No Need Much Reason to Blogging And I’m Proud to Be a Mom Blogger
Daftar Isi
Berawal dari sebuah percakapan antara suami dan bapak mertua di Selasa
pagi, beberapa waktu silam.
“Mas Adi nggak masuk kerja?” tanya Bapak demi melihat jam dinding
menunjukkan pukul 07.30 tapi suami masih asyik di depan komputer.
Ah ya, di keluarga suami yang hanya ada dua anak laki-laki, panggilan Mas dan Dek ini masih berlaku sampai sekarang untuk kedua bersaudara, suami saya dan adiknya.
Ah ya, di keluarga suami yang hanya ada dua anak laki-laki, panggilan Mas dan Dek ini masih berlaku sampai sekarang untuk kedua bersaudara, suami saya dan adiknya.
“Nggak, hari ini mau nganterin bunda jalan-jalan.”
“Lho...! ko jalan-jalan. Pekerjaan lebih utama bukan?”
“Ini bundanya juga dalam rangka kerja ko Pak. Mas adi kemarin
Sabtu-Ahad masuk terus jadi sengaja ngambil cuti sekali-kali.”
“Oh... gitu, lha bundanya Hasna kerja apa tho sekarang?”
Yah... sayang Hasna keburu memanggil sehingga saya yang sedang ‘menguping’
percakapan mereka jadi harus melarikan diri.
Setelah itu, jadilah kami pergi berlima ke Cimory Bawen dan Umbul
Sidomukti. Tanpa rencana tapi terlaksana dan sukses. Wkwkwkwk.
Apa pasal kami jadi pergi berlima? Ternyata Mbah kakungnya Hasna senang
sekali pergi ke tempat yang bernuansa alam hijau. Pekerjaan beliau di kapal dan
setiap hari berhadapan dengan mesin dan laut biru membuatnya bosan dan jika
waktu libur tiba adalah saatnya untuk refreshing dan beralih sejenak mencari
suasana baru.
Sebenarnya kami (saya dan suami) sudah merencanakan kilat, karena sudah
ada keinginan sejak dulu untuk pergi ke dua tempat itu. Berhubung belum ada
waktu yang pas jadi tertunda. Saat ada kesempatan nggak mau lah menyia-nyiakan,
apalagi suami bilang “Besok kita jadi ke Cimory yuk. Naik
motor ya tapinya.” Nah! Rejeki nomplok ini!
Sampai di Cimory dan memesan makanan, Mbah berdua tak lagi heran saat
sejenak (ehm! Lebih tepatnya lama) saya mengambil foto makanan yang
dihidangkan.
Usut punya usut, rupanya tadi suami bercerita kepada bapak dan ibu mertua
kalau saya sekarang sedang menekuni dunia perblogeran, alias menjadi seorang
blogger.
“Kerjaannya bikin tulisan, liputan, dll. Makanya ini mau
jalan-jalan juga salah satu tujuannya nanti buat ditulis trus dimasukkan blog.
Dapat uangnya nggak langsung dari tulisan yang baru ditayangkan itu sih, tapi
pelan-pelan mulai ada pemasukan. Susah lah kalau dijelaskan detail, nanti biar
dijelaskan sama bundanya saja.”
Kurang lebih begitu yang diceritakan suami kepada kedua orangtua. Iya
sih, saya memang tidak pernah membahas urusan ‘pekerjaan’ ini kepada mereka. Mereka tahunya saat
saya di depan komputer adalah saya sedang bekerja menjadi admin gadungan
di biro penerjemah tersumpah yang dikelola suamiku.
Ibarat seorang anak kecil yang mendapatkan mainan yang diinginkannya,
begitulah rasaku saat itu. Ingin berteriak kencang dan jingkrak-jingkrak kalau tidak mengingat banyaknya
pengunjung yang duduk di kursi resto Cimory.
Meskipun masih sesekali saja ada tawaran job review atau undangan
blogger, tapi saya bangga menjadi
seorang ibu rumah tangga dan seorang blogger. Ya. Sekarang saya tak lagi ragu untuk mengatakan
saya bekerja di rumah, menjadi ibu rumah
tangga dan blogger. Tak lagi ragu untuk menjawab berbagai pertanyaan
selanjutnya, termasuk pernyataan yang dulu terasa menyakitkan semisal 'sayang dong Mba ilmunya nggak dimanfaatkan
karena di rumah saja’
Ups! Asli nggak bermaksud menabuh genderang perang, hanya saja saya
pernah sakit hati disebabkan oleh pertanyaan dan pernyataan serupa. Sekarang?! Woles
saja lah! Kibas jilbab dadah bye bye ala putri Indonesia aja kalo ada
yang nyinyirin.
Kenapa Harus Ngeblog?
Alasan setiap orang berbeda, tapi justru perbedaan itulah yang menjadikan
hidup jadi lebih berwarna. Dan jika diceritakan semua alasan saya ngeblog,
sepertinya bakal bikin mata sepet pedes saking panjangnya postingan. Ntar malah
discrol down langsung deh sama yang baca. Hihi.
Tahun 2009 saya membuat blog, hanya karena penasaran! Sebelumnya seorang
teman menggeret saya untuk menemaninya mengikuti sebuah seminar umum di aula
kampus. Kondisi kuliah kosong menjelang siang, di aula yang panas hanya ada
beberapa kipas angin yang mulai usang, pembicara yang monoton, dan saya
mengantuk! Lengkaplah sudah saya tak memahami apa yang disampaikan oleh
pembicara.
Okelah, saya pernah mengintip-intip akun multiply-nya HTR dan Asma Nadia
karena ada kakak kelas yang membicarakan itu, tapi saya justru membuat blog di
platform blogspot karena (lagi-lagi) ajakan teman yang sudah terlebih dahulu
membuat, dan sedikit bisa mengajari.
Setelah itu blog saya biarkan saja terkena matahari hujan berlumut
berdebu dan terkerubuti sarang laba-laba. Lha saya saja belum tahu bagaimana
caranya posting artikel di sana! Yasalam...! jangan bayangkan saya seperti
mahasiswa sekarang yang selalu update segala hal. Saya hanya anak kampung yang terdampar
di kota dan bisa ngetik pun diajari oleh teman kos dengan komputer pinjaman
juga.
Jika sekarang saya lancar klak-klik keybord adalah karena kebiasaan
semata. Karena hampir setiap hari saya duduk di depan komputer untuk menulis
atau stalking blog dan medsos. Eh.
Tahun 2010 berlalu, blog www.istanarina.blogspot.com
mati suri karena dibiarkan tanpa postingan satu pun. Baru sejak tahun 2011 dan
saya getol sekali mengikuti lomba menulis yang digelar di dunia maya, blog
mulai sedikit-sedikit terisi dengan postingan yang apa-saja-terserah-saya.
Puncaknya, saya mengikuti workshop Blogging with Heart yang diadakan oleh
Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis Semarang pada Bulan November 2014. Sejak itulah
mulai muncul semangat untuk memperbaiki kualitas blog dan menjadikan blog
sebagai sarana untuk self healing. Ehm! Semoga tidak bosan dengan cerita yang
sudah berulang kali saya tulis ini.
Saya Ingin Hidup Saya Bermanfaat
Alasan sederhana tapi berhasil ditanamkan dengan kuat oleh almarhum Mbah
kakung dan bapak tercinta saya. Beliau berdua lah yang selalu mengajarkan untuk
memberikan sesuatu meski hanya seujung kuku. Jika memiliki harta maka dengan
harta, jika tidak maka dengan apapun yang bisa kita sumbangkan. Dengan pikiran,
dengan tenaga, atau dengan ide-ide bahkan dengan do’a-do’a
tersembunyi yang dikirimkan ke langit. Siapa duga jika do’a-do’a
itulah yang menjadi jalan diterimanya amal kita?
Harta belum punya, ilmu masih cethek,
maka saya pilih menjadi blogger saja agar saya bisa berbagi mulai dari apa yang
sara rasakan sampai yang didapat di jalan eh, di mana saja maksudnya.
Saya Butuh Ruang untuk Berekspresi
Saya senang menulis. Ah, kenapa saya harus menegaskan lagi? Bukankah dengan
membuat blog artinya seseorang punya passion di dunia tulis-menulis? Terlepas dari
rajin atau tidak (diih... saya pun belum rajin :P)
Dulu saya menulis lewat diary yang dibuat dari kumpulan kertas bekas dari
sisa buku pelajaran. Makin lama saya makin rajin mengisi diary itu dan sampai
sekarang pun masih punya meskipun jarang sekali terisi. Iya, sekarang curhatnya
beralih ke blog.
Jika ada yang bilang ngeblog itu untuk curhat secara elegan, maka saya
sangat setuju sekali pakai banget! Nggak apa-apa lah sementara ini isi blog
masih banyak menceritakan diri sendiri. Positive
thinking saja semoga curhatan itu
bisa menjadi pelajaran dan bermanfaat bagi orang lain karena setiap kisah itu
unik. Karena hidup masing-masing tak ada yang sama persis meski ada kemiripan.
dan lagi, perempuan memang butuh menumpahkan kata-kata yang bisa mencapai
20.000 kata per hari. So, kalau saya hanya di rumah dan ngomong dengan Hasna
saja, bisa dipastikan akan mudah stress.
Menumpahkan banyak kata di facebook?! Malas sekali karena beberapa waktu
yang lalu dan tidak hanya sekali ada saja pihak-pihak yang bertindak seperti spionage dan ‘melaporkan’
apa saja yang saya bicarakan di FB kepada kedua orangtua yang membuat mereka
khawatir dan negative thinking terhadap saya. Bahasa tulisan memang bisa
diartikan berbeda oleh pembaca, sehingga apa yang saya sampaikan ternyata diterima
dengan salah paham. Untungnya setelah saya konfirmasi ke bapak dan mamak di
kampung, mereka bisa mengerti.
Fyuuuh! Kanapa saya malah jadi
ingat kejadian itu lagi? *SiramEsBucket* sudahlah... skip aja yes!
Kalau mau bercuit-cuit lewat twitter pun saya belum ahli membuat kalimat
singkat yang sarat makna. Jadi, solusinya adalah ngeblog! Sesekali berstatus
panjang di Instagram ga apa-apa lah.. toh nggak semua orang baca caption-nya. Hihi.
Dengan Blogging maka Saya Banyak
Belajar
Saya ingin bisa menelurkan buku solo, maka saya harus lebih banyak
belajar menulis. Dengan blogging dan blog walking saya mendapat ilmu dan
inspirasi dari para penulis ternama yang buku dan tulisannya sudah mejeng
dimana-mana.
Tak hanya itu, saya juga bisa belajar mendidik anak lewat blog niche
parenting, belajar masak, juga belajar lewat setiap kejadian dan curhatan para
blogger di blog mereka.
Saya belajar bagaimana menjadi ibu yang sabar (meski belum lulus) dari
mereka yang diberi amanah anak-anak istimewa, dan lewat mereka yang begitu
lembut bertutur di hadapan buah hatinya. Saya belajar menjadi kuat dari mereka
yang diberi ujian berat dalam hidupnya. Saya belajar untuk terus bertahan meski
hidup yang dijalani tak semudah dan seindah yang dibayangkan. *duh, jadi
mellow*
Duh.. saya jarang blogwalking
*cry* masih keteteran ngatur waktu antara nulis untuk update blog dan kunjungan ke blog teman nih... *curhatlagi*
Ternyata, yang saya dapatkan setelah saya (sok) rajin ngeblog lebih dari
yang diharapkan. Mulai dari pershabatan yang erat dari sesama blogger, sharing
ilmu di grup-grup dan komunitas blogger, sampai dapat materi berupa barang dan uang.
Iya, saya sudah membuktikan apa yang dulu disampaikan oleh Mak Indjul,
yaitu rumus Blogging with heart money will follow. Jangan bayangkan pundi-pundi itu sudah mengalir deras setiap
saat ya. Hihi. Saya tahu jika diibaratkan ini adalah proses perjalanan panjang,
maka saya baru saja melangkah meninggalkan titik keberangkatan. Langkah yang
masih panjang, maka tak perlu terburu-buru meraup apa saja. Masih banyak hal
indah di depan sana meski medan yang dihadapi makin berat. Hanya perlu mata
yang lebih awas menyapu sekeliling, telinga yang lebih banyak mendengar dan tangan
yang lebih terlatih untuk menuliskan setiap hal dan kejadian.
Ah, jadi ngelantur kemana-mana. *maaf ya, Temans*
Yang pasti, terimakasih banyak untuk persahabatan yang indah, seru, dan
penuh warna serupa kembang di taman. Terimakasih untuk ilmu yang tak henti
dibagikan, Terimakasih untuk setiap jawaban dari pertanyaan-pertanyaan,
terimakasih atas semuanya.
Special for Teman-teman di Komunitas Blogger Gandjel Rel Semarang
khususnya dan semua blogger Indonesia umumnya.
Sekali lagi, terimakasih banyak, semoga ‘persaingan’ yang terjadi tidak membuat kita terpecah,
tapi tersatukan.
Happy Bloggers Day, 27th October 2016
Salam blogger Indonesia!
PS: do’akan semoga saya makin lihai menulis dan makin rajin blogging, ya Temans
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Semangat selalu mba, kapan2 main2 lah ke kostku hehehhe
happy blogger day
banyak cerita lah
Selamat hari blogger
Happy national blogging day ya mbak!
Bergabung dengan komunitas sangat menyenangkan ya bisa nambah teman dan ilmu :)
Selamat hari blogger nasional, happy blogging..
Berbagilah walau seujung kuku
Semoga makin jaya ngeblognya ya emak hasna