Create Your Travel Video with Smartphone
Daftar Isi
Assalamu'alaikum,
Happy long week end, Temans!
Besok sudah Senin lagi lho, semangat yak!
Saya sih long wiken kemarin nggak kemana-mana, cuma mengikuti beberapa
acara meskipun dalam kondisi drop kena batuk-pilek. Pagi tadi harusnya ada agenda
juga akhirnya izin nggak datang karena masih gliyengan.
Sabtu kemarin bareng teman-teman blogger Semarang menghadiri undangan
Grand Opening Hazotel dan Hazelnut Resto di daerah Banyumanik Semarang. Awalnya
sudah ragu jadi mau datang atau tidak karena kondisi badan yang kurang fit.
Akhirnya memaksakan diri ikut, nebeng Mba Wati (makasih Mba.. Maafkan ada
tragedi pas pulang 😢😢).
Apalagi ingin sekali menimbu ilmu dengan Pak Teguh Sudarisman yang sudah
malang melintang di dunia tulis-menulis dan traveling. Judul workshop-nya
adalah yang kubuat judul: Creating Your Travel Video with Smartphone.
Setelah seremonial Grand Opening hotel dan resto, acara workshop yang
ditunggu pun akhirnya mulai. Temanya sih 'Meet & Greet The Flavor of Retro'
karena nuansa hotel dan resto-nya yang memang retro nan cozy abis! (ssst! Hotel
dan restonya kita bahas lain kali yak. Keburu ilmunya menguap kalau nggak
segera ditulis 😊)
Pak Teguh memulai dengan memperkenalkan diri. Teman-teman blogger
sebagian sih sudah akrab dengan beliau, kalau saya baru sekali ini bertemu dan
ikut workshopnya. Rupanya beliau alumni Undip loh! Masuk kuliah tahun 1987 di
Teknik Kimia (Hellowww! Medio tahun itu diriku baru brojol 😂😂).
Tahun 2007 beliau mulai bekerja di majalah Garuda, sering jalan-jalan dan
semakin banyak berinteraksi dengan travel stories.
Aktivitasnya saat ini mengisi workshop phonevideography di berbagai kota.
Keren ya!
Peserta yang antusias mengikuti workshop videography |
Kenapa lewat smartphone? Karena hampir setiap orang sudah 'ahli'
menggunakannya dan perangkat satu ini pun mudah didapatkan dengan harga sesuai
anggaran pribadi. Dari yang murah sampai yang kelas atas semuanya tersedia.
Mengapa video? karena semua orang suka video!
Benar juga ya. Si Kecil saya yang usianya 3 tahun pun sudah demen
mantengin youtube melihat aneka review mainan anak atau lagu-lagu dan film
animasi anak. Meskipun tetap dibatasi dong karena dia masih butuh banyak hal
selain nonton.
Kalau melihat viewer lagu atau film di youtube ada yang bisa mencapai
ratusan juta bahkan milyaran bukan? Itu menandakan betapa banyaknya orang yang
beralih mencari informasi atau hiburan lewat video. Dan sebagian besar
menikmatinya lewat smartphone/perangkat mobile.
“Rata-rata perhatian manusia hanya 8,25 detik karena itu kita harus bisa
menarik perhatian mereka sejak awal video dan membuat video yang singkat,” ujar
Pak Teguh.
Menurutnya, panjang video sekitar 1 menit terlalu singkat sehingga kurang
bisa memuat fokus cerita. Sedangkan durasi hingga 5 menit terlalu lama dan bisa
membuat bosan penontonnya (ini tidak berlaku untuk youtuber/videographer kelas
kakap yes! Yang vewernya sudah jutaan setiap harinya). Idealnya kita membuat
video dengan durasi sekitar 2-3 menit.
“Video yang kita buat pun cukup fokus ke 1 topik saja dan tidak
bertele-tele. Pastikan juga videonya stabil (tidak goyang-goyang), bisa
disiasati dengan mengambil satu angle dalam beberapa detik lalu berpindah
mencari angle lain selama beberapa detik juga. Baiknya gunakan tripod dan
sejenisnya yang bisa membantu menstabilkan smartphone. Suara juga harus bagus
supaya orang yang melihat video bisa lebih nyaman,” lanjut Pak Teguh.
