Setitik Cahaya Harapan: I’M HOPE
Daftar Isi
Credit of IAmHopeTheMovie.com |
Hilang
rasa. Pupus. Waktu seolah terhenti dan tak ada lagi rotasi tiap detiknya. Mungkin
itulah yang dirasakan oleh seseorang saat mendapati dirinya terjangkit penyakit
mematikan yang paling banyak menelan korban: kanker. Apakah teman-teman punya
pengalaman yang sama? Saat melihat orang terdekat terkasih tiba-tiba mengidap
penyakit itu?!
Tak
terbayangkan, pasti. Bahkan terkadang orang yang sehat dan tak pernah mengalami
sakit parah tiba-tiba harus mendengar bahwa ada kanker dalam tubuhnya.
Ya,
begitu juga aku saat mengetahui bahwa (calon) ibu mertuaku terserang kanker
payudara stadium 3. Terkejut, pasti. Dan selanjutnya hanya bisa bengong tak
mampu berkata-kata. Membayangkan saja rasanya sangat menyakitkan, apalagi ini
nyata dan kudengar langsung dari anak laki-laki kesayangannya.
Ah,
ya. Dulu aku belum pernah bertemu dengan Ibu, karena statusnya masih calon. Suamiku
(eh calon) sudah datang ke rumah dan ‘meminta’ ku kepada Bapakku. Waktu itu dia
bilang maksimal enam bulan lagi insyaAllah menikah. Ya, aku bahkan belum pernah
berkunjung ke rumahnya di Semarang meskipun sudah menjawab ‘ya’ untuk
pinangannya.
Lalu
tiba-tiba kabar itu datang, lewat SMS ia bilang rencana pernikahan pasti akan
mundur karena Ibu baru selesai operasi pengangkatan dan akan menjalani
kemoterapi. Aku?! Hanya bisa pasrah dan berdoa jika memang dia jodohku, pasti
akan dimudahkan; jika bukan tentu akan ada rencana Allah yang lain yang lebih
baik.
Ah,
membayangkan seorang ibu yang harus mengalami masa-masa sulit itu rasanya
sungguh mengerikan. Operasi, lalu kemoterapi seminggu sekali. Terbayang rasanya
saat obat itu mengalir lewat darahnya dan membuatnya drop sekian jam. Makan terasa
pahit, terkadang perut pun menolak apa yang ia makan.
Suatu
saat aku menyempatkan diri berkunjung kerumahnya ditemani kakak sepupu. Terlihat
beliau sangat menyembunyikan sakitnya, bahkan menyambut kami dengan wajah ceria
dan sesekali bercanda saat mengobrol. Tapi tubuh yang kurus dan wajah yang
tirus tak bisa menyembunyikan sepenuhnya, terlebih hari itu beliau baru menjalani
kemoterapi terakhir.
Alhamdulillah,
rasanya seperti anugerah saat akhirnya kami menikah dan ibu mendampingi. Iya,
Ibu dinyatakan sembuh setelah menjalani kemoterapi selama 16 kali. Tak usah
dihitung berapa biaya yang dikeluarkan, karena kehadirannya tentu tak ternilai
dengan harta.
Sekarang
beliau menjalani hidup normal meskipun masih harus kontrol rutin dan menjaga
pola makan. Rambutnya yang dulu seperti shaolin sekarang tumbuh seperti sebelumnya,
tubuhnya yang sempat ringkih kini berangsur sehat meskipun tetap tidak boleh
bekerja terlalu berat.
Bagaimana
dengan yang lain? Diluar sana, banyak yang kalah melawan kanker. Ah, bukan
kalah mungkin; hanya takdir sudah sampai padanya. Bukan berarti saat seeorang
mengidap penyakit tertentu maka ia telah divonis sekian bulan atau sekian tahun
lagi hidupnya, tak ada yang menjamin. Bahkan orang yang sehat dan prima pun
bisa saja meninggal tanpa mengalami sakit atau kecelakaan.
Gelang Harapan
Setiap
penyakit ada obatnya, itulah yang dijamin oleh Allah. Hanya saja manusia
terkadang punya keterbatasan untuk mengusahakannya. Ya, takdir itu adanya di
ujung usaha. Saat segala usaha telah dilakukan, maka sisanya tinggallah pasrah
kepada yang kuasa.
Gelang harapan itu
selalu ada, dari Tuhan untuk orang-orang yang mau memohon dan taat pada-Nya. Lihatlah,
anak-anak yang sejak lahir mengidap penyakit tapi mereka bisa sedemikian ceria
dan berprestasi melebihi anak-anak ‘normal’ lainnya. Lihatlah mereka yang
terpaksa gundul karena kemoterapi namun mereka tetap tersenyum saat menyambut
pagi dan bersyukur ia masih diberi kesempatan dan harapan.
Gelang Harapan |
Teman,
siapa tak kenal Pipiet Senja? Seorang penulis senior yang karyanya telah
beredar seantero Indonesia bahkan Luar Negeri seperti Singapura, Malaysia,
Hongkong dan Taiwan. Beliau mengidap leukimia sejak lahir namun penyakit dan
beratnya beban hidup yang ia alami malah membuatnya makin kuat, menjadi seorang
perempuan tangguh. Bahkan hingga kini di usianya yang sudah tak muda lagi,
sudah menimang beberapa cucu ia masih produktif rutin menelurkan karya. Ah,
sungguh malu rasanya pada mereka yang bisa melejit dibalik kekurangan yang
dimiliki.
Ya,
harapan itu selalu ada bagi orang-orang yang mau bangkit dari keterpurukan, bukan
meratapi apa yang dialami. Hidup adalah rangkaian dari satu masalah ke masalah
yang lain, seperti sebuah rantai yang saling terkait. Saat kita mampu
menghadapi masalah sejatinya kita tengah menguji kemampuan rantai kita untuk
menahan beban yang terus bertambah yang membuatnya menjadi makin dewasa dan
makin arif menjalani kerasnya kehidupan.
Kalau
ada film tentang seorang pengidap kanker berikut perjuangannya untuk menemukan
setitik harapan dalam dirinya, tentu saya ingin sekali menonton. Meskipun pasti,
akan ada air mata mengalir deras. Seperti film On Llittle of Tear yang dulu fenomenal itu. Iya, meskipun menangis
tak henti-henti bahkan sampai terbawa mimpi tapi tetap ingin menontonnya dan
merasakan empati kepada orang-orang yang mendapatkan ujian berat dari Tuhan. Film itu adalah I AM HOPE THE MOVIE yang akan ditayangkan di bioskop mulai tanggal 18 Februari 2016.
Melihat
trailer-nya saya sudah
berderai-derai. Bagaimana tidak? Mia, yang di awal film mengenalkan diri dengan
kalimat: “Aku Mia, seorang pemimpi”.
Ya,
setiap kita pun adalah seorang pemimpi, yang dengannya lahir kekuatan besar
untuk berjuang sampai titik nadir. Tapi jika kenyataan tak sesuai dengan yang
kita harapkan bukankah hanya sabar dan syukur menjadi jawabannya.
Mia (21 th) adalah seorang gadis yang punya mimpi besar. Ia punya keinginan kuat untuk membuat sebuah pertunjukan namun mimpinya itu terhenti ketika dokter memvonisnya mengidap penyakit yang sama dengan ibunda: kanker.
Mia (21 th) adalah seorang gadis yang punya mimpi besar. Ia punya keinginan kuat untuk membuat sebuah pertunjukan namun mimpinya itu terhenti ketika dokter memvonisnya mengidap penyakit yang sama dengan ibunda: kanker.
Penyakit itu
telah membuat ia dan ayahnya harus merelakan kepergian ibunda. Sejak saat itu
mereka yang hidup berkecukupan pun harus hidup ala kadarnya demi pengobatan kanker
ibunya meskipun akhirnya tak tertolong.
Ia seperti
dipaksa masuk dalam pusaran arus waktu yang membawanya kembali ke masa kelam
saat melihat penderitaan ibunya. Ia merasa kejadian yang sama akan terulang.
Ayahnya pun semakin
terpuruk, ia merasakan ketakutan yang sama jika keadaan seperi istrinya akan
terjadi pada Mia, anak kesayangannya.
Saat menjalani
proses operasi lalu kemoterapi yang berkali-kali itulah Mia merasakan seolah
harapannya telah sirna. Mimpi-mimpinya telah terkubur karena kanker. Namun Maia
sahabatnya selalu memberikan support dan do’a tak terhenti agar Mia terus
bertahan dan berjuang melawan sakitnya.
Hingga ia
menemukan alamat sebuah Production House dan mencarinya lalu bertemu dengan
Davis, laki-laki yang membuat Mia merasakan debaran aneh di dadanya.
Aku
ingin di film itu Mia berhasil berjuang dan sukses dengan pertunjukan teaternya,
meskipun ia hanya mengerjakan dari balik layar. Hidupnya yang seakan terhenti
karena kanker perlahan mulai menemukan nafasnya kembali. Ia terus hidup, dengan
nyala cahaya kecil di jiwanya. Ya, hanya kecil tapi mampu menerangi dan
membawanya menemukan jalan.
Aku
ingin film ini happy ending. Ah,
seperti roman picisan yang selalu berakhir bahagia ever after? Tidak. Hanya agar mereka yang melihat ini terutama
dengan kisah yang sama dengan Mia juga punya harapan yang lebih untuk terus
hidup dan berkarya. Ending setiap
kita adalah mati, itu pasti. Tapi, karena sakit atau tidak adalah rahasia
Tuhan.
Aku
ingin agar orang-orang yang meonton film ini bisa menularkan percik harapan itu
kepada mereka yang tengah sakit. Memberi semangat untuk terus membangun mimpi. Ada
banyak teman dan beberapa keluargaku yang meninggal meskipun telah menjalani
perawatan, tapi tak sedikit yang sembuh dan hidup normal kembali.
We Hope, I'm Hope |
Aku
ingat, seorang kawan pernah bercerita bahwa ada dokter perempuan yang mengidap
kanker tapi beliau menjadi ketua sebuah organisasi tingkat provinsi. Beliau mengelola
klinik yang tersebar dimana-mana dan selalu membantu kaum dhuafa. See? Tak ada
halangan untuk berbuat kebaikan meskipun dalam kondisi yang bagi orang lain
mungkin mengenaskan.
Mengenaskan?!
Tidak. Tidak ada yang mengenaskan. Tuhan hanya sedang menunjukkan kasih
sayangNya kepada hamba-hamba yang terpilih. Nilainya akan jauh labih tinggi
dari orang yang biasa-biasa saja.
Dan
benar kata Mia: “Karena dimana ada keberanian, disitu ada harapan”.
Seperti
filosofis gelang harapan yang tertulis di website resmi uplek.com
Bermula dari mimpi
dan suatu ‘harapan’ kecil dari beberapa sahabat di bulan Oktober 2014 yang
ingin membangkitkan solidaritas dan budaya menyumbang diantara masyarakat dan
menyebarkan harapan di segala aspek dalam kehidupan melalui sebuah gelang yang
dibuat dari sisa kain designer senior kebanggaan Indonesia, Ghea Panggabean
yaitu Kain Pelangi Jumputan, dan Pelangi adalah simbol dari Harapan.
Terciptalah Gelang Harapan #BraceletofHOPE yang kemudian menjadi suatu ‘Harapan
Besar’ dan Kenyataan karena energi positif dan sambutan dari semua relawan dan
‘Warriors of Hope'(Pejuang Harapan). Gerakan @gelangharapan berkomitmen untuk
terus menyebarkan “Harapan”, berawal khususnya kepada pejuang kanker dan
keluarganya, dan di tahun-tahun mendatang “Harapan” di segala aspek dalam
Kehidupan.
Mendengar
lagu yang dilantunkan oleh RAN sebagai soundtrack film I’m HOPE pun hati
langsung krenyes-krenyes air mata inginnya meleleh dan hidung krembhis-krembis
menahan desakan rasa. Ini lagunya, bisa menamani saat galau atau tengah
kehilangan cahaya. Ehm... jangan lupa berdo’a dan banyak mengingat Tuhan juga
kalau pas hati lagi gundah.
I’M
HOPE, karena hidup sejatinya adalah sebuah harapan.
Lirik Lagu RAN
- Nyanyian Harapan (Ost I Am Hope)
(lirik diambil dari lirik-lagu-global.blogspot.com)
hidup terkadang sulit diterka
akan kemana membawa kita
bila saja segala rencana
berjalan apa adanya
walau tak mudah untuk bertahan
ku menolak kalah oleh keadaan
mesti tiada yang jamin ku di sini
esok masih melihat mentari ooh
harapan takkan mati, ku tak sendiri ooh
percaya dalam gelap
sinar kan menyala, harapan kan ada
berhentilah berputus asa
ku pasti bisa
percaya dalam gelap
harapan kan datang membawakan terang
hidup ini sangat berarti
tak ingin ku berhenti bermimpi
oo selama tali harapan terikat di hati
oo tak akan ku berhenti mengarungi deras hidup ini oo oo
percaya dalam gelap
(sinar kan menyala) sinar kan menyala
(harapan kan ada) harapan kan ada
berhentilah berputus asa, berhentilah berputus asa
percaya dalam gelap
harapan kan datang membawakan terang
hidup ini sangat berarti oh ow
tak ingin ku berhenti bermimpi
percaya dalam gelap sinar kan menyala, harapan kan ada
berhentilah berputus asa, ku yakin pasti bisa ooh
percaya dalam gelap harapan kan datang membawakan terang
hidup ini sangat berarti
marilah kita buat bermakna
walau hidup hanya sementara
ku takkan berhenti (takkan berhenti)
ku tak ingin berhenti bermimpi
(sinar kan menyala, harapan pasti ada
sinar kan menyala, harapan pasti ada)
“PRE
SALE @IAmHopeTheMovie yang akan tayang di bioskop mulai 18 februari 2016.
Dapatkan @GelangHarapan special edition #IAmHope hanya dengan membeli pre sale
ini seharga Rp.150.000,- (untuk 1 gelang & 1 tiket menonton) di http://bit.ly/iamhoperk Dari #BraceletOfHope 100% & sebagian dari profit film
akan disumbangkan untuk yayasan & penderita kanker sekaligus membantu kami
membangun rumah singgah .
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Moga sukses ngontesnya, Rin :D