7 Tips Agar Berhasil Melalui Persalinan VBAC
Daftar Isi
Assalamu'alaikum,
Temans.
Bagi
seorang perempuan, persalinan bisa menjadi hal yang traumatis. Namun tak jarang
yang tetap berjuang dan melalui semua masa dari hamil-melahirkan-membesarkan
anak meskipun semuanya tak mudah.
Pernah
mendengar celutukan 'Nggak bosan hamil dan melahirkan, Bu? Rajin banget!"
Bagi
saya, justru orang-orang seperti itu sangat keren karena nggak takut punya anak
banyak dan sabar sekali dengan segala rasa yang mengiringi masa kehamilan dan
melahirkan.
Bagi
mereka yang mendapat kesempatan untuk melahirkan pervaginam (normal) dari anak
pertama hingga anak bungsu, bersyukurlah. Dan bagi yang harus menjalani operasi
caesar pun tetap harus bersyukur karena ikhtiar operasi tersebut adalah upanya
penyelamatan ibu dan bayi.
Alhamdulillah
baru-baru ini saya merasakan persalinan pervaginam. Praktis saya telah
merasakan persalinan SC untuk anak pertama dan normal untuk anak kedua.
Mana
yang lebih enak? Hm.. Dua-duanya tentu menimbulkan rasa sakit karena itu hal
alami. Namun saya akui persalinan normal jauh lebih cepat pemulihannya
dibanding persalinan SC. Jika tak ada masalah, cukup observasi 24 jam di
RS, ibu dan bayi sudah diperbolehkan
pulang. Jika operasi SC, minimal harus berada di RS selama 3 hari.
Rasanya
sungguh amazing! Dan bagi saya,
persalinan normal justru tidak menimbulkan trauma meskipun rasanya saat
gelombang cinta (baca: kontraksi) datang sampai menunggu bukaan lengkap itu
sungguh 'sedap bin nikmat'.
Temans
ada yang sedang ikhtiar melahirkan VBAC juga? Semoga pengalaman saya ini
bermanfaat dan menambah semangat ya!
Dan
inilah tips yang saya praktikkan dan juga saya kumpulkan berdasarkan sharing
dengan Teman-teman yang berhasil VBAC sebelum saya.
1. 'Merayu' Allah
Hampir
semua teman saya yang berhasil melalui persalinan VBAC, menjawab hal senada
saat saya minta sharing-nya.
"Saya
sampai nangis-nangis berdo'a setiap habis shalat, Mba."
"Jangan
sampai meninggalkan Qiyamullail setiap hari, Mba."
"Pokoknya
kencengin doanya deh!"
Dan
kalimat-kalimat lain yang hampir sama.
Kenapa
harus? Karena bagi Allah, Kun fayakun!
Dia
lah yang punya kuasa atas diri kita. Pernah dengar tentang 'The Power of Du'a?'
semacam itulah, karena lewat doa-doa itu kita 'merayu' Allah.
Bisa
jadi telah divonis harus SC ternyata bayinya bisa lahir spontan tepat di hari
yang sudah dijadwalkan dokter untuk tindakan. Atau bisa juga semuanya berjalan
lancar dan normal ternyata ada hal yang membuatnya harus berakhir di kamar operasi.
Jika ikhtiar telah dilakukan, maka melahirkan SC atau normal adalah 'rezeki'
yang harus diterima.
2. Yakin Dan Mensugesti Diri Sendiri
Bisa Melahirkan Normal
Saya
selalu mengingat pelajaran dan motivasi yang dibangun oleh instruktur senam
hamil di RS. Roemani. Senam yang diperuntukkan bagi ibu hamil 7 bulan ke atas
ini dipandu oleh Bidan Naning, bidan senior di BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan
Anak) Roemani.
Sebelum
memulai senam, beliau selalu mengawali dengan memperkenalkan diri karena selain
peserta senam lama, selalu ada peserta baru di tiap pekannya. Setelah
memperkenalkan diri, beliau melanjutkan dengan membuat 'kesepakatan' dengan
peserta bahwa semua setuju dan percaya untuk melahirkan normal. Urusan jika
kelak harus SC diserahkan kepada Allah dan ahlinya (baca: dokter).
Beliau
mengibaratkan buah mangga, yang jika sudah masanya untuk matang maka jika tidak
dipetik dia akan jatuh sendiri. Begitu pula kehamilan, jika sudah masanya maka
si bayi di dalam rahim akan mencari jalannya sendiri, akan lahir sendiri
kecuali dalam kasus tertentu.
"90%
perempuan bisa melahirkan normal, karena itu alamiah. Jadi tidak perlu
merisaukan nanti saya bisa normal atau tidak. Yakin dan percaya insyaAllah saya
bisa melahirkan normal!" kata beliau menyemangati.
3. Ikut Senam Hamil
Saat
hamil anak pertama, saya ingin mengikuti senam hamil. Namun hasil sharing dengan beberapa teman, mereka
mengatakan senam hamil tidak begitu penting,
tak banyak manfaatnya maka saya pun urung mengikuti senam hamil.
Saya
baru mengikuti senam hamil saat kehamilan kedua ini sudah memasuki 7 bulan dan
dr. P 'mewajibkan' saya untuk bergabung senam hamil Roemani.
Bersyukur
sekali menjadi bagian dari keluarga senam hamil Roemani, karena selain mendapat
banyak ilmu seputar kehamilan, menyusui, dan bayi kami juga mendapat banyak
teman. Selain itu bisa konsultasi gratis dan sering dapat merchandise jika ada sponsor saat edukasi setelah senam penting *haha.
Tujuan
senam hamil adalah untuk melatih otot-otot yang berhubungan dengan persalinan
supaya lebih lentur. Jika otot lentur maka saat menjelang persalinan tidak lagi
'kaget' dan kaku. Ini termasuk otot bagian dubur sehingga bisa mengurangi
risiko terkena wasir setelah proses melahirkan.
Kami
diajarkan untuk melatih otot kaki, perut, area dubur, dll. Dan yang tak kalah
penting adalah belajar beberapa posisi mengejan serta cara mengejan yang benar.
Jadi, siap untuk senam hamil?
Jika
memungkinkan, berlatih yoga dan pilates juga akan sangat berguna.
4. Menjaga Asupan Makanan agar BBJ
Tidak Besar
Ibu
hamil diet? Bukannya bumil harus banyak makan agar nutrisi bayinya terjaga? Saya
pernah mengucapkan kalimat senada saat seorang teman bercerita diminta diet
oleh dokternya. Dan ternyata, saya sendiri harus mengalaminya.
Ini
yang harus dipahami bersama. Diet-nya bumil itu adalah diet dari asupan
karbohidrat dan gula. Kenapa? Agar bayinya tidak terlalu besar. Bagi yang tidak
ada riwayat SC pun, melahirkan bayi dengan BBJ besar tentu lebih berat bukan? Jadi
biar di dalam kecil, gedein pas sudah
lahir saja.
Banyak
dokter yang menyarankan jika ingin VBAC maka BBJ tidak boleh lebih dari BBJ
persalinan sebelumnya. Meskipun pada
beberapa kasus BBJ besar tidak masalah, namun secara umum akan meringankan
faktor risiko jika BBJ lebih kecil. Kasihan rahim yang sudah ada bekas
sayatannya jika mengembang terlalu besar dan terlalu kencang mengejan.
Mengurangi
asupan karbohidrat dan gula ini dimulai sejak trimester 3, dan menggantinya
dengan memperbanyak konsumsi makanan berprotein tinggi terutama protein hewani.
Jadi harap bersabar dan hati-hati bagi yang suka ngemil roti, dan makanan manis
(ehm, itu sih saya 😅). Tenang, tetap kenyang ko makan lauk protein tinggi tanpa
nasi/karbo lain. Misalnya pagi sarapan 2 butir telur rebus, siang makan 2
potong ayam, malam 2 potong daging sapi, dengan selingan buah yang tidak
mengandung banyak gula.
Saat
hamil anak pertama dulu pun saya diingatkan bidan untuk tidak banyak makan nasi/roti
dan karbo lainnya saat masuk trimester 3. Padahal saat itu saya paling doyan
ngemil roti, eskrim dan coklat. Lahir Hasna dengan BBJ 3,3.
Alhamdulillah
saat ikhtiar VBAC dengan diet karbo-gula, si bayi lahir dengan bobot 2,9 kg.
5. Menjaga Agar tidak Terjadi Kasus
Ketuban Pecah Dini (KPD)
Untuk
riwayat sectio karena KPD, dokter dan bidan selalu menyarankan untuk
berhati-hati jangan sampai terjadi hal yang sama lagi.
Bagaimana
supaya bisa mencegah KPD? Yaitu dengan banyak minum, tidak menahan pipis, dan
menjaga kebersihan area V.
Dengan
banyak minum akan membuat ibu hamil sering buang air kecil, hal ini baik untuk
pergantian cairan di kandung kemih. Maka saat ingin pipis jangan sampai
ditahan-tahan. Jika terlalu sering menahan pipis, risiko terkena ISK (Infeksi
Saluran Kemih) semakin besar, urin akan menjadi pekat, mengandung bakteri dan
bakteri tersebut bisa naik ke rahim yang menyebabkan ketuban pecah.
Kebersihan
area V juga harus dijaga dengan sering berganti celana dalam dan menggunakan
celana dalam yang menyerap keringat.
Bidan
juga pernah mengingatkan untuk berhati-hati (maaf) saat berhubungan suami-istri
agar tidak menekan rahim dan menyebabkan KPD.
6. Rajin Berjalan Kaki
Berjalan
kaki juga merupakan saran dari dr. P dan bidan N. Jika Teman-teman
membaca buku KIA (buku pink-nya bumil) pasti juga mendapatkan informasi bahwa
sebaiknya bumil rajin berjalan kaki 30-60 menit setiap hari.
Baiknya,
berjalan kaki setelah matahari terbit sehingga lebih sehat. Para calon bapak
harus siap menemani istrinya jalan-jalan ya, supaya ada teman ngobrol selama
berjalan kaki.
Saya
termasuk yang kadang malas untuk jalan kaki pagi apalagi tidak ditemani.
Beruntung setelah mendapat 'wejangan' dari dokter, justru suami saya yang
paling rajin menyeret-nyeret untuk jalan kaki di pagi hari.
Alhamdulillah
bermanfaat juga buat suami karena katanya setelah tiap pagi menemani jalan kaki
badan jadi lebih enteng dan fresh. Oia,
sejak 2 pekan sebelum HPL saya bahkan jalan kaki tiap pagi dan sore.
Siap,
Temans?
Dengan
memperbanyak jalan kaki akan membantu janin di dalam perut berada pada posisi
siap melahirkan (kepala di bawah dan masuk panggul).
Dulu
saya malah mendapat info menjelang melahirkan sebaiknya jalan kaki dan
naik/turun tangga, dan ini saya praktikkan saat menjelang kelahiran Hasna. Rupanya
hal tersebut kurang tepat, karena justru dengan banyak naik/turun tangga,
posisi kepala bayi yang sudah di 'jalannya' akan goyah lagi.
Jadi
paling baik adalah jalan, sujud, dan jongkok-berdiri.
7. Rutin Bersujud dan Jongkok-Berdiri
Sujudnya
yang seperti apa sih?
Kehamilan
pertama dulu saya sering diingatkan oleh bidan untuk memperbanyak sujud. Jadi
saya sujud seperti sujud saat shalat. Ternyata, untuk membantu mendorong janin
agar masuk panggul, sujudnya berbeda dengan saat shalat (Meskipun sujud saat
shalat juga membantu sekali lho!)
Jadi,
posisi sujudnya dengan meletakkan telapak tangan sejajar dengan telinga, lalu
turunkan dada hingga menyentuh lantai/alas sujud, dan naikkan pinggul
semampunya.
Hm.. Kalau nggak ikut senam hamil saya nggak tahu
sujud yang benar untuk bumil seperti itu. Sujud seperti ini bisa dilakukan
rutin setiap setelah shalat.
Selain
sujud, berlatih jongkok-berdiri juga sangat bermanfaat.
Caranya
dengan mengempiskan perut, menarik otot area dubur (seperti senam kegel), lalu jongkok perlahan-lahan
sampai hitungan kurang lebih 10-15. Setelah itu naik perlahan dan lakukan kembali
gerakan jongkok-berdiri. Gerakan perlahan saat jongkok itulah yang akan
membantu mendorong janin masuk panggul. Jika melakukan gerakan ini jangan lupa
pegangan ya, pegangan suami/meja/kursi atau apa saja yang kuat.
Tips
ini berdasarkan pengalaman saya, ya
Temans. Bisa jadi orang lain mengalami hal yang berbeda. Namun begitu semoga
bermanfaat bagi yang sedang ikhtiar untuk persalinan VBAC.
Jangan lupa untuk selalu mencari informasi dan sharing dengan ibu yang punya pengalaman VBAC juga. Ada banyak grup Facebook yang bisa menjadi tempat sharing atau bertukar pengalaman dan informasi seputar VBAC. Jadi nggak perlu galau dan tetap semangat ya!
Baca: Pengalaman Melahirkan VBAC
Jangan lupa untuk selalu mencari informasi dan sharing dengan ibu yang punya pengalaman VBAC juga. Ada banyak grup Facebook yang bisa menjadi tempat sharing atau bertukar pengalaman dan informasi seputar VBAC. Jadi nggak perlu galau dan tetap semangat ya!
Baca: Pengalaman Melahirkan VBAC
Banyak
faktor yang memengaruhi seperti ketebalan rahim, kondisi bekas jahitan,
besarnya bayi, dll. Tapi yang jelas, takdir itu ada di ujung ikhtiar. Urusan
kelak berhasil VBAC atau kembali ditakdirkan untuk SC adalah hak prerogatif
Allah, tugas kita hanya untuk ikhtiar dan 'merayu'Nya.
Semoga
bermanfaat dan terus semangat!
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
saya juga lahiran pertama sc, sedang ikhtiar smoga bisa VBAC juga .
Saya juga di Semarang, mau cari informasi ttg dr atau rs Yg pro VBAC.
sehat2 ya si balita^^
y yakin ga ada yg mustahil mnurut Allah.
Doain ya smua...smoga ank ketiga aq ni bs vbac...ank prtma q trlahir normal 2.6 ank kedua ku prss sc bb 3kg...skrg aq lg hamil anak ke 3 usia kndungan 2blan stgh...dgn jarak anak kdua 3th stgh...smga aq brhasil normal kmbali ya...sangat memotivasi skli mbaa...mksh