Sebelum memulai membuat video, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
- Membuat video bukan untuk semua orang, jadi jangan berkecil hati untuk yang belum memiliki passion. Namun terus belajar juga perlu menurut saya. Haha
- Siapkan perangkat keras dan alat-alat untuk syut dan editing
- Siapkan perangkat lunak
- Pelajari perangkat keras dan lunak. So, kita harus paham betul dengan smartphone dan aplikasi yang kita punya
- Pelajari konsep dan teknik syut
- Merencanakan liputan
- Melakukan syut
- Melakukan editing
- Upload ke youtube dan media sosial lain
- Sharing untuk promosi video kita
Nah, panjang banget kan persiapannya? Belum-belum sudah pusing duluan! Hahaha.
Jadi paham sekarang kenapa kalau saya buat video rasanya nggak ada yang
menarik. Sudah ngambil-nya nggak pakai perencanaan, nggak fokus karena semuanya
ingin dimasukkan ke video, belum menguasai betul aplikasinya, endebrebrebre!
Lanjut dulu yuk!
Pak Teguh Sudarisman memegarakan beliau menyiasati agar video stabil dengan bantuan monopod dan mini tripod |
Apa saja perangkat yang kita
butuhkan untuk memproduksi video lewat smartphone?
- Smartphone (wajib! Namanya juga mau membuat video lewat smartphone, ya kan?)
- Tripod (bisa disiasati dengan monopod, steady cam, dll)
- Holder tripod (ini dijual di toko aksesoris smartphone baik online maupun offline, biasa dikenal dengan ‘holder U’) gunanya untuk menyambungkan smartphone dengan tripod.
- Jika teman-teman memiliki tab, tetap bisa memproduksi video sendiri, tinggal sesuaikan holder U-nya dengan ukuran yang cukup besar untuk tab. Umumnya yang tersedia di toko lebih banyak untuk smarphone maksimal 5,5’
- Remote control. Perangkat ini digunakan terutama saat menggunakan high angle, agar tidak ada video yang terbuang gunakan bluetooth remote control untuk memulai dan mengakhiri syut. Untuk beberapa jenis monopod (seperti merk Yunteng *bukanpromo) sudah dilengkapi dengan tombol otomatis ini, sehingga kita tidak perlu membelinya lagi. Kelemahannya, menggunakan monopod yang disambung dengan tripod kecil, sering kurang steady.
- Microphone digunakan saat kita akan menambahkan suara (voice over) ke dalam video yang kita buat. Tanpa menggunakan microphone, suara yang dihasilkan biasanya kurang jernih dan pecah. Selain microphone, bisa memanfaatkan earphone untuk voice over-nya.
“Kita juga perlu belajar bagaimana memulai video agar menarik, bagaimana
mengakhiri, dan bagaimana mengemas ceritanya agar video singkat tapi memuat
dari awal sampai akhir secara jelas,” sambung beliau.
Salah satu menu di Resto Hazelnut yang menjadi objek latihan kami hmm... yummy..! |
Setelah dhuhur kita lanjut lagi belajar mengedit video yang sudah di-take
dengan aplikasi di smartphone. Yang disarankan oleh Pak Teguh adalah aplikasi
power director. Aplikasi ini dipilih karena untuk aplikasi pro, biayanya cukup
murah dan sekali beli, bukan sewa tahunan. Tampilannya pun seperti di dekstop
dan lebih mudah untuk memotong, menambahkan image, lagu, dll.
“Kekurangannya, aplikasi ini masih minim theme yang menarik,” kata Pak
Teguh.
Beruntung saya sudah punya aplikasi Power director sebelumnya karena saat belajar
membuat video ada seorang teman yang menyarankan untuk menggunakan aplikasi tersebut.
Tentu, untuk pemula cukup menggunakan yang free dulu deh, menerima kenyataan
harus ada watermark kemana-mana. Hehehe.
Penambahan musik/image yang menarik bisa kita ambil dari situs penyedia
lagu/gambar free supaya kita tidak menyalahi aturan hal cipta.
Intinya sih, alah bisa karena biasa. Agar bisa membuat video dengan
konten yang menarik dan dilihat banyak orang, kita butuh belajar dan terus
berlatih. Caranya bisa otodidak lewat youtube, ikut komunitas, atau mengikuti
workshop videography.
Ssstt! Tentang aplikasi-nya juga bisa nyari tutorialnya sendiri ya di
youtube. Yang populer dipakai teman-teman sih ada Viva video, kinemaster, sama
filmora go.
Tapi saya malu ih mau drop video latihan kemarin. Biarin ada di instagram
aja deh! Hihi.
Selamat mencoba ya!
Semoga bermanfaat!
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam