Buat Apa Traveling?
Daftar Isi
Beberapa tahun terakhir, travelling menjadi kebutuhan manusia, menjadi
sebuah lifestyle yang wajib
dianggarkan oleh banyak orang.
Teman-teman juga suka trevaling? Apa sih sebenarnya tujuannya? Sekedar
mengikuti trend, atau malah hanya
untuk pamer-pamer di medos ‘ini lho aku
habis kesini, baru ngetrip ke negara tetangga’ dll?!
Ish! Kalau teman-temanku yang
baik hati dan tidak sombong pasti traveling nggak sekedar itu, ya kan, ya kan?!
sayang lah ya usaha ngumpulin dana dan nyiapin jadwal kalau hanya untuk hal-hal
remeh temeh. Ada banyak nikmat dan manfaat yang bisa kita dapatkan dari jalan-jalan.
Tapi sayang uangnya, pasti mahal
makanya nggak semua orang bisa traveling kan?
Hm.. siapa bilang?
Saya juga belum punya dana untuk jalan-jalan keliling
Indonesia apalagi ke luar negeri. Traveling yang paling kurindukan adalah ke
baitullah (aamiin..) entah kelak bisa dengan haji/umroh reguler atau lewat jalan
lain karena sampai saat ini belum ada bayangannya.
Traveling bagiku tidak harus pergi ke tempat yang jauh. Menjelajah ke
tempat yang dekat dengan berboncengan naik motor pun bisa menjadi moment yang indah.
Sedikit lebih repot memang, tapi bagaimana lagi jika mampunya masih itu? daripada
menunggu punya mobil, kapan dong travelingnya? Mumpung ada waktu, capcuss aja naik motor atau kendaraan
umum. Heheheh.
Kenangan naik Sikunir waktu Hasna umur 5 bulan |
Agar Tak Sekadar Jalan-jalan
Bukannya traveling itu intinya
jalan-jalan? Memang benar tapi bisa kita ciptakan sendiri agar kepergian
kita ke suatu tempat tidak menjadi jalan-jalan saja hatta tujuan utamanya
adalah untuk refreshing.
Selain memperbaiki niat agar tidak untuk pamer dan menuruti gaya hidup,
saat bepergian bisa juga kita gunakan untuk silaturrahim kepada saudara atau
kerabat yang berada di tempat tujuan kita. Jika traveling bersama anak-anak,
unsur edukasi harus selalu diselipkan mengingat mereka adalah pembelajar yang
sangat cerdas.
Sumber: pinterest |
Tidaklah berdiam di tempatnya orang-orang berakal dan beradab, dari
rehatnya dia berpisah dan dari negerinya dia mengasingkan diri.
Berpergianlah, akan kau temukan
pengganti yang telah engkau tinggalkan, berusahalah, sungguh kenikmatan hidup
ada pada kerasnya usaha.
Sungguh aku melihat diamnya air merusakkannya, bila bergerak ia jernih,
bila tak mengalir maka ia tak menyehatkan.
Dan singa yang tak tinggalkan sarangnya takkan memangsa,
Dan panah yang tak terlepas dari busurnya takkan mengena.
Dan matahari yang bertetap pada peredarannya, tentu akan menjemukan
manusia, baik dari ajam maupun arab.
Dan biji emas tak ada bedanya dengan biji tanah saat tercampur di
tempatnya, kayu gaharu terserak di tanah pun serupa dengan kayu bakar.
Bila kau pisahkan biji emas dari tanah, maka mulia dia dan dicari, bila kau
pisahkan kayu gaharu dari kayu bakar, ia akan seharga emas.
(Syair Oleh Imam syafi’i)
Mendekatkan Diri Pada-Nya
Saat pergi ke suatu tempat, pernahkah kita mengagumi dan makin merasa
kecil dihadapan-Nya?
Melihat pemandangan alam yang begitu indah, menikmati sejuknya lambaian
angin di pinggir pantai sambil memandang ombak dan sesekali bermain pasir...
ah, tidak ada yang lebih indah selain bersyukur kepada yang telah menciptakan
semua itu dan memberikan kita kesempatan untuk menikmatinya.
Dari Atas Gedong Songo |
Melatih Fisik
Menjelajah alam pun bisa melatih fisik kita apalagi untuk mencapai suatu
tempat harus dengan melawati jalan terjal berbatu, begitu sampai tempat tujuan
rasanya sangat lega dan nikimat.
Teringat sebuah perjalanan waktu masih pacaran dulu. Sekitar empat bulan
menjelang lima bulan setelah pernikahan dan sedang melewati proses penjajakan
bersama suami, dia mengajak untuk double
date (gayane) dengan seorang
sahabatnya sejak SMA. Kebetulan sahabatnya itu menikah hampir berbarengan
dengan kami, hanya selisih 4 hari dan istrinya pun kukenal.
Masih dengan kondisi hamil trimester pertama, muntah muntah di jalan tapi
tetap semangat untuk menaklukkan puncak Gedong Songo Semarang. Mejelang sore
hari udara cukup sejuk sehingga kami tidak kepanasan. Berjalan pun pelan-pelan
sambil sesekali berhenti untuk melihat pemandangan Ungaran dan sekitarnya di
bawah sana yang terlihat kecil.
Entah kekuatan apa yang membuatku bisa sampai ke candi paling atas
(padahal waktu kuliah dulu gagal naik karena hujan deras). Ehm, tapi sepanjang
jalan sih bergandengan tangan sering istirahat dan pijitan kaki.
Alhamdulillah, setelah ke Candi Gedong songo waktu itu jadi lebih
bersemangat untuk jalan-jalan pagi, ngepel jongkok, dan naik-turun tangga
setelah memasuki trimester ke-dua.
Salut sekali dengan para mom traveler yang mengajak anaknya untuk
menjelajah alam dan mengarungi medan yang tak mudah. Sebuah pembelajaran
langsung yang diberikan agar sikecil dekat dengan alam dan penciptanya.
Mengeratkan Hubungan
Bukan hanya hubungan dalam rumah tangga tetapi juga keluarga, tetangga,
persahabatan, dan lain-lain. Dulu waktu masih kuliah kami mengadakan agenda rihlah atau piknik ke suatu tempat. Tak
sekedar piknik tapi ada masa untuk kontemplasi, fun games, juga berbagai cara
untuk mendekatkan anggota.
Rihlah dan outbond bersama teman-teman kampus |
Kalau lagi stress atau ada masalah sering merasa karena kurang piknik? Bisa
jadi, tapi jangan sampai karena rasa itu jadi tidak bersyukur jika ternyata
belum bisa piknik. Ada banyak cara sederhana untuk membuat kita bahagia dan
tersenyum kan?
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Tapi sekarang udah gak kuat naik motor, anakku umek terus..
Btw, asik banget udah ke dieng, aku pengeenn
Waktu pertama kali abis dateng dari jalan-jalan badan rasanya jadi sakit semua
Tapi sekarang karena udah biasa jadi gak terlalu kerasa capeknya