis ayat-ayat cinta dan
ketika cinta bertasbih yang fenomenal itu... bapak membaca profil Kang Abik dari majalah Annida yang
kupinjam dari teman SMP. Kebetulan di rubrik ‘muda’ memuat profil Kang Abik
yang mendapat beasiswa kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo. Selama tinggal di
Kairo kang Abik tidak malu berwirausaha (kalau nggak salah jualan tempe dan
telur asin) demi bisa bertahan hidup dan membeli buku-buku. Kegigihannya inilah
yang membuat bapak mengagumi. Waktu itu nama Kang Abik belum sepopuler sekarang
lho, meskipun sudah sering nongol di Annida. Kegaguman Bapak makin besar karena
ia punya mimpi anaknya kuliah di Al-Azhar. Beliau sampai membujukku untuk
sekolah di MAKN Solo (waktu itu MAPK
alias Madrasah Aliyah Program Khusus) yang setiap tahun mengirim
siswanya ke Al-Azhar. Tapi, belum kesampaian juga karena masalah dana dan
akhirnya aku sekolah di MAN yang elit dan mewah alias ekonomi sulit dan mepet
sawah, tapi guru dan siswanya jos juga.
Ups! Malah
ngelantur kan jadinya..
Nama yang
kedua adalah Hamid Ruba’i, anak ke
empat yang terpuji. salah satu adikku bernama Hamidah, dan akan lengkap kalau
adik cowok imut itu diberi nama Hamid.
Nur Ubay Ibnu Zakaria, itu nama
yang ketiga. Diambil dari nama sahabat rasul Ubay bin Ka’ab. Anak laki-laki
bapak Zakaria yang seperti Ubay dan menjadi penerang bagi sesama; kurang lebih
begitu artinya.
Selama kurang
lebih seminggu kami galau, sudah ngantongin nama tapi bingung mana yang mau
dipakai. Tiba-tiba sepulang sekolah terpampang tulisan di papan tulis ruang
tamu. Iya, dirumah ada papan tulis karena kakek sering memakainya untuk
mengajar ngaji. Tertulis kalimat ‘Alhmadulilah
telah lahir putra kami yang ke empat bernama DANANG ULIL ABSOR’. Ha?!
Danang?! Aku pun mengernyitkan dahi lalu mencari bapak untuk protes. Ko bisa
sih, bapak punya ide untuk ngasih nama DANANG?!
Dan bapak hanya menjawab sambil senyum-senyum, Danang adalah siDA LaNANG
(Jadi cowok (juga)_bahasa Jawa). Oalah... dan Ulil Absor adalah sebuah do’a
agar ia menjadi orang yang punya bashirah atau mata hati.
Akhirnya,
ketiga nama keren itu nggak dipakai juga sama bapak. Tapi ibu yang kadung suka
dengan semuanya, sering bercanda bahwa nama lengkap Danang adalah Danang Ulil Absor Hamid Ruba’i
Habiburrahman Syairazi Nur Ubay Ibnu Zakaria anak ganteng shaleh kesayangan
bapak ibu dan mbak semua bla bla bla.. hahaha. Itu sih sepanjang gerbong kereta
ya?!
Danang, sekarang jadi Om kesayangan Hasna |
Semoga adikku
yang sekarang sudah dibangku kelas 2 SMP menjadi anak shalih dan cerdas seperti
do’a bapak dan ibu. Aamiin...
*tulisan ini diikutkan dalam Giveaway 'Nama yang Paling Berkesan' oleh Armitafibri
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
sekarang dia sudah kuliah. Eh ya, adiknya mb Rin seumuran anakku yang mbarep lho... :)