Gerakan Membuat Ecobrick untuk Menyulap Sampah Plastik Menjadi Benda Artistik
Daftar Isi
Ecobricks untuk dijadikan meja dan kursi credit ecobricks(dot)org |
Ecobrick sebagai Solusi Sampah Plastik
“Orang resikan (rapi dan sangat suka kebersihan, tidak tahan dengan
suasana kotor/tidak rapi, Jawa_red) belum tentu dia ramah lingkungan, karena
setiap produksi sampah selalu dianggap sebagai sampah, tidak terpikir untuk
reduce, reuse, recycle,” ujar ibu Ika Yudha sore itu.
Saya bersama teman saya Febi tergelak mendengar ucapan Bu Ika, dan
membenarkan beliau dalam hati.
“Saya selalu menjawab begitu ketika orang-orang mengatakan rumah saya
kotor, banyak sampah.” Lanjut beliau masih dengan gaya humoris-nya.
Beliau adalah Ika Yudha Kurniasari, SKM yang akrab disapa Ika Yudha. Saya
memanggilnya Bu Ika Yudha. Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip ini
mengaku sejak dulu senang ‘nyusuh’
(mengumpulkan barang-barang tak terpakai) dan memanfaatkan berbagai barang tersebut
untuk dijadikan barang bermanfaat.
Kecintaan dan keprihatinan beliau terhadap lingkungan mendorongnya untuk
membuat kreasi berbagai macam barang dari sampah plastik. Dan sekarang, beliau
memiliki bank sampah bernama Bank Sampah
Resik Becik di Cokrokembang, Krobokan Kecamatan Semarang Barat.
Baru-baru ini beliau mengikuti pelatihan pembuatan ecobrick. Training yang beliau ikuti diisi langsung oleh founder ecobricks.org, Mr. Russel Maier
dari Kanada. Dalam pelatihan berbahasa Inggris tersebut, istri Mr.Russel yang orang
Indonesia berperan menjadi penerjemahnya.
keren! ecobrick dijadikan dekorasi pelaminan credit: berita kita (dot)com |
Oia, sebelum membahas lebih lanjut tentang ecobrick, ada yang tahu apa
itu ecobrick? Seperti namanya, ecobrick adalah bata ramah lingkungan yang
dibuat dari sampah plastik.
Sebegaimana kita ketahui, hampir semua sampah plastik tidak bisa
diuraikan oleh mikroorganisme sehingga akan mengotori bumi hingga ratusan tahun
ke depan. Bagaimana nasib bumi kita tercinta jika kondisi seperti ini
berlangsung terus-menerus?
Belum lagi kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan
bahkan ke saluran air dan menyebabkan banjir makin parah di mana-mana. Belum lagi masalah sampah di TPA (Tempat Pembuangan sampah Akhir) yang belum juga ditemukan solusinya. Belakangan juga menjadi penyebab rusaknya ekosistem dan tempat wisata,
Pastinya kita juga telah mendengar berita tentang banyaknya sampah
plastik yang terbawa arus hingga terkumpul di pantai di Bali dan Lombok. Miris bukan?
Tempat wisata tersohor di dunia tetapi menjadi darurat sampah karena kurangnya kesadaran
masyarakat maupun wisatawan untuk mengelola sampah.
Bu Ika bersemangat mengikuti pelatihan membuat ecobrick karena meskipun
memiliki bank sampah dan membuat kreasi dari sampah, tetap belum bisa zero waste. Ada saja potongan kemasan
tak terpakai, bekas sedotan, merk air mineral yang tak bisa dimanfaatkan, dll.
Lalu setelah mengikuti pelatihan, beliau pun mengajarkan bagaimana cara
membuat ecobrick kepada anak-anak sekolah, tetangga, orangtua, dll. Ecobrick bisa
dibuat oleh siapa saja dari anak-anak sampai orang dewasa.
Kelihatannya, kegiatan ini sepele namun ternyata butuh kesabaran dan
ketelatenan.
“Waktu mengikuti pelatihan, saya pikir ngapain pelatihan seperti ini harus
dilaksanakan selama 2 hari? Kan tinggal masukin plastik saja. eh, ternyata
butuh konsentrasi dan ketelitian serta kesabaran juga sehingga bisa membuat ecobrick
yang pas, keras dan bisa set saat
dibuat berbagai barang,” lanjut Bu Ika sambil tertawa mengingat saat pelatihan.
Saya pun senyum dikulum, karena saat melihat tumpukan ecobrick di meja bank
sampah Resik Becik, saya membatin cara membuatnya pasti gampang. Eh iya betul
gampang, tapi harus sabar.
Bagaimana Cara Membuat Ecobrick?
Pertama, siapkan berbagai
macam plastik baik plastik kresek, kemasan, sedotal, dll. Pastikan semuanya
kering, tidak mengandung air sama sekali.
Kedua, pilih botol plastik (misalnya
kemasan air mineral). Akan lebih ideal jika kita membuat ecobrick bersama
komunitas dengan bekas botol minuman bermerk sama sehingga jika kita akan
memanfaatkan ecobrick tersebut untuk outdoor
project (misalnya dibuat bangku taman) akan lebih mudah karena sudah
seragam.
Umumnya trainer mencontohkan untuk membuat dengan botol di bawah atau
sama dengan 600ml. Untuk botol yang lebih besar akan membutuhkan lebih banyak
plastik dan lebih lama pembuatannya.
Pilih plastik dan pastikan dalam keadaan kering credit: ecobricks(dot)org |
Ketiga, siapkan tongkat kecil
untuk mendorong plastik ke dalam botol. Pilih tongkat kecil yang paling nyaman,
misalnya terbuat dari kayu atau bambu. Ukurannya pun bisa menyesuaikan dengan tinggi
botol.
Karena saya menemukan ada stick drum di rumah, maka saya manfaatkan saja stick
drum itu untuk membuatnya.
Keempat, pastikan tidak ada
logam, kertas, gelas, dan plastik bio-degradable
(plastik yang bisa terurai). Keempat macam barang tersebut masih bisa
dimanfaatkan untuk keperluan lain.
Kelima, mulailah dengan
menambahkan plastik berwarna. Plastik berwarna ini akan memberikan warna yang
artistik saat ecobrick ‘dibangun’. Tambahkan plastik berwarna sekitar 1-2cm. Selanjutnya,
masukkan plastik sesuka hati.
Keenam, mulailah untuk
mendorong plastik-plastik tersebut dengan tongkat kecil. Pastikan benar-benar
mampat tetapi jagan terlalu keras karena jika terlalu keras akan merusak botol
plastik dan sampah plastik kembali berhamburan. Tak apa-apa karena itu tandanya
botol plastik tersebut kurang kuat. Carilah botol yang lebih kuat dan buat
ecobrick lagi.
Terus isikan plastik, dan untuk plastik yang terlalu besar bisa kita
gunting menjadi potongan kecil terlebih dahulu. Lalu saat sampai di tengah,
pilihlah palstik yang terang (putih misalnya) agar kita bisa membubuhkan nama
dan data di ecobrick yang telah dibuat tersebut.
Ketujuh, timbanglah ecobrick
yang telah dibuat. Rata-rata untuk botol 600 ml adalah 200 gram dan 500 gram untuk
botol 1,5 liter.
Setelah itu, kita bisa tergabung dengan komunitas ecobrick dunia dengan
mendaftar melalui facebook atau email. Lalu terus membuat ecobrick dan kampanye
kepada orang-orang.
log gobrick sumber: ecobricks (dot)org |
(Lebih lengkap dan jelasnya bisa dilihat di How to make ecobricks )
Aiih! Seru sekali bukan? Apalagi mendengar cerita Bu Ika Yudha yang
ekspresif itu.
Saya pun tergerak untuk ikut memulai membuat ecobrick sendiri di rumah. Kebetulan
sedang berniat untuk membereskan kamar dan pasti ada sampah plastik yang
terkumpul semena-mena di kamar.
Sebagaimana prinsip mengatasi sampah dengan reduce, reuse, recycle, cara ini adalah untuk mengunci sampah
plastik yang tak terdegradasi. Pemanfaatan ecobrick bisa menjadi bahan bangunan
meskipun masih dikaji lagi karena jika menggunakan semen, suatu saat ecobrcik
akan hancur dan plastik kembali berhamburan.
Selain itu, bisa dimanfaatkan menjadi bangku taman dengan bentuk-bentuk
yang unik, untuk dekorasi taman, dinding, dll.
Bu Ika Yudha tengah mengajarkan cara membuat ecobrick kepada anak-anak |
Yuk, Temans! mulai bikin ecobrick. Nanti deh ya, saya pamerin kalau sudah
jadi, mueheheh. Oia, kalau pensaran lebih banyak bisa
inti-intip web ecobrick. Namun meskipun ada solusi 3R untuk sampah plastik termasuk pembuatan ecobrick ini, sebaiknya kita tetap mengurangi dan menghindari penggunaan plastik sekali pakai supaya sampahnya tidak semakin menumpuk.
Kemarin saya juga dapat info ada pelatihan gratis di PT. Marimas untuk 40 orang
dan dilaksanakan rutin setiap Sabtu. Asyik
tuh kalau teman-teman komunitas mau mengambil peluang. Nah, kalau personal bisa
‘berguru’ sama bu Ika Yudha di Bank Sampah Resik Becik.
Bank Sampah Resik Becik (Ika Yudha
Kurniasari)
Jl. Cokrokembang No 11 Krobokan
Semarang Barat
Semoga bermanfaat,
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Btw, saya baru tau ttg ecobrick ini mbak. Tfs. Boleh juga ini saya coba di rumah. Buat kerjaan tambahan biar rumah beranjak rapi 😄
Semangaaat....!
(Gambar jempol)
potongan sisanya bisa buat ecobrick, tambahin jenis plastik mie/snack yg biasa dibeli dirumah dg begitu sampah rumah tangga semakin sedikit, sisa kulit-mengulit/tulang menulang/makanan sisa yg cepat jadi tanah
Terimakasih atas info nya semoga makin banyak orang yg peduli & melakukan aksi terhadap lingkungan
🍥🍥🍥
Thanks yaa mbak infonya, bermanfaat sekali ^^
Meminimalisir sampah, menciptakan manfaat :D