ENGLISH REVOLUTION: Belajar Bahasa Inggris Secara Cepat, Mudah dan Menyenangkan Ala Desa Bahasa Borobudur
Daftar Isi
Bismillah tawassalna billah,
bismillah tawassalna billah
Bismillah tawakkaltu ‘alallah
Bismillah bismillah bismillah,
Senandung kasidah ‘Bismillah’ sayup-sayup terdengar begitu kami memasuki
area parkir Kedai Tiga Bahasa di Desa Bahasa Magelang tepatnya di Dusun Parakan
Ngargogondo Borobudur Magelang. Lambaian janur kuning di tiang pancang sukses
membuat hati saya bertanya-tanya, apa sedang ada nikahan juga?
“Ooh, beberapa hari yang lalu, ada nikahan di sini,” bagitu jawab Mas
Tepe ketika salah satu dari kami akhirnya bertanya.
Labirin yang 'menyambut' kami di Desa Bahasa Borobudur Dok. Pribadi |
Kami pun meneruskan langkah melewati tangga dan taman labirin untuk sampai
di tempat acara. Rupanya di panggung utama staff Desa Bahasa tengah menyuguhkan
live music dengan perpaduan alat-alat tradisional dan modern. Beragam lagu yang
dilantunkan menghangatkan pagi yang mendung itu, menyusupkan semangat di hati
kami untuk menimba ilmu, English revolution ala Desa bahasa belajar Bahasa
Inggris secara cepat, mudah dan menyenangkan.
Sabtu, 24 September 2016, kami bersiap mendapatkan pengalaman baru dan
berharga di sana.
***
Sekitar pukul 10 WIB kami tiba tadi, setelah perjalanan kurang lebih 4
jam dari Semarang. Sepanjang perjalanan diisi dengan hore-hore ceria anggota
komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis dan Gandjel Rel Semarang berserta beberapa bapak dan anak-anak yang mengiringi.
Mulai dari perkenalan anggota, bagi-bagi doorprize, sampai ‘belajar’
Bahasa Korea di bus cukup membuat kami melupakan penat dan mual perjalanan. Saya
yang duduk berdampingan dengan Mba Vita pun hampir tak berhenti ngobrol apa
saja untuk menghilangkan kantuk. Ya, karena kami mengantuk tapi tak kunjung
bisa tidur meski sudah mencoba memejamkan mata.
Meskipun sempat salah jalan, akhirnya kami bertemu dengan Mas Tepe dari
penerbit Indonesia Tera yang menghubungkan kami dengan Pak Hani, pemilik Desa
Bahasa. Sempat dikira rombongan pengantin saat bis yang kami tumpangi melewati
sebuah rumah dengan janur kuning di halamannya. Seorang bapak tergopoh
menyambut dan bersiap memberi aba-aba untuk parkir. Oh, maaf Pak, kami bukan
rombongan nikahnya. Semoga tidak lama lagi yang ditunggu datang ya.. kasihan
tamu dan pengantinnya kalau menunggu terlalu lama.
***
Masih dengan alunan musik angklung a la Desa Bahasa, yang menurut info
baru terbentuk beberapa bulan yang lalu tapi sudah tampil di Muktamar NU ke 33
di Jombang Jawa Timur. Dua jempol untuk tim angklung Desa Bahasa!
Tak lupa, makanan tradisional pun telah terhidang di hadapan kami, sangat
cocok dengan udara yang sejuk namun suasana yang menghangat karena keramahan
Mr. Hani dan Staff Desa Bahasa.
Book Launching and Signing ‘6 Hari Cas Cis Cus Bahasa Inggris A la Desa
Bahasa Borobudur’
Acara dimulai dengan membaca do’a bersama-sama, dilanjutkan dengan
sambutan dari Penerbit Indonesia Tera, dari Desa Bahasa oleh Mr. Hani, dan perwakilan dari IIDN/Gandjel Rel Mba Dewi
Rieka. Selanjutnya Mr. Hani selalu penulis buku ‘6 Hari Casciscus Bahasa
Inggris Ala Desa Bahasa Borobudur’ menandatangani buku dan menyerahkan buku
secara simbolik kepada ketua IIDN Semarang, Dewi Rieka.
Penyerahan buku secara simbolik setelah ditandatangani Mr. Hani dok. Pribadi |
Buku tersebut pertama kalinya ditandatangani oleh Mr. Hani Sutrisna, lho
Temans. Senang sekali menjadi bagian dari launching
buku bermutu tersebut. Setelah itu masing-masing kami pun mendapat 1 eksemplar
buku for free. Hoho...! Thanks you Mr. Hani, IIDN dan Gandjel Rel!
English Revolution ala Desa Bahasa
Temans, semua pasti setuju kalau Bahasa Inggris itu penting sekali untuk
dikuasai. Mau melamar pekerjaan, daftar pelatihan, mencari beasiswa, dll hampir
dipastikan mensyaratkan lancar berbahasa Inggris written and spoken.
Untuk penguasaan writing,
pendidikan formal yang selama ini kita jalani sedikit banyak sangat membantu. Bagaimana
dengan speaking/conversation? Apakah dengan mengikuti berbagai program dan
pelajaran Bahasa Inggris kita telah fasih casciscus?
Belum! Sayangnya jawaban tersebut yang dilontarkan oleh sebagian besar
orang. Hanya sedikit yang menjawab mereka bisa expert dengan belajar di
sekolah/kuliah saja. Mengapa bisa terjadi? karena Bahasa Inggris yang kita
pelajari masih dalam tataran teori, sementara bahasa itu adalah bagian dari
komunikasi yang sangat menekankan pada tataran praktik.
Coba kita lihat pada diri kita sendiri. Bahasa
Indonesia dan Bahasa Daerah yang kita kuasai, apakah sebanyak kita belajar
bahasa asing? Tidak bukan? Tetapi karena itu adalah bahasa yang diajarkan orang
tua kita sejak bayi (mother tongue) dan kita MENGGUNAKANNYA dalam
kehidupan sehari-hari.
Ini buku saya. Teman-teman ingin punya juga? dok. pribadi |
Untuk itulah Mr. Hani Sutrisno menciptakan English Revolution, yang tertuang dalam
buku “6 Hari Lancar Cas Cis Cus Bahasa
Inggris Ala Desa Bahasa Borobudur” terbitan Indonesia Tera. Buku tersebut
merupakan buku ke-6 beliau yang telah diterbitkan secara nasional oleh penerbit
yang sama. 5 buku lainnya yaitu: “Vocabulary
for Daily Conversation” (2012), “Pintar Jari Tenses: Cara Cepat dan Mudah
menguasai Bahasa Inggris dengan Jari Tangan” (2013), “Fun Vocabulary for Daily Conversation” (2014), “How to Master Vocabulary for Daily
Conversation (2015), “Cepat Kuasai
Kosakata Bahasa Inggris Tanpa Banyak Mikir Ala Desa Bahasa Borobudur”
(2016).
Mr. Hani, sapaan akrab beliau, merupakan salah satu
revolusioner dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Berbagai gagasan dan terobosan
beliau lakukan agar mendapatkan formula tepat untuk belajar secara mudah, cepat
dan menyenangkan. Inilah salah satu alasan beliau bisa diundang dalam acara
Kick Andy pada tahun 2007.
Mr. Madu eh, Mr. Hani keren sangat ya, Temans!
Desa Bahasa Borobudur sejak tahun 2011 telah menjadi rujukan
pembelajaran Bahasa Inggris alternatif berbagai lembaga pendidikan, swasta,
profesional, dan perorangan. Tokoh-tokoh penting seperti Dahlan Iskan, Sandiaga
Uno, dll pernah menyambangi Desa Bahasa dan membuktikan revolusi yang
diciptakan oleh Mr. Hani. Bahkan beliau pun pernah mendapat tawaran kerjasama
dari negara Jepang dan Australia untuk menerapkan metode yang sama di negara
mereka.
Siapakah Mr.
Hani Sutrisno?
Mr. Hani memberikan motivasi dok. pribadi |
Temans, Kamu jadi bertanya-tanya nggak sih, siapakah
Mr. Hani Sutrisno yang sejak tadi berkali-kali disebut?
Beliau dilahirkan di Magelang, 4 Agustus 1974. Suami
dari Ibu Ani Faizah ini telah dikaruniai 1 putri dan 2 putra. Masa kecilnya
dihabiskan di Ngargogondo, desa tempat lahir beliau. Desa ini tertetak tak jauh
dari Candi Borobudur. Hanya dengan menempuh jarak tiga kilometer atau sepuluh
menit dengan kendaraan bermotor kita sudah berada di hadapan candi nan megah
itu.
Maka tak heran jika masa kecil Mr. Hani pun tak lepas
dari keberadaan salah satu candi Budha terbesar di dunia tersebut. Ya, beliau
menjadi pedagang asongan yang menawarkan Post
Card kepada turis asing yang
berkunjung ke sana.
Pengalaman menjadi pedagang asongan yang menawarkan
jualan dengan bahasa seadanya inilah yang menjadi pelecut beliau untuk
menciptakan metode pembelajaran Bahasa Inggris yang mudah, cepat, dan
menyenangkan. FYI, dulu beliau menawarkan dagangan dengan kalimat “Buy me,
buy me, Sir!”.
Sebelum mendirikan Desa Bahasa pada tahun 2008, beliau
telah berpengalaman mengajar Bahasa Inggris mulai dari SD hingga SMA, juga
mengisi pelatihan dan seminar baik untuk pelajar maupun untuk umum.
Berbagai media cetak telah menayangkan profil beliau
dan Desa Bahasa Borobudur yang beliau dirikan. Beliau pun sering diundang untuk
menjadi narasumber dalam acara TV, radio, talkshow,
seminar, dll.
Bersama tim Desa Bahasa Borobudur, Mr. Hani terus
merusaha mengambangkan dan terus berinovasi. Tahun 2017 mereka akan studi
banding ke Tiongkok dan selanjutnya akan menambahkan Bahasa Mandarin dalam
pembelajarannya.
Eh, kalau mau belajar Bahasa Jawa kromo juga bisa lho
di Desa Bahasa.
mejeng dulu ah :D dok. pribadi |
‘Mengintip’
Aktivitas Desa Bahasa Borobudur
Sebelum makan siang, kami diajak untuk berkeliling Desa
Bahasa untuk melihat secara langsung proses pembelajaran yang akan diterima
peserta. Dipandu oleh Mr. Miftah yang ramah kami melewati homestay yang diberinama dengan tumbuhan dan ditempelkan tulisan di
atas pintunya seperti Wortel (Carrot),
Kecambah (Bean Sprout) dll. Di samping homestay
untuk tempat menginap peserta kursus, ada kandang sapi yang juga menjadi bagian
dari Desa Bahasa. untuk apa? Tentu saja untuk praktik Bahasa Inggris sambil
memberi makan sapi. Seru kan?!
Setelah itu kami memasuki office dengan lobi yang di salah satu dindingnya bertuliskan ‘Desa
Bahasa Borobudur’ dan berbagai ornamen unik yang ada di sekitarnya. Tak lupa,
rak buku dan peringatan untuk menggunakan Bahasa Inggris pun tertempel di
dinding.
Masuk ke selasar, ada sekelompok peserta yang tengah
belajar dipandu oleh seorang guru. Kami terpukau dengan metode yang digunakan. Mereka
mengucapkan 16 tenses dengan sangat
cepat, lalu menyebutkan beberapa adjective
(kata sifat) dalam Bahasa Inggris sekaligus artinya dalam Bahasa Indonesia.
Setelah itu membuat kalimat dengan variasi dari tenses. Terakhir sebelum istirahat, semua peserta harus berdiri dan
bergantian mempraktikkan conversation
dengan sesama peserta dan guru.
Asyik sekali belajar seperti itu, bahkan anak-anak
yang turut serta malah asyik duduk dan menirukan gaya mereka belajar.
Tuh, anak-anak aja antusias Dok. Pribadi |
Oia, di Desa Bahasa juga ada pesantren bahasa, dimana setiap
santri diwajibkan untuk belajar agama, menghafal Al-qur’an, juga menguasai
Bahasa Inggris. Pesantren tersebut masih dikhususkan untuk anak laki-laki dan
terbatas bagi masyarakat kurang mampu. Setelah lulus dari pesantren, mereka
akan diberdayakan di Desa Bahasa menjadi pengajar.
Semoga selanjutnya ada pesantren bahasa khusus putri
juga, ya. Aamiin..
Setelah berkeliling, saatnya kami santap siang dengan
menu khusus yang telah disediakan: Mangut
Beong. Beong adalah jenis ikan air tawar yang tidak dibudidayakan, ikan
tersebut hidup di sungai Elo yang berada tak jauh dari sana.
Mari kita makan! Eits! Belum... karena Mr. Miftah belum membolehkan kami
makan sebelum berhasil mempraktikkan beberapa kalimat seputar lunch. Hi Sir, we
are starving!
Akhirnya bisa menikmati makan siang yang lezat setelah dikerjai oleh Mr. Abdul dok. Pribadi |
6 Hari Cas Cis
Cus Bahasa Inggris Ala Desa Bahasa Borobudur
“Sebelum belajar Bahasa Inggris, maka kita perlu
mempunyai tiga modal utama, yaitu Motivasi,
metodologi, dan sistem,” itulah yang disampaikan oleh Mr. Hani sebelum kami
‘mencicipi’ belajar di Desa Bahasa.
Jika kita punya motivasi yang tinggi, maka belajar
sesulit apapun akan kita hadapi. Metodologi dan sistem yang akan menunjang keberhasilan
pembelajaran tersebut. Di Desa Bahasa, dalam paket belajar 6 hari dan 10 hari (holiday program), Mr. Hani telah menjawab tantangan dengan sistem dan
metodologi yang tepat.
Berdo’a, berani,
menghafal dan praktik adalah kuncinya.
Ya, selain berdo’a kepada yang Maha Kuasa agar kita
diberikan kemudahan dalam belajar, motivasi terbesar juga datang dari kita
sendiri.
BERANI! Itu
juga yang dutekankan oleh Mr. Hani. Beliau mencontohkan orang-orang Singapura
yang punya Singapore-English (Singlish)
pun diterima oleh masyarakat Internasional, kenapa kita tidak boleh menggunakan
logat Indonesia? Yang penting adalah KOMUNIKATIF. Tak perlu juga memusingkan
antara BRITISH dan AMERICAN karena akan menambah beban belajar kalau kita terpaku
dengan hal-hal tersebut.
Nah! Coba kita praktikkan membaca TUKIJO TUKU TAHU AND
TEMPE (dengan CUKIJO CUKU CAHU AND CEMPE). Terdengar konyol ya? Tapi kenapa
harus malu jika tujuannya agar lidah kita akrab dengan English pronunciation?
Ih, dulu saya sering menggunakan gaya si Cinca Laua
eh, Cinta Laura maksudanya hanya untuk olok-olok, ternyata ada manfaatnya juga
dalam belajar English.
Setelah itu, cobalah memperbanyak kosa kata lalu
praktik dengan diri sendiri di depan cermin, setelah itu berusaha sebanyak
mungkin melakukan English conversation dengan orang-orang di
rumah, teman, sahabat, dll.
Di Desa Bahasa
Borobudur, cara penyampaian tidak menggunakan rumus-rumus subjek, predikat, dan
onjek, tepati menggunakan pendekatan pembelajaran dengan semangat bahasa
Inggris untuk komunikasi. Hal tersebut membuat para peserta tidak pasif, tidak
membutuhkan waktu lama untuk mahir, dan tidak takut salah (Mr. Hani)
TIDAK TAKUT SALAH. Terkadang kita terpaku dengan
aturan grammar sehingga apa yang
ingin diucapkan terhenti di mulut karena otak mengirim sinyal ragu-ragu antara
benar dan salah. Ini yang sering sekali saya alami. Mungkin berawal dari saat
pertama kali belajar Bahasa Inggris terutama belajar speaking langsung di skak-mat
oleh teman yang diajak bicara. Sebenarnya niatnya baik untuk mengingatkan,
tetapi karena caranya yang kurang baik membuat saya melempem.
Hampir terlambat untuk memperbaiki, tapi setelah
mengikuti sekilas program di Desa Bahasa, saya pun jadi termotivasi kembali
untuk bisa (lagi).
Untuk bagian praktik ini, kami dipandu oleh Mr. Abdul
yang masih muda (eh). Guru-guru di Desa Bahasa memang rata-rata masih muda lho,
dan mereka mengajar orang-orang yang usianya di atas mereka.
I (saya). You (Anda). We (Kita). They
(Mereka). He (Dia laki-laki). She (Dia Perempuan)
Ini dia salah satu cara menghafalkan pronoun (kata ganti) dengan mengucapkan
berkali-kali (drilling) bersamaan
dengan gerakan tangan.
Ingin tahu asyiknya belajar adjective (kata sifat)?
Coba nyanyikan lagu berikut ini dengan nada lagu
‘Tanjung Perak’
I’m Happy you are happy (clap clap clap)
We are happy they are happy (clap clap clap)
He is happy she is happy
He is happy she is happy (clap clap clap)
Lihat juga Video Desa Bahasa dari Indonesia Tera
Bahkan untuk menghafal dan memahami 16 tenses pun hanya butuh waktu kurang dari
10 menit lho. Sangaaaar!
Meski setelah makan sembari menahan kantuk kami dihandle oleh Mr. Abdul, rupanya beliau
berhasil membuat kami tertawa dan semangat, terutama karena takut kena coret
lipstik jika salah. Aw! Kantuk lenyap kalau gini mah!
Begitu selesai belajar pronoun dan adjective
lalu praktik conversation tentang
perkenalan, kami pun diajak ke lapangan yang masih becek sisa hujan.
Mau apa? Serius
nih, mau outbound di tengah lapangan becek gini? Batin saya.
That’s right! Kami dikumpulkan lalu mengikuti game dengan instruksi dari Mr. Miftah.
Jika salah, Mr. Abdul telah siap dengan lipstik di tangan. Saya pun beberapa
kali mendapat coretan lipstik di wajah, karena melakukan kesalahan.
Di sesi ini, kami belajar part of body dengan permainan yang menyenangkan,
juga menegangkan karena takut kena lipstik. Hihi
Terakhir sebelum penutupan, panitia memberikan doorprize untuk kelompok yang
memenangkan games. Kelompok saya
nggak dapat nih, nggak apa-apa deh, dapat ilmu dan kenangannya sudah lebih dari
cukup J
Right! left! right! left! keseruan saat ounbond dok. Archabella |
Tak lupa, kami juga mengisi form undian liburan ke
Singapura yang tersedia di buku “6 Hari Lancar Cas Cis Cus Bahasa Inggris Ala
Desa Bahasa Borobudur”. Doakan saya semoga menjadi salah satu yang beruntung,
Temans. Aamiin...
Mr. Hani pun telah siap membubuhkan tanda tangan di
buku kami. Thanks you very much, Sir!
Buku saya sudah ditandatangani Mr. Hani Mau? ada juga di Gramedia dok. Pribadi |
Acara ditutp dengan prakata dari Mr. Hani dan Mba
Dedew, dilanjutkan dengan pemberian buah tangan dari IIDN & Gandjel Rel.
Dan kami pun pulang ke Semarang dengan semangat
membara untuk meningkatkan skill Bahasa Inggris. Semoga kami selalu komintemn untuk
belajar hingga akhirnya bisa sampai level expert
menguasai bahasa asing. Aamiin..
Thank you very
much, Desa Bahasa Borobudur, Penerbit
Indonesia Tera, IIDN Semarang and
Gandjel Rel.
yang tak pernah ketinggalan: wefie :D dok. Mara |
Oia, ini gambaran untuk paket holiday program (eduwisata) lebih lengkapnya bisa dilihat di www.desa-bahasa.com
sumber: desa bahasa |
Rafting sambil praktik Bahasa Inggris di hari terakhir program dok. Desa bahasa |
Desa Bahasa Borobudur
Parakan ,RT. 02 / 02 Ngargogondo, Borobudur, Magelang,
1. simpati : 0812-1573-2245
2. Xl : 0878-3429-4749 WA
3. Indosat : 0857-1206-9998 WA
Email : desabahasa@gmail.com
Website : http://www.desa-bahasa.com
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Seru bangetttts.
Pingin ikut program 6 harinya ah...someday ..
Seru bangetttts.
Pingin ikut program 6 harinya ah...someday ..
Piknik yang beginian emg eduwisata yaa mba *eh
Pernah lihat bukunya, eh ya pengen punya dong mba :D tenses udah lupa2 inget mbaaa. Aku suka pelajaran bahasa inggris jaman sekolah duluuu