5 Sekawan PPT, Sahabat Seru Ngabuburit
Daftar Isi
Bismillahirrahmanirrahim,
Mendapatkan tema #ArisanBlogGandjelRel dari Mba Agustina dan Mba Nurul
tentang Sahabat rasanya jadi melow dan tiba-tiba baper keingat sahabat
seperjuangan di kampus dulu. Jika dikatakan sahabat adalah orang yang paling
dekat dan mengerti kita, rasanya saya hanya punya segelintir sejak saya sekolah
SD. Bukan apa-apa, tapi kadang merasa lebih nyaman untuk bercerita banyak hal
kepada Allah dan diary.
Sahabat adalah dia yang bisa memahami kita, dan kita pun memahaminya. Dia
yang menyimpan rasa kecewanya dengan kita karena menyadari bahwa setiap orang
tak ada yang sempurna. Dia yang dengan tegas menegur saat kita melakukan
kesalahan. Dia yang menasihati baik-baik, tidak menggunjing di belakang,
mendukung saat terpuruk dan mengapresiasi apa yang kita capai. Dia yang tulus berteman,
mendoakan dan merangkul. Juga dia yang mengajak untuk menjadi lebih baik dan
terus lebih baik.
Saat kuliah, di tengah kebingungan karena merasa salah jurusan dan
terpontang-panting mengikuti mata kuliah, saya menemukan seorang sahabat yang
sangat peduli dan selalu menyemangati. Sejak pertama bertemu, langsung jatuh
hati dengan senyum dan penerimaannya yang tulus serta gaya-nya yang sederhana
namun elegan.
Ngomongin seputar sahabat saat bulan ramadhan, tentu nggak jauh-jauh dari
nuansa ngabuburit dan buka bersama alias bukber. Seru banget kan menghabiskan
waktu di sore hari sampai setelah berbuka bersama mereka, apalagi anak kos yang
jauh dari keluarga. Menemukan sahabat rasanya seperti bertemu keluarga di tanah
rantau.
Selain sahabatku yang ini, ada tiga orang lagi yang selalu saling
mendukung. Kami dipertemukan dalam organisasi yang berlanjut ke forum-forum
ilmu atau sekadar jalan santai sepulang kuliah. Lama kelamaan kami menjadi
akrab dan kerap bersama.
Awalnya diantara 5 orang dari kami, saya hanyalah pupuk bawang. Seorang
anak ndeso yang masih gagap tingga di
kota. Gagap organisasi juga gagap mengejar materi kuliah, sementara yang lain adalah
bintangnya sekolah dan telah mengikuti berbagai kegiatan sejak dulu.
Beruntung, perbedaan sifat kami justru melengkapi hari canda tawa haru
biru. Ada si koleris yang tegas, si sangunis yang selalu meramaikan dan
menceriakan setiap pertemuan, juga si melankolis dan si plegmatis diam, sabar
dan sesekali berkomentar menjadi
pelengkapnya.
Persahabatan tanpa konflik? Nonsense!
Sesekali pastilah ada friksi, ada beda pendapat, ada kecewa, ada sakit hati,
ada diam, dan banyak lainnya. tapi kami mencoba memahami bahwa bersahabat dalam
islam itu artinya bersaudara, dan mendahulukan berbaik sangka serta memaafkan
lebih utama daripada mengedepankan ego. Aaah... mendadak kangen dengan mereka
nih, yang dulu selalu seru dan kata adik-adik kelas kami selalu kompak. Hihi. Alhamdulillah...
Nah, saat Ramadhan tiba, biasanya ada bukber dan ngabuburit, kami pun tak
ketinggalan. Yah, anggaplah anak kos itu PPT alias Para Pencari Takjil
(wkwkwkw) meskipun di sekitar kos kami jarang ada masjid yang menyediakan menu
makan besar untuk berbuka puasa.
Biasanya ngabuburit kami padat dengan agenda kajian di kampus, mulai dari
yang diadakan oleh bidang kemuslimahan, syiar, kaderisasi, dan juga forum-forum
rapat. Tentu saja paling semangat jika Rohis Undip mengadakan acara kajian
berlanjut dengan pembagian 1000 nasi kotak. Hihi. Pasti deh semangat banget
buat dapetin kupon-nya, apalagi pembicaranya juga biasanya motivator dan ustadz
yang sudah terkenal. Jika tidak, kami cukup puas berbuka dengan es blewah
buatan teman-teman panitia kajian dan gorengan yang dimakan rebutan. Aih, tentu
saja tangan-tangan yang berebut menandaskan piring berisi gorengan itu yang
jadi kenangan.
Menjelang libur ramadhan, biasanya ada tarling (tarawih keliling) ke
rumah dosen. Kesempatan ini juga tak kami sia-siakan. Kalau yang ini sih bukan
soal makan-makannya, tapi tentang berakrab ria dengan dosen di luar
perkuliahan. Senang lho rasanya bisa mengenal dosen dan keluarganya lalu
sharing banyak hal dan mendapat motivasi.
Oia, ada satu lagi yang dicari PPT seperti kami, yaitu jadwal tarawih
keliling/tarling rektor dan dosen di auditorium Imam Bardjo Undip Pleburan. Saat
ada jadwal tarling di kampus bawah, biasanya info cepat menyebar dan kami pun
bersiap untuk datang. Ba’da maghrib kami menuju auditorium untuk melaksanakan
shalat isya dan tarawih berjamaah. Tak ketinggalan ada kultum dan shalat witir
juga. Namanya acara yang diadakan oleh dosen, snack yang dibagikan pun levelnya
berbeda dengan acara mahasiswa. Hahaha. Biasanya setelah tarling di audit
(sebutan akrab ‘auditorium undip’) kami melanjutkan i’tikaf di Masjid
Baiturrahman Simpang Lima. Snack yang kami dapatkan bisa untuk makan sahur. Ckckckck!
Maklum yes, anak kos ga pernah dapat te ha er. Sesekali kami ngabuburit dan
bukber dengan merogoh kocek sendiri sih, meski jarang-jarang.
Tapi ada satu hal yang membuatku sedih jika mengingat masa lalu bersama
sahabat. Suatu saat kami shalat tarawih di Masjid At-Taqwa RS Roemani, masjid
terdekat dengan kos. Saat itu karena tidak ada sandal yang bisa dipakai, saya pun
meminjam sandal baru milik sahabatku yang baru dibelinya siang itu. Awalnya sih
nggak enak mau pinjam itu, tapi gara-gara nggak ada sandal lain dan si Sahabat
memberi izin, akhirnya kupakai juga sandalnya. Saat masuk masjid, firasat tak
enak muncul tapi berhasil kuabaikan. Tarawih berjalan lancar, tapi begitu
kultum dan witir usai dan kami bersiap pulang sandal baru itu telah raib,
berganti dengan sandal jepit swallow biru. Huwaaaa....!! bayangkan saja rasanya...
terlebih saat itu kiriman dari orang tua sedang seret.
Saya tahu dia kecewa dengan sandal barunya yang hilang itu, tapi dia
hanya diam dan mengatakan ‘Nggak apa-apa, belum rejeki. Nggak usah repot-repot
buat gantiin juga ya’. Duh, rasanya makin pengen nangis saat dia mengatakan
begitu. Dia tahu, saya sedang tidak ada uang karena sebelumnya pernah curhat
belum bisa bayar SPP untuk semester depan yang tinggal beberapa pekan lagi. Hiks.
Sekarang hanya bisa berdoa untuknya yang nun jauh di sana, semoga kesabarannya,
‘kebawelan’ nya mengingatkan dan menyemangatiku, dan segala yang dilakukannya
mendapat balasan terbaik dari Allah. Aamiin...
Beruntung sekali mendapatkan sahabat seperti mereka, yang rajin
berinteraksi dengan Al-Qur’an (salah satu dari mereka sudah hafidzah sekarang,
seorang lagi sedang proses menghafalkan Al-Qur’an, dan yang lain insyaAllah
terus berproses juga. Aamiin..)
Oia, kalau milih tempat ngabuburit, buat kami yang penting adalah:
- Di masjid atau dekat dengan masjid/ akses mudah untuk shalat maghrib
- Bersama dengan sahabat
- Jika di warung makan, harganya ramah dengan kantong
- Mudah dijangkau dengan angkutan umum (anak kos nggak punya kendaraan pribadi)
Hm.. yang paling penting beberapa hal itu sih untuk menentukan ngabuburit,
palingan jika ada selera individu yang disepakati oleh semuanya, ya hayuk
lanjut aja.
Kalau kalian, suka ngabuburit bareng sahabat kemana, Temans?
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Persahabatan yang pasti tidak pernah terlupakan ya mbak, semoga akan terjalin selamanya aamiin..
Saya bisa ngerasain deh mbak waktu pinjam sandal baru kemudian tertukar (atau sengaja ditukar?), pasti sangat jengkel, marah tapi pasrah ya. Masih mending kalau punya sendiri, hehe.. untung sahabat tsb baik ya mbak :)
Energi positifnya ikutan ke kitanya juga. Temen kampusku juga ada beberapa penghafal alQuran mba, akunya jadi keikutan nambah ilmunya. karena semangat mereka.