Kurangi Plastik, Sayangi Bumi
Daftar Isi
Sampah plastik menggunung di salah satu sungai di Jakarta |
Begitu kompleksnya permasalahan sampah di Indonesia sehingga keseimbangan
lingkungan menjadi rusak. Banjir, longsor, polusi, dll sebagian besar
dikarenakan ulah manusia sendiri. Contoh kecilnya adalah ketidakpedulian
terhadap sekitar dan membuang sampah sembarangan. Aliran sungai yang harusnya
terjaga berikut ekosistemnya malah menjadi lahan empuk untuk membuang sampah. Akibatnya
apa? Ketika hujan lebat terjadi penumpukan air, saluran tersumbat karena banyaknya
sampah dan jadilah banjir, yang mendapat dampaknya tentu bukan hanya orang yang
membuang sampah sembarangan tetapi juga masyarakat luas di sekitarnya.
“Udah, buang di situ aja, dari dulu kita nggak punya tempat sampah,”
kalimat yang diucapkan oleh salah seorang saudara ini membuatku tertegun. Waktu
itu aku tengah berkunjung dan mengganti pospak Hasna bermaksud membuang sampah
bekas pakai pospak.
“Ko bisa? Nanti jadi banjir, dong” kilahku
“Nggak apa-apa, emang tiap tahun langganan banjir”
Pikiran seperti inilah yang sebaiknya dihilangkan. Masa bodoh dan
menganggap banjir adalah hal yang biasa saja padahal dampak dari banjir pun tak
sedikit, selain perekonomian juga psikis dan fisik masyarakat yang terkena.
Bagaimana solusinya? Paling mudah adalah dengan memulai dari diri
sendiri: STOP mambuang sampah di sungai. Usahakan memisahkan sampah organik dan
anorganik, dan berusaha mengelola sampah. Jika kesulitan, setidaknya cukup
MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA. Geram rasanya saat melihat orang dengan
santainya membuang bekas minuman atau bungkus makanan di sembarang tempat terlebih
di tempat wisata atau di jalan.
Selain itu, KURANGI PENGGUNAAN PLASTIK. Salah satu konsumsi plastik
terbesar adalah tas kresek yang biasanya didapat dari membeli segala macam
benda. Beli makanan sudah dibungkus kantong plastik pasti masih didobel lagi
dengan tas kresek. Saat belanja ke pasar biasanya jadi nenteng banyak kresek
karena belanja dari satu toko ke toko yang lain, kan?.
Yang menyedihkan adalah saat dulu masih tinggal di Wonosobo, saat beli
sesuatu di swalayan dan sudah meminta tidak usah memakai plastik, kasir tetap
membungkusnya dengan plastik dan hanya dijawab singkat “Ini SOP”. Fyuh... kalau
semua toko seperti itu, akan jadi apa coba semua plastik itu selain gunungan
sampah?! Waktu masih kuliah dulu pernah mendapat tugas untuk membuat semacam
pidato yang mengajak orang untuk berbuat sesuatu, dan kuambil tema go green. Saat mencari bahan sempat
dikejutkan oleh berita seorang pemulung meninggal karena tertimbun sampah
plastik yang menggunung saat ia mengumpulkan sampah. Ironis bukan?! Padahal dengan
enteng kita memakai plastik dan terkadang lupa (atau bahkan tidak peduli)
dengan dampak di masa depan.
kampanye Pay for plastic |
Saya pun sangat setuju sekali dengan diberlakukannya aturan pay for plastic saat berbelanja. Kenapa?
Tentu saja agar mengurangi sampah dan menjaga lingkungan.
Bukan sama sekali no plastic
jika belum bisa, hanya MENGURANGI dan menggunakannya dengan bijak. Itu saja. Yuk, gunakan tote bag (bisa dari bekas goodie bag atau membelinya secara khusus) atau tas belanjaan sendiri saat membeli sesuatu. Jangan pikirkan ribet/tidak, toh banyak tas yang bisa dipakai dan dilipat kecil sehingga tidak merepotkan saat membawanya. Sediakan beberapa dan masukkan ke dalam tempat yang mudah dijangkau, misalnya tas kantor, ransel, jok sepeda motor, dashbord mobil, dll sehingga saat butuh, tidak kesulitan mencarinya.
Semoga langkah kecil ini bisa menjadi sarana untuk melestarikan alam dan
masyarakat Indonesia semakin menghargai plastik dan terutama bumi.
Baca juga: Tips Go Green Ibu Rumah Tangga
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Semoga di Indonesia berhasil mengurangi penggunaan plastik dengan cara ini ya Mbak :)