7 Oleh-oleh Khas Wonosobo yang Wajib Dibawa Pulang
Daftar Isi
Dieng, adalah tempat wisata di Jawa Tengah yang sejak beberapa tahun
terakhir menjadi tujuan wisata favorit terutama di Pulau Jawa. Setiap tahun,
wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan Dieng Plateu semakin bertambah. Hal
ini bisa terlihat dari panjangnya kemacetan terutama saat musim liburan. Orang berbondong-bondong
menuju Dieng dan sekitarnya untuk menikmati keindahan alam maupun belajar sejarah,
budaya, juga pengetahuan terutama mengenai gunung vulkanik, kawah, dll.
Pergi ke tempat wisata tentu belum lengkap tanpa membawa buah tangan
untuk keluarga, tetangga maupun sahabat. Selain tersohor dengan Mie Ongklok-nya,
Kabupaten Wonosobo juga memiliki makanan atau oleh-oleh khas yang diminati
wisatawan. Beberapa oleh-oleh khas Wonosobo yang sayang untuk dilewatkan
diantaranya:
Carica in syrup aka manisan carica |
1. Olahan Carica
Carica (Baca: Karika) adalah kerabat pepaya yang hanya tumbuh di 3
tempat, salah satunya di Dieng. Memiliki kedekatan dengan pepaya baik
tanamannya maupun buahnya. Dulunya, carica hanya dikonsumsi selaput bijinya. Caranya
yaitu dengan membelah buah carica, mengulum bijinya lalu membuangnya setelah
tidak lagi ada rasanya. Daging buah carica tidak digunakan sama sekali dan
kebanyakan petani membabat pohon carica karena dianggap mengganggu.
Pohon carica hampir mirip dengan pohon pepaya pada umumnya, hanya saja batangnya
lebih kecil, ukuran pohonnya lebih pendek (berkisar 1-2 meter), dan memiliki
banyak cabang. Buah carica menempel di batangnya persis seperti buah pepaya. Sedangkan
bentuk buahnya lebih bergelombang hampir menyerupai belimbing.
Warna buah yang sudah masak dan baik untuk diolah adalah yang berwarna
hijau kekuningan. Dalam kondisi ini, warna dagingnya kuning cerah namun tidak
terlalu empuk. Buah carica memiliki manfaat yang sangat banyak untuk kesehatan,
diantaranya mengandung serat tinggi, vitamin C, vitamin A, papain, dll.
Saat ini, carica menjadi komoditas utama di Wonosobo. Ratusan UKM
tersebar di sana memperoduksi olahan carica terutama manisan (carica in syrup).
Selain dimanfaatkan sebagai manisan, carica juga diolah menjadi selai, dodol, manisan
kering, keripik, dll.
Mudah sekali mendapatkan olahan carica karena setiap toko oleh-oleh pasti
menyediakan si bintang panggung ini. jadi, pastikan Teman-teman membawa manisan
carica setelah berkunjung ke Dieng, Wonosobo dan sekitarnya.
Sebaiknya pilih manisan carica yang tidak mengandung bahan pengawet dan
menggunakan gula asli, tanpa pemanis buatan, juga tidak mengandung pewarna. Tanyakan
saja kepada penjual merk manisan carica yang memenuhi kriteria tersebut. Namun,
harga manisan carica seperti itu biasanya lebih mahal dibanding carica yang
menggunakan pemanis buatan, pewarna dan pengawet.
Selanjutnya, pilih cup manisan carica yang tidak cacat. Jika cacat/rusak,
akan menyebabkan tutup cup menggembung dan isinya rusak/busuk. Ini terjadi karena
kesalahan saat pengemasan/pengawetan dengan pasteurisasi.
Opak Singkong |
2. Opak Singkong
Sentra pengrajin opak Singkong Wonosobo ada di wilayah Sapuran dan
Kalibeber Mojotengah. Sama-sama olahan singkong namun berbeda daerah berbeda
pula cita rasanya. Opak singkong Sapuran terkenal dengan ‘Opak Ilat’ (Ilat= lidah, b.Jawa) karena bentuknya yang memanjang
seperti lidah. Rasanya empuk dan saat makan ingin terus menikmati sebelum habis
setoples besar. *ups
Sedangkan opak singkong Kalibeber berbetuk segiempat atau bulat. Selain warna
putih alami dari singkong, ada variasi opak warna hijau yaitu dengan tambahan
daun kucai yang memang disukai masyarakat Wonosobo untuk membuat berbagai
olahan makanan, diantaranya Mie Ongklok dan Tempe Kemul serta Geblek.
Macam-macam sebutan opak singkong ini, mulai dari Opak Ilat, Opak Ijo,
Opak Kalibeber, sampai Opak dolar karena dibuat bulat kecil-kecil seperti koin.
Nasi jagung Instan |
3. Nasi Jagung dan Tiwul Instan
Bagi warga Wonosobo, Banjarnegara, Purworejo dan sekitarnya nasi jagung
dan tiwul tak asing lagi dikonsumsi masyarakat. Umumnya masyarakat mengonsumsi
nasi jagung karena lebih mengenyangkan dan konon lebih awet kenyangnya. Terlebih
di daerah yang hasil pertaniannya berupa jagung, bukan padi. Sedangkan tiwul
adalah olahan singkong yang juga berfungsi sebagai substitusi beras.
Beruntunglah ada yang kreatif menjual nasi jagung dan tiwul instan ini.
sebenarnya di Wonosobo bukanlah hal baru. Di beberapa pasar ada penjual nasi
jagung instan (oyek) dan tiwul. Pembeli tinggal mengukusnya jika akan
mengkonsumsi.
Dulunya, cara ini adalah cara praktis agar bisa masak nasi jagung tanpa
melalui proses panjang dari awalnya. Karena ribetnya cara memasak nasi jagung,
jadilah masyarakat menyimpan nasi jagung setengah matang (belum dikukus sampai
terakhir kali pengukusan). Caranya dengan menjemurnya di bawah sinar matahari
hingga kering. Setelah kering, nasi jagung yang disebut oyek ini bisa disimpan
selama kurang lebih sebulan. Memang rasanya tak lagi sama dengan nasi jagung
yang langsung diproses dari biji jagung hingga siap dikonsumsi, namun cukup
untuk mengobati lidah yang kangen dengan masakan kampung halaman. Juga untuk
mereka yang penasaran dengan nasi jagung.
Opak Ketan |
4. Opak Ketan
Sesuai dengan namanya, opak ketan terbuat dari beras ketan. Beras ketan
dimasak dengan campuran kelapa parut dan garam untuk menghasilkan rasa gurih. Setelah
diproses hingga menjadi lembaran, adonan opak kemudian dijemur hingga kering. Setelah
itu, opak akan dibakar dan siap dinikmati dengan aroma khas dan rasanya yang
sangat gurih.
Terkadang tersedia juga opak ketan yang masih mentah sehingga bisa
dinikmati dengan cara digoreng. Meski rasanya tak kalah gurih, namun opak ketan
bakar lebih terasa nikmat dan otentik.
5. Manisan dan Keripik Salak
Kecamatan Sukoharjo dan Bawang adalah kecamatan termuda di Wonosobo,
dimana penghasilan utama masyarakatnya dari berkebun salak. Saat ini, salak
pondoh tak hanya dinikmati sebagai buah saja namun juga dijadikan berbagai
macam olahan seperti manisan, keripik, dodol, dll. Bahkan biji salak pun dibuat
inovasi menjadi kopi biji salak. Selamat menikmati!
petos |
6. Petos (Tempe Kemul Atos) aka
Keripik Tempe Kemul
Petos merupakan inovasi dari kuliner tempe kemul yang melegenda. Jika sebelumnya
tempe kemul hanya bisa dinikmati langsung dan lebih nikmat dimakan saat masih
panas, petos bisa dijadikan oleh-oleh karena kering.
Bentuknya tak ubahnya tempe kemul dalam bentuk kecil mirip seperti
keripik tempe pada umumny, hanya saja tepungnya diberi warna kuning khas tempe
kemul dengan tambahan irisan daun kucai. Untuk teman makan bakso, mie ayam atau
mie ongklok, tentu mantabs sekali.
Keripik jamur kancing |
7. Keripik Jamur Kancing dan Jamur
Tiram
Seperti carica, dulunya jamur kancing hanya diolah oleh perusahaan
makanan PT. Dieng Djaya untuk dibuat jamur kalengan dan diekspor. Setelah perusahaan
ini gulung tikar, masyarakat terutama mantan karyawannya mulai membuat olahan
carica dan jamur kancing. Produk yang dulunya eksklusif dan hanya untuk ekspor
menjadi familiar di masyarakat.
Olahan jamur kancing yang sangat khas Wonosobo adalah keripik jamur
kancing rasa paru. Oleh-oleh khas wonosobo ini juga bisa ditemui di semua toko
oleh-oleh di sepanjang jalan Wonosobo-Dieng atau di pusat oleh-oleh lainnya.
Selain jamur kancing, kini jamur tiram pun populer dibudidaya oleh
masyarakat Wonosobo. Sehingga olahan keripik jamur tiram pun menjadi pilihan
yang tak kalah menarik dan lezat untuk dijadikan buah tangan selepas berwisata
di Wonosobo.
Sebenarnya, masih ada makanan khas Wonosobo lainnya seperti purwoceng, grubi,
keripik kentang, klethuk (seperti
cimol namun keras dan rasanya khas tempe kemul), keripik talas (yang di
wonosobo disebut sunda/busil), dll.
Pokoknya, makanan khas Wonosobo itu lezat, nikmat dan ngangenin. Tidak percaya?
Buktikan sendiri.
Salam,
Semoga bermanfaat
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Penasaran dengan tiwul instan. Saya suka tiwul, dulu banyak dijual di pasar tradisional tapi sekarang sudah jarang meskipun tidak hilang sama sekali..
Jamur kancing juga suka dan itu sangat langka sekarang ya mbak. Dulu suka titip teman waktu mudik ke Wonosobo :)