Surat Cinta untuk Samsung Galaxy Tab 3 Lite Kesayangan
Daftar Isi
28 April 2014
Hari itu pertama kali kusentuh lembut kulitmu yang masih mulus. Berbinar
mata ini mengamati setiap lekuk sisimu.
Aku tahu hari itu hari istimewa, hari dimana satu tahun sudah ikatan
janji di hadapan Allah itu terbina. Namun aku pun paham si dia pasti tak mengingat
hari dan tanggalnya, sebagaimana sifat laki-laki pada umumnya.
"Beneran ini buatku?" masih setengah tak percaya aku
memastikan.
"Tentu saja! Kalau nggak mau ya buatku aja lah!" katanya
sembari mengedikkan bahu.
"Ini hadiah anniversary
kita ya?"
"Anniv apaan? Emang tanggal ini ya kita nikahnya?"
Tuh kan... Dia pasti lupa tanggal-tanggal bersejarah. Tak apa, asal tak
lupa statusnya sudah beristri dan beranak satu.
Mengalirlah cerita itu dari bibirnya, bagaimana ia sibuk mencari
informasi seputar harga Samsung Galaxy tablet, supaya mendapatkan spec berkualitas dengan harga miring. Ia pun hunting ke pusat penjualan gadget,
dan betapa hatinya bersorak gembira saat melihat penawaran cashback di salah satu toko.
Dan ia pun jatuh cinta padamu, Samsung Galaxy 3 Lite. Ia menebusmu dengan
potongan harga sampai Rp. 500.000 plus bonus kartu perdana dan micro SD.
"Maaf ya, nggak ada warna putih, tapi itu 'baju' nya putih ko..
Tetap cantik kan?" katanya.
Iya, aku berharap memilikimu dengan warna putih. Tak apalah, sudah lebih
dari cukup untuk hadiah pertamanya itu. Meski berbeda dengan seri sebelum kamu,
Samsung Tab 3 yang dilengkapi dengan kamera depan. Tak apa ya, walaupun tak ada
kenangan selfie denganmu, kamu adalah Gadget
tercanggih yang pernah kupunya. Jangan ditertawakan, Memang kenyataannya
begitu, sebelumnya HP bagiku cukup untuk SMS dan Telepon saja.
Begitu melihatmu, aku langsung jatuh cinta. Cinta pada pandangan pertama!
dan aku menamaimu TABITA.
Setiap hari, kamulah yang menamiku di sela-sela mengurus si Kecil yang lengket
dengan bundanya. Kamu masih ingat bukan? Betapa hati-hatinya aku membuka dan
menyimpanmu, takut tergores apalagi terjatuh di lantai.
Kamu juga yang menemani me time-ku saat si kecil terlelap dan aku
bisa goleran di kasur sembari mencari
hiburan di dunia maya.
“Jangan lupa, dimanfaatkan ya! Buat nulis, buat jualan, dan apa saja yang
bisa membuatmu bahagia...”
Aku masih inget betul kalimat itu, sesaat setelah ia menyerahkanmu
untukku.
Dan benar, aku jadi lebih mudah untuk menulis, bersosialita di
media sosial, mengikuti beberapa grup WhatsApp mulai dari grup ODOJ, parenting,
homeschooling, birthclub, alumni sekolah, teman-teman kos, juga grup-grup
reseller untuk berjualan online.
Mengingat itu, aku membayangkan betapa kamu harus bekerja keras sepanjang
hari. Untungnya saat malam hari aku tak lupa untuk mengistirahatkanmu.
Jika kamu bisa protes, kamu pasti akan berteriak kencang dan memintaku
menghentikan kerja rodi itu.
Benar, saat bersamamu aku sering lupa waktu saking asyiknya ‘berjaga’ di
online shop atau mencari info seputar ASI dan resep MPASI. Untung ada yang
selalu mengingatkan.
Kamu pastinya juga masih ingat dong, foto-foto hasil screenshoot resep MPASI dari grup-grup ASI yang kuikuti di
facebook, yang sebagian diparktikkan sebagian lagi hanya memenuhi memorimu. Semoga
kamu tidak marah soal ini ya...
Agustus 2015,
Saat itu aku membawamu melancong ke Jakarta. Ah, tepatnya bukan melancong
karena hanya menemani suamiku bertugas, dan aku diharapkan bisa membantunya
terjaga dalam perjalanan, menemaninya agar tidak mengantuk dan konsentrasi memegang
kemudi.
Tiba-tiba kamu tak bisa digunakan untuk akses simcard. Oh! Kau tahu
betapa desperate-nya diriku. Tak bisa
cek olshop juga grup-grup yang kuikuti, dan tak bisa membalas pesan dari teman
yang baru saja dikunjungi di Jakarta.
Hampir sebulan aku menginstirahatkanmu, rasanya sepi namun juga damai
dari hiruk pikuk dunia maya.
Tapi aku masih membutuhkanmu, untuk itu kamu harus dirawat inap ke Samsung
canter, rupanya slot simcard-mu
rusak. Salahkan aku, karena seringnya gonta-ganti kartu perdana paket internet demi
berhemat.
Hanya berselang dua hari, kamu sudah kembali ke pelukanku lagi (uhuk!),
tentu dengan merelakan hampir semua foto kenangan dan beberapa materi yang
kusimpan. Tak apa, aku masih bisa mencarinya lagi.
Waktu terus berlalu, dan aku masih setia bersamamu.
Namun semakin lama, kau pun makin renta, tak cukup kuat mengejar berbagai
tuntutanku. Lagi-lagi maafkan aku yang terlalu banyak membabanimu, dan terkadang
memarahimu dengan makian ‘error’ ataupun ‘lemot’. Ah, padahal tak terbilang
jasamu padaku.
September 2016
Maafkan aku, yang makin tak bersabar terhadapmu. Maafkan aku yang selalu
membuatmu kepayahan mengejar beberapa tugas.
Hingga suatu hari, dia yang sebenarnya lebih berhak atasmu memintamu
kembali. Demi membantunya meng-handle
beberapa hal lewat whatssApp dan email. Semoga kau lebih bermanfaat di sana,
dan semoga lebih terawat, karena praktis pekerjaanmu akan jauh berkurang. Tak ada
lagi edit foto, tak ada lagi berasyik-masyuk dengan media sosial, tak ada lagi
obrolan panjang di grup-grup WA dan BBM, apalagi line dan sejenisnya.
Dia hanya butuh WA untuk stand by, berbalas email, dan sesekali membuka
video.
Jauh lebih nyaman bersamanya, bukan?
Selamat tinggal, semoga kamu betah bersamanya. Jangan ngambek-ngambek
lagi ya,
Terimakasih banyak untuk semuanya,
Dariku, yang pernah mencintaimu dan membersamaimu,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
samsung galaxy young, hp itu udah menemani karir saya hingga jauh banget
cuman suatu hari terpaksa harus dijual :( sedih banget kalau ingat :(
Hemm... rasanya tiap gadget punya cerita-cerita yang sangat mengesankan ya Mbak bersama pemiliknya :)