Buka Puasa Bersama Berfaedah di Negeri Seribu Pura
Daftar Isi
Buka puasa cuma wacana forever?
Alhamdulillah saya nggak, hehe. baru puasa hari ke-4 kami sudah buka
bersama yang isi acaranya ‘daging’ banget.
Buka puasa bersama atau yang biasa dikenal dengan istilah bukber tentu
tak asing lagi bagi kita ya. Mulai dari buka bersama alumni SD, sampai kuliah,
bukber gank, komunitas, RT, keluarga, dan sebagainya. Memang sih, seringkali
acara ini bernasib sama seperti reuni, yang sering dibahas tapi
eksekusinyaentah kapan. Masing-masing anggota telah sibuk dengan aktivitasnya
dan kendala jarak membuat semuanya merasa cukup dengan berkomunikasi via WAG.
Saya pun seringkali maju mundur ketika akan mengikuti bukber. Berbagai
pertimbangan dipikirkan terutama tentang rempongnya membawa #DuoKurnia yang aktif
ke tempat acara. Bisa-bisa sebelum maghrib malah sudah lemes duluan ngikutin
polahnya si Kakak.
Alhamdulillah, bapak dan ibu mertua masih di sini sehingga ketika ada
undangan bukber saya bisa ngintil suami
(tentu saja tetap gendong baby Salsa)berangkat
kerja dan pulangnya naik taksi online.
Buka bersama ini sebenarnya buka bersama yang diadakan oleh komunitas mahasiswa
muslimah Bali. Berhubung saya kenal dengan salah seorang pembicaranya, maka
saya pun bersemangat untuk datang. Kapan lagi dong, Emak-emak datang ke acara
mahasiswa! Biar berasa muda lagi, gitu. trus nostalgia juga dengan aktivitas
saat masih berstatus mahasiswa.
Acara yang berlangsung di kampus STIKI Indonesia Denpasar ini dihadiri
kurang lebih 100 mahasiswa muslimah dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Masya
Allah melihat antusias mereka menghadiri acara itu. Mahasiswa yang sudah
berkeluarga pun tak segan membawa bayi-nya ke acara.
Secara umum, semangat keislaman di Pulau Dewata ini memang cukup tinggi. Mungkin
karena menjadi minoritas sehingga saat menemukan komunitas yang sevisi, rasa
memiliki dan kekeluargaannya sangat kental.
Beberapa kali saya berkesempatan datang ke masjid besar di sekitar
Denpasar, jama’ah salat selalu berjubel, bahkan jamaah salat subuh pun selalu
ramai. Jangan tanya saat Ramadan ini ya. Saya niat awalnya mau ikut ke masjid
bawa bayi, tapi informasi dari si Ayah jamaah perempuan juga berjubel dan
banyak yang mendapat tempat di area parkir. Saya pun urung ikut tarawih ke
masjid dari hari pertama Ramadan. Semoga besok-besok ada kesempatan jamaah di
masjid. Aamiin..
Penampilan tim nasyid Mutiara Squad |
Kembali lagi ke bukber berfaedah di kampus STIKI Indonesia, ya.
Acara ini mengusung tema Do the best and be the best kalau
komunitas mahasiwa muslimahnya sih menyebut dirinya Moslem Girl
Squad.
Hihi. Mau saingan sama girl squad yang onoh ya Mbak? *ups.
Acara dibuka oleh MC, Mba Henny Dwi Yanuari. Mba Henny menyapa para
muslimah yang hadir dengan semangat membara dan mengajak semuanya untuk
meneriakkan yel-yel. Setelah dibuka, dilanjutkan dengan haflah alias hiburan
dari tim Nasyid Mutiara Squad. Keren asli penampilannya. Mereka membawakan 3
lagu yang bertema Ayah, Ibu, dan satu lagu fenomenal ‘Sang Murabbi’ yang bikin
mewek. Mereka sukses membuat para peserta terbawa suasana.
Habis nasyid lanjut ke agenda tilawah individu. Ini nih salah satu yang
saya bilang acaranya ‘daging’ banget. Karena tidak ada waktu yang terbuang
sia-sia. Peserta diberi waktu 15 menit untuk tilawah masing-masing sebelum dilanjutkan
ke materi dari pembicara.
Sebelum acara dimulai juga peserta diimbau untuk membaca Alquran, lho! Daripada
waktunya sia-sia untuk ngobrol atau aktivitas lain yang kurang bermanfaat.
Akhirnya tiba juga ke acara inti, yakni materi dari Mbak Lailatul
Widayati, SH. Mba Wiwid, sapaan akrab beliau adalah direktur Sekolah Mutiara
Bali, Jimbaran. Masya Allah beliau ini. Aktivitasnya padat luas biasa.
Begitu beliau maju ke depan, suasana langsung berubah gempita. Pun saat
beliau mengajak peserta untuk ice breaking sebelum memulai materi.
“Kita datang ke sini karena cinta, maka sudah selayaknya jika kita saling
memberikan kehangatan sebagaimana perasaan cinta,” begitulah beliau memulai
acara.
Beliau melanjutkan dengan kisah para sahabat yang menyambut Ramadan sejak
6 bulan sebelum kedatangannya. Bagaimana dengan kita? Hm.. setidaknya kita
berusaha untuk berkumpul dengan orang shalih akan menjadikan kita hati yang
lembut dan mau menerima nasihat dari saudara. Termasuk agar kita selalu
mengingat dan bersuka cita menyambut datangnya Ramadan.
Mba Wiwid memberikan materi dengan semangat |
2 poin utama agar Ramadan kita
menjadi Ramadan terbaik
1. Selalu menjadi Hamba Allah
bukan menjadi Hamba Ramadan
Ramadan bulan mulia bulan penuh
cinta
Biasanya orang akan cenderung melakukan bermacam-macam kebaikan di bulan
ini. puasa, rajin datang ke masjid, menyantuni anak yatim/dhuafa, membayar
zakat, dll. Namun apakah aktivitas ini kemudian akan hilang seiring berlalunya
Ramadan?
Ramadan adalah bulan kecintaan dan keintiman kita kepada Allah. Bukan
eksistensi seseorang untuk beribadah selama bulan Ramadan. Seharusnya, kecintaan
ini mengejawantah dalam aktivitas sehari-hari, termasuk setelah bulan berganti
syawal dan bulan-bulan setelahnya.
Contohnya, bagaimana muslimah menampilkan wajah yang ramah. Menghilangkan
prasangka yang buruk terhadap saudara, dan punya 1001 alasan untuk berburuk
sangka.
Ramadan adalah bulan untuk
penempaan diri, sarana untuk menguji ruhiyah.
Jangan sampai menjadi orang yang merugi, karena saat kita menjadi orang
yang kualitasnya sama dengan kemarin, kita telah dianggap merugi. Bagaimana meruginya
jika ternyata lebih buruk? Maka ramadan adalah bulan untuk menguji kualitas
keimanan kita.
Orang-orang yang gemar berinfaq
Allah SWT berfirman: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.” (Surat Ali Imran: 134 )
Orang beriman tidak menunggu lapang untuk berinfaq. Terutama infaq
sebelum subuh. Dengan memperbanyak infaq maka Allah akan memberikan solusi,
akan memberikan jalan terhadap permasalahan yang tengah dihadapi.
Utamanya adalah efek selama 11 bulan ke depan yang perilakunya terasa
setelah melalui 'ujian' di bulan Ramadan. Menjadi hamba yang lebih baik,
menjadi hamba yang bertaqwa.
2. Ramadan bersama kebaikan
Apa yang kita hadapi di dunia ini adalah pemberian dari Allah, baik
apa-apa yang kita minta maupun apa-apa yang telah diberikan secara langsung
kepada kita. Untuk itu, selayaknya kita berikan yang terbaik untuk Allah, atas
apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita.
Ramadan bersama kebaikan, Mba Wiwid mengatakan kita harus menjadi orang
INDONESIA, yakni:
Ikhtiar tiada henti
Nafsu harus dikendalikan.
Mengeliminir nafsu-nafsu negatif yang menyerang.
Dakwah tak pernah surut: da'i
sebelum segala sesuatu.
Omongan harus dijaga
Nasihat harus selalu
didengarkan
Eh, dzikir tak pernah lupa!
Utamanya dzikir pagi dan petang hari untuk menjaga kita
Selalu membaca Alquran
Ibadah tak kenal lelah
Alhamdulillah ramadan lulus!
Alhamdulillah, semalat melalui ujian menjadi ‘mahasiswa’ pesantren
Ramadan. Semoga kita lulus dengan gemilang dan beroleh gelar Taqwa. Aamiin..
Masya Allah, terpukau sangat dengan Mba Wiwid aktivis FLP ini.
Ngomong-ngomong, saya jadi makin nyaman tinggal di Pulau Dewata khususnya
di Kota Denpasar karena acara ini. alhamdulillah...
Menu buka puasanya ada kurma, tahu isi. donat, air putih, nasi ayam geprek, jeruk tapi yang terdokumentasikan hanya jeruknya :P |
Dan setelah materi selesai, dilanjutkan dengan membaca dzikir sore
bersama. Lalu pembagian doorprize yang bikin iri karena banyak peserta yang
sudah selesai tilawah sampai 23 juz padahal baru hari ke 4 Ramadan. Ada juga
yang setiap malam salat tahajjud, salat dhuha setiap hari sampai 12 rakaat,
dll. Ah... mereka bikin saya iri. Semoga tertular semangat beribadah dari
mereka. Aamiin...
Semoga bermanfaat ya, tunggu cerita dari Moslem Girl Squad lainnya!
(semoga lain kali diundang ikut acaranya lagi J
)
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Selama ini ikut acara bukber acaranya paling ngobrol2, makan, selesai pulang. :(