5 Tips Mengajarkan Anak Berhijab Sejak Dini
Daftar Isi
“Katakanlah kepada
wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau
putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra
saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S An-Nur:
31)
Assalamu'alaikum, Temans.
Tentunya sudah hafal sekali ya, dengan ayat di atas. Ayat AlQuran yang
berisi perintah bagi setiap muslimah untuk menutup aurat/mengenakan hijab.
Selain ayat tersebut, masih ada beberapa perintah untuk berhijab yang tertuang
di dalam kitab suci AL-Quran.
Oke, sebelum memulai pembahasan panjangnya, mohon dimaklumi jika saya
menggunakan kata hijab/jilbab untuk menyebutkan khimar. Intinya adalah saya
menggunakan kata-kata tersebut yang merujuk pada 'kerudung'. Supaya tidak
memicu perdebatan, karena istilah-istilah itu memang sebenarnya memiliki arti
yang berbeda. Berhubung di masyarakat lebih umum menggunakan
hijab/jilbab/kerudung jadi saya memilih menggunakan istilah ini supaya lebih
akrab.
Berhijab yang merupakan kewajiban bagi setiap muslimah sebaiknya diajarkan
sejak dini. Agar ketika anak telah baligh dan kewajiban-kewajiban telah melekat
pada dirinya, ia telah memahami dan merasa nyaman dengan jilbab yang setiap
hari ia kenakan.
Bagaimana tips/cara efektif mengajarkan suapaya anak mau berhijab? Yuk,
simak satu persatu.
1. Bunda dan Perempuan di
Sekitarnya Berhijab
Keteladanan adalah cara paling efektif untuk mengajari anak kecil. Apa
yang dia lihat, apa yang dia dengar itulah yang terekam dalam otaknya. Jika
ingin mengajarkan anaknya berhijab, maka terlebih dahulu bunda dan perempuan di
sekitarnya berhijab.
Seperti halnya bapak saya yang dulu tidak pernah menyuruh anak-anaknya
shalat dhuha. Yang beliau lakukan adalah sesering mungkin terlihat aktivitas
shalat dhuha saat anak-anak masih di rumah. Sehingga lambat laun terbentuk
dalam pikiran kami bahwa shalat dhuha itu ibadah yang penting sekali karena
bapak melakukannya setiap hari.
Dalam urusan berjilbab pun bapak tidak pernah menyuruh. Yang beliau
lakukan justru melarang saya mengenakan pakaian minim dan ketat. Beliau selalu
berpesan jika memakai celana panjang, pakailah atasan yang menutupi pant*t,
syukur-syukur panjangnya melebihi lutut. Lalu beliau menyekolahkan anak-anaknya
di sekolah islam yang notabene wajib berjilbab. Dari pembiasaan itulah menjadi
kebiasaan bagi kami, seiring perjalanan waktu kami pun memahami bahwa berjilbab
itu wajib, bukan perintah bapak tapi perintah Allah.
2. Pilih Model Hijab yang Lucu dan
Warna yang Menarik
Anak-anak umumnya menyukai warna-warna cerah, terutama anak kecil yang belum
memasuki usia sekolah. Selain menyenangkan anak, warna cerah juga memberi kesan
ceria bagi anak. Model jilbab anak yang lucu dan menarik dengan tambahan
karakter, bunga, nama, dll juga bisa menjadi pilihan agar anak tertarik
berhijab.
Saat akan memulai mengajarkan berhijab pada anak, saya diuntungkan dengan
dia yang tidak mau dipakaikan topi sejak bayi. Karena itulah jika akan keluar
rumah saya selalu memakaikan jilbab, untuk melindungi kepalanya dan sekaligus
mengajarkan berjilbab sedini mungkin. Waktu itu saya hanya memilih jilbab
berdasarkan bahannya saja, supaya nyaman dikenakan bayi.
Setelah beranjak besar, saya pun mulai membelikan jilbab dengan model
lucu seperti berbentuk karakter ikan, kucing, aneka profesi, dll. Lama kelamaan
dia bisa memilih sendiri dan sekarang lebih suka dengan jilbab simpel dan
warnanya pun hampir semuanya dipilih. Malah cenderung menyukai warna yang
kalem.
3. Pilih Bahan yang Nyaman
Bagi saya, bahan jilbab yang nyaman itu penting sekali. Hidup di daerah
yang panas membuat tantangan berjilbab lebih berat. Baru sebentar sudah terasa
gerah, kepala berkeringan dan gatal, rambut terasa lepek, dan keringat mengucur
di dahi dan leher. Untuk itu penting sekali memilih bahan yang nyaman, adem,
dan menyerap keringat supaya bisa menetralisir udara yang panas. Meskipun tetap
terasa panas, setidaknya tidak terlalu.
Baru-baru ini saya menemukan jilbab ZAWAYA yang menyediakan produk jilbab untuk anak dan dewasa dari berbagai
bahan. Melihat modelnya yang menarik dan bahannya yang berkualitas saya pun
tertarik untuk mencoba.
Untuk saya, ada daily khimar dari bahan double PE. Saya lebih banyak
beraktivitas di rumah sehingga khimar daily dengan bahan double PE ini memang
lebih pas. Bahannya lembut, adem, nyaman dan yang penting tidak ngeplak saat
dipakai. Iya, saya risih memakai jilbab dari bahan hyget karena biasanya
membantuk di dada. Saya masih punya sih jilbab bahan hyget, hanya saja sekarang
mengurangi pemakaian terutama saat pergi dan beraktivitas dengan banyak orang.
Sekarang pilihannya jatuh ke bahan-bahan yang tidak ngeplak di badan, salah
satunya bahan double PE.
Daily khimar by Zawaya, bahan double PE |
Daily khimar Zawaya model
Mariah ini sangat simpel dan mudah dikenakan. Tinggal 'slup', dan pasang
talinya. Pad-nya pun pas sekali di
wajah, menggunakan pad semi antem (anti tembem) yang membuat wajah bulat-lebar
saya terlihat lebih tirus.
Pilihan warnanya sangat beragam, lho Temans. Saya mengenakan size XL dan
pas sekali bagi saya, tidak terlalu lebar dan tidak kekecilan.
Untuk jilbab anak, saya pilih model formal agar bisa dikenakan juga untuk
sekolah. Anak pertama saya sekolah PAUD di dekat rumah namun tidak ada seragam
dari sekolahnya sehingga harus memilih sendiri pakaian sekolah.
Khimar anak formal, bahan Diamond Italiano |
Jilbab anak formal Zawaya terbuat dari bahan Diamond Italiano. Bahan ini
teksturnya seperti kulit jeruk, tebal tapi nggak kaku (lentur), stretch, nggak
gampang kusut, jatuh, adem dan nyaman banget dipakainya.
Apalagi di dalamnya juga diberi furing, jadi makin nyaman dipakai. Tapi
rambut anak saya memang tipe yang licin sekali, sehingga mencoba berbagai model
dan bahan jilbab pun selalu rambutnya keluar-keluar. Apalagi saat pulang
sekolah atau setelah berjilbab cukup lama. Yah, namanya anak-anak dan belum mau
pakai dalaman jilbab/ciput, jadi gitu deh!
Warna hitam untuk anak?!
Kenapa nggak?! Saya juga ingin couple-an
sama dia. Kalau takut terlalu gelap, padukan dengan warna cerah. Kebetulan saya
sudah punya jilbab warna hitam dan ada gamis couple dengan si Kakak dengan warna pastel. Cocok deh! Aih, tapi
belum ada moment buat pakai gamis couple-an lagi sama dia. Hihi. Apalagi sekarang dia lebih suka warna kalem,
jadi emaknya bebas mau ngasih warna apa. Hehe. Palingan dapat komentar 'Ini
jilbab Kakak warnanya sama kaya bunda!'.
Bagaimana Temans? Sudah menemukan jilbab yang pas di @zawayaagen? Kalau
belum, boleh banget tuh kepoin terus. Hehe.
4. Pahamkan dengan Cerita dan Buku
yang Menarik
Lewat buku dan cerita, kita bisa menanamkan nilai-nilai kepada anak.
Karena otaknya masih seperti kaset kosong yang siap merekam berbagai hal, maka
nilai-nilai itu harus dimasukkan ke dalam otaknya. Terlebih lewat buku dengan
ilustrasi yang menarik, ia akan paham bahwa berjilbab itu wajib, menutup aurat
juga wajib, dll.
Apatah saat merasa gerah ia langsung melepas jilbab (dan serta merta
melemparnya) tentu dimaklumi karena masih anak-anak, masih belajar dan terus
berproses. Pun sebenarnya belum ada kewajiban yang memgikat dirinya.
5. Sering Mengajak Anak
Berinteraksi dengan Sesama Hijaber Cilik
Terdengar seperti sosialita? Hehe
Saya selalu mengajak anak ke manapun saya pergi selama belum disapih.
Sehingga setiap saya ada agenda 'melingkar' sepekan sekali, ada kajian bersama
komunitas, kopdar dengan teman-teman blogger, dll selalu ada dia bersama saya.
Saat acara, terutama saat bertemu dengan teman-teman yang juga mengenakan
jilbab, biasanya dia tidak langsung melepas jilbab saat kegerahan. Ia akan
mengamati sekelilingnya dan tetap berjilbab karena melihat teman yang lain pun
berjilbab. Meski kadang langsung dibuka juga sih, anak-anak banget gitu loh!
Dengan bertemu banyak teman yang juga mengenakan jilbab, ia akan
merasakan bahwa dia tidak sendiri, ada banyak teman yang seperti dirinya.
Oia, barangkali masih penasaran sama Zawaya Hijab, sini-sini saya bisikin
supaya makin jatuh cinta sama si Zawaya.
Zawaya hijab adalah produk lokal dari Bandung. Untuk dewasa, ada 27 model
hijab dengan lebih dari 50 pilihan warna. Ada model formal dan model daily
hijab, jadi kita bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Untuk sebagian model bisa request bentuk pad dan tersedia juga
purdah/cadar. Bahan yang digunakan adalah bahan double FE untuk model daily
khimar dan bahan Diamond italiano untuk model formal.
Saya naksir berat sama pashmina instan pad-nya. Pashmina 2 lubang pastinya lebih praktis, bahan tidak
menerawang, adem, dan warnanya beragam. Nah, jadi malah kepikiran beli pashmina
deh.. *liriktumpukanjilbabdilemari *harus1 in 1 out ntar lah ya, kalau ada acara
formal sepertinya penting juga beli pashmina instan itu. Hihi.
Teman-teman yang masih penasaran bisa langsung ke sini ya:
Instagram :
http://www.instagram.com/zawayaagen
WA :
089675062628 (( http://zawaya.id/wa/AgenZawayaCimahi
))
Line :
risdamay15
BBM :
D485D099
Semoga bermanfaat,
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam