Di Balik Gurihnya Tahu Petis Yudhistira
Daftar Isi
Silaturrahim
memperluas rejeki, kalimat itu diakui benar oleh Mba Wieke Anggraini, owner Tahu Petis Yudhistira saat berbincang dengan komunitas blogger Gandjel Rel di Outlet Tahu Petis Yudhistira Semarang. Perjuangannya untuk memulai bisnis tahu
petis di ibu kota sangat layak untuk diapresiasi.
Mbak Wieke,
sapaan akrabnya lahir dan besar di Semarang. Setelah lulus menjadi sarjana
ekonomi dari sebuah Universitas swasta ternama di Semarang ia pun berkarir di
Ibu kota. Bertahun-tahun bekerja di bidang marketing dan harus membelah
padatnya arus Jakarta membuatnya berfikir untuk resign, berkeluarga dan memulai usaha sendiri.
Maka tahun 2006
ia memulai membuka usaha kuliner tahu petis di jakarta. Dimulai dengan sebuah
gerobak sederhana dan modal kurang lebih 3 juta rupiah. ia memilih berjualan di
pasar agar low cost untuk operasional
sembari test pasar. Tak lupa ia menyebar brosur iklan gerai tahu petisnya
kepada masyarakat.
Kenapa tahu petis?
pe·tis n makanan yg dibuat dr udang segar yg ditumbuk halus, direbus
dengan air abu merang dan dibumbui, berwarna hitam, kental, dan berbau tajam
(sumber: KBBI online)
Keputusannya
memilih tahu petis sebagai usaha bukanlah tanpa pemikiran mendalam. Ia melihat
sekeliling dan mendapati bahwa Semarang lebih dikenal dengan kota Lunpia atau
Bandeng Presto padahal ada Tahu Petis yang tak kalah nikmatnya, hanya semacam
kalah pamor saja. Maka ia berfikir untuk mengenalkan cita rasa khas Semarang itu
ke Ibu kota, membuat camilan yang biasanya identik dengan kaki lima menjadi
kuliner yang menjangkau hingga papan atas.
Ia pun melakukan
riset dan mengolah petis udang khas Semarang yang cenderung manis menjadi rasa
yang lebih ramah dengan lidah orang kebanyakan tanpa meningalkan rasa khas
Semarang yang manis dan gurih. Percobaan pertamanya adalah pada pertemuan
keluarga besar, mereka yang mencicipi sebagian besar mengatakan enak. Hal
inilah yang makin memantapkan hatinya untuk membuka usaha kuliner tahu petis.
Sedangkan nama Yudhistira diambil dari nama Jalan
tempat tinggalnya semaca kecil yakni di Jalan Yudistira Semarang. Yudistira
atau Yudhistira adalah nawa salah satu tokoh dalam pewayangan Jawa yang memang
dipakai dalam penamaan nama jalan di wilayah tempat tinggalnya. Tagline yang dibuat olehnya pun sangat
menarik yaitu Tahu Petis Yudhistira we serve you Semarang’s unique original recipe.
Mba Wieke dan Tahu Petis |
Setelah melihat
animo masayarakat terhadap tahu petisnya, Wieke berani menyewa tempat selama
satu tahun untuk dibuat outlet. Sasaran
pasarnya memang daerah Jakarta Selatan karena ia tak ingin memiliki workshop yang jauh dari tempat
tinggalnya.
Setelah membuka
outlet pertamanya, tahu petis yudhistira makin meningkat dengan dibukanya
outlet baru di foodcourt Plasa
Indonesia.
Tahun 2008
menjadi turning point bagi perempuan ayu
itu saat ia memenangkan audiisi perempuan wirausaha Femina dan meraih juara
dua. Tawaran liputan dan wawancara berdatangan sehingga menjadi sarana promo
yang sangat menguntungkan. Setelah itu berangsur-angsur Tahu Petis Yudhistira
meroket dan mempunyai outlet di
berbagai tempat dengan sistem franchise.
Sebuah usaha
yang sukses tentu tak luput dari kisah kegagalan. Demikian juga Mbak Wieke, tak
hanya sekali dua kali mengalami kegagalan namun ia terus melangkah dan menjadikan
kegagalan sebagai bumbu perjalanan kesuksesannya.
Tak berhenti
berinovasi, ia mencoba pasar retail dengan membuat tahu petis siap saji tanpa pengawet buatan dalam
kemasan yang bisa disimpan hingga 6 bulan. Jika dulu orang harus mengolah petis
dengan bumbu lainnya, dengan Petis Siap saji Yudhistira ini bisa langsung
dinikmati tanpa ribet dan bisa disimpan di dalam lemari pendingin selama 1-2
bulan setelah dibuka.
Petis ikan instan Yudhistira Dok.pribadi |
Setelah 9 tahun
sukses di Jakarta dan beberapa kota lain, Ibu yang ramah itu pun membuka outlet di tempat asalnya, Semarang. Outlet
di kediaman orangtuanya tersebut dibuat dengan konsep modern minimalis, semi
cafe dan toko oleh-oleh. Tempatnya sejuk dan nyaman, terlebih ada free wifi yang disediakan untuk
pengunjung. Selain menu utama tahu petis, juga tersedia lunpia, tahu bakso
kakap, dan aneka minuman seperti teh tarik, cappuncino, dll dengan harga mulai
Rp.3.000,-/pc. Wajar usaha Mbak Wieke ini berjalan sukses karena rasa
makanannya memang sangat nikmat di lidah. Petisnya tidak membuat eneg, dan tahunya renyah empuk.
Si pemeran utama, tahu petis yang endess _dok.pribadi |
Tersedia juga lumpia dan tahu bakso kakap _dok.pribadi |
Jangan lupa selfie disini dan dapatkan hadiah menarik :) |
Tak kalah dengan
produk lainnya, Tahu Petis Yudhistira pun tersedia di pasar online bahkan termasuk yang pertama
menggunakan cara marketing online yang awalnya lewat salah satu komunitas
online besar di Indonesia. Bisa dilihat di facebook, instagram, twitter dan
web. Jangan lupa, jika berkunjung ke outlet sempatkan untuk selfie dan dapatkan hadiah menarik.
Outlet Tahu Petis Yudhistira Semarang sekaligus menjadi toko oleh-oleh menggandeng produk-produk dari UKM lokal |
Delivery order
pun bisa mencakup beberapa wilayah yang bica ditanyakan ke officialnya. Selain
itu juga bekerjasama dengan layanan ojek online untuk pesan antar makanan. Tak
ada alasan untuk tidak menikmati tahu petis Yudhistira, bukan?!
Ingin Tahu Petis Menjadi Ikon Kota Semarang
Mbak Wieke
berharap makin banyak orang yang menyukai tahu petis dan mencintainya sebagai
warisan budaya leluhur asli Semarang, sehingga tak hanya Semarang kota Lunpia
tetapi juga tahu petis yang menjadi ikon kota Semarang. “Jangan sampai generasi
muda hanya mengenal dan menyukai makanan junkfood
produk Barat, makanan tradisional pun harus dilestarikan untuk mendukung
pariwisata,” imbuhnya.
Salam sukses,
Mba Wieke. Semoga kesuksesanmu mengangkat kuliner tradisional Semarang menjadi
inspirasi bagi calon pengusaha muda Jawa Tengah untuk nguri-uri budaya. Aamiin..
Foto bersama blogger Gandjel Rel dan Mba Wieke |
Tahu
Petis Yudhistira
Jl.
Yudistira No 21 Semarang
Buka
mulai pukul 10.00 – 20.00
Facebook
fanpage: Tahupetisyudhistira
Instagram:
Twitter:
Web: www.tahupetis.com
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
awalnya nggak suka, sekarang sudah sukaa banget
kapan2 mau ke sana, soale kmrn aku ga ikutan ke sana.. hehee