Ini Alasan Saya Datang Reuni
Daftar Isi
Kalau ditanya seputar reuni, apa yang pertama Kamu ingat?!
- Sekolah
- Masa-masa menggila dengan putih-abu
- Mantan (uhuk!)
- Semuanya
Bukan mau ngadain kuis, ya Temans.. hanya mau bahas seputar reuni aja. Kalau
malas bahas reuni sehubungan dengan seseorang berlabel ‘mantan’ di masa lalu, berarti
kudu #LupakanMantan dulu. Move on, Beib!
Ada sebagian orang yang bersemangat datang ke reuni, ada pula yang malas
atau tidak suka sama sekali menghadirinya. Saya termasuk yang biasa saja,
sedang si Cinta (ish. Tumben pake panggilan ini :P) termasuk yang tidak begitu
suka reuni.
Alasan untuk datang/tidak pun beragam, ya. Mulai dari minder yang
berlebihan, nggak ingin mendapat banyak pertanyaan seputar dirinya, dll. Oia,
ada teman blogger Semarang, Mba Anjar Sundari, yang pernah mengulas tentang
reuni. Waktu saya baca di blognya, asli beneran bikin ngikik dan setuju dengan
apa yang disampaikan beliau. Ada yang datang/tidak karena alasan kesuksesan
karier, penampilan yang berubah, mantan, dll. Bisa dilihat di blognya Mba Anjar
deh ya J
Kalau saya, datang ke sebuah reuni yang pertama saya pertimbangkan adalah WAKTU. Kadang teman kuliah
mengagendakan reuni sembari berbuka bersama saat bukan ramadhan. Bagi saya,
sulit sekali meluangkan waktu untuk acara buka bersama. Jadwal suami yang
selalu padat saat ramadhan, akses mobilitas yang terbatas, juga kesulitan
shalat maghrib dan tarawih di warung makan dll membuat saya mengurungkan niat
untuk datang meskipun ingin sekali bergabung dengan teman-teman kuliah dulu dan
bernostalgia. (hiks. Nangis di pojokan)
Kedua, IZIN SUAMI. Iya dong,
status saya sekarang sudah menjadi istri orang jadi apapun yang kulakukan harus
dengan izinnya. Kalau dulu sih sebelum menikah, jika ada gathering bareng
teman-teman yang penting ada doku, ortu ngizinin, langsung bablas deh
kelayapan. Kalau sekarang, selain harus memastikan anggaran juga perlu izin
suami dan mempertimbangkan si Kecil.
Jika suami mengizinkan (dan bisa menemani) saya pun semangat 45 untuk
hadir. Jika tidak, ya sudah saya (lagi-lagi) cukup menjadi penggembira dan silent reader di grup dunia maya alumni.
Ketiga, MEMUNGKINKAN MEMBAWA ANAK.
Ini pertimbangan penting sekali lho, mengingat si kecil yang sedang
masa-masanya ingin tahu terhadap segala hal. Kalu bisa sih harus nyari info
sebanyak-banyaknya bin detail mengenai tempat acara.
Kebetulan, bulan syawal kemarin, masih dalam suasana idul fitri kami
mengadakan reuni SMA. Reuni yang pembahasannya hampir seperti antara ya dan
tidak. Beberapa personel panitia tinggal di luar kota, sementara reuni akan
diadakan di sekolah, supaya lebih hemat tanpa membayar sewa gedung.
MAN Kalibeber Wonosobo, almamater kami |
Sejek menjelang ramadhan, setelah beberapa orang berkumpul dan
membahasnya, kami pun sepakat jika reuni akan diadakan pada tanggal 5 Syawal, bertepatan
dengan hari Ahad. Panitia teknis pun mulai bergerak. Mengumpulkan data alumni,
membuat undangan, merancang persiapan konsumsi, dll. Terimakasih ya buat tim
rempong yang sudah menyiapkan banyak hal meskipun masih disibukkan dalam
suasana lebaran.
Hari Sabtu setelah mengikuti halal bihalal keluarga, kami meluncur ke
Wonosobo. Paginya, si kecil demam dan kami pun harus izin terlambat. Untunglah setelah
dibujuk-bujuk suami mau juga ikut ke acara sampai selesai. Apalagi ada bulik
Hasna yang ikut menemani dan ingin bernostalgia juga di sekolah. Yup! Kami berempat
sekolah di tempat yang sama :D
Acara yang diadakan di masjid sekolah berjalan lancar, ada sesi ramah tamah
dan anjangsana dengan guru, dengan karyawan dan sesama alumni. Yang paling
asyik selain acara rumpi-rumpi sama yang datang adalah acara makan-makan. Habis
makannya mie ongklok sama Nasi megono lengkap dengan tempe kemulnya. Mantaaab! Apalagi
buat kami yang jarang sekali menemukan makanan khas Wonosobo.
Kenapa saya datang reuni? Yang jelas bukan karena over PD atau apalah-apalah lainnya karena justru saya sering merasa minder di hadapan teman-teman. Ya, saya dan suami punya alasan untuk datang ke acara reuni, diantaranya:
Reuni = Menyambung Silaturrahim
Niat awalnya harus seperti ini, supaya saat datang ke reuni tidak sekedar
temu kangen dengan sesama teman yang telah lama berjauhan.kita juga bisa juga dapat
plus-nya yaitu ibadah (baca: silaturrahim).
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu
yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah
menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (
QS. An-Nisa : 1 )
Tempatnya Memungkinkan
Apalagi sih yang dipikir selain waktu dan tempat? Hehe. Jika waktunya pas
tapi tempatnya jauh di seberang pulau misalnya, tentu saja kami harus
mempertimbangkan banyak hal. Kecuali kalau disediakan tiket PP dan akomodasi
free ya. Wkwkwk
Karena reuni SMA terakhir kami di sekolah yang notabene masih satu
kecamatan dengan saya, saya pun bersemangat untuk berangkat. Terlebih bisa
terjangkau dengan angkutan umum jika suami tidak bisa mengentar.
Barangkali jika tempatnya di restoran/hotel dll, harus ditanyakan dulu
kepada panitia mengenai fasilkitas yang ada di sana. Misalnya mushala untuk
yang muslim, ruang menyusui bagi yang masih memiliki bayi, toilet yang nyaman
dan mudah diakses, dll. Makanan yang dihidangkan pun sebisa mungkin ditanyakan
terutama bagi yang memiliki alergi.
Bernostalgia
Kadang nostalgia itu bikin bahagia lho.. hihi. Mengingat masa-masa
berseragam dan kekonyolan selama di sekolah, atau mengingat prestasi selama di
sekolah pasti mengasyikkan.
Boleh dong sekali-kali mengingat masa lalu, yang penting tidak terpaku dan terjebak sehingga tidak mau menatap masa depan.
Nah, gimana kalu ternyata nostalgianya itu ya sama mahkluk bernama ‘mantan’?
Hm.. hati-hati lho, namanya juga cerita lama bisa banget untuk tumbuh
lagi alias CLBK. Atau bahkan saking bencinya jadi nggak mau bertemu dan
menyambung pertemanan lagi? Jangan sampai ya, nggak baik kan? kalau bertengkar
boleh lah, tapi cukup maksimal 3 hari aja.
Bagaimana Harus Bersikap Jika
Bertemu Mantan Saat Reuni?
Duh, beratnya #MelupakanMantan. Tapi, namanya hidup harus terus berjalan
mau nggak mau kita juga kudu bisa move on dari masa lalu.
Dia Sudah Punya Kehidupan Sendiri, Begitu Juga Kamu
Harus banget diperhatikan nih, kalau misalnya Kamu masih suka mikirn dia,
memangnya Kamu yakin dia juga melakukan hal yang sama? Buang energi kan jadinya
jika kita terus memikirkan sesuatu yang tidak berguna. Padahal di hadapan kita
banyak pekerjaan, banyak agenda yang harus segera digarap.
Jika kamu sudah punya pendamping, maka itulah yang (in Syaa Allah)
terbaik buat Kamu, nggak perlu mikirin dia lagi yang sudah punya ‘kerajaan’
sendiri.
Jangan Menanyakan ‘Kapan Nikah’
Ini berlaku khusus untuk mantan yang belum menikah yes. Nggak enak tahu
ditanyain ‘kapan nikah?’ apalagi sama mantan. Deuh..! lebih baik ngumpet bergelung
di balik selimut daripada harus datang ke reuni jika akhirnya mendapat ‘siksaan
berat’ itu.
Nggak Usah Kepo
Ingin mengetahui segala macam terkait si mantan? Lebih baik jangan deh. Salah-salah
Kamu malah CLBK atau jadi membandingkan pasanganmu dengannya. Daripada bikin
hubungan keluarga merengang, lebih baik tidak usah kepo sama mantan.
Menjaga silaturrahim dan berhubungan baik dengan keluarganya itu boleh
banget, dianjurkan malah (lihat lagi tentang silaturrahim di atas J ) tapi jangan sampai
mengotori hati sendiri atau membuat pasangan si mantan dan pasangan kita jadi
cemburu.
Fyuuh.. nggak enak ya bahas tentang mantan, saya nggak punya deh keknya. Apalagi
mantan teman, jangan sampai deh. Eh ada ding, mantan teman tapi sekarang jadi
suami :P
Intinya sih kalau mau datang ke reuni atau ke manapun kudu hepi, nggak
boleh baper dan dilarang kepo. Niatin buat silaturrahim dan menjalin hubungan
baik dengan teman lama.
Yuk mari, kalau ada reuni lagi, datang yuk..! J
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam