Resep Cilok Ala D’sisters
Daftar Isi
ilustrasi, foto koleksi pribadi arinamabruroh.com |
Siapa sih D'Sisters? Dan seistimewa apa resep cilok ala mereka?
Tenang... Mari kita bahas satu
persatu. Jangan lupa siapin catatan biar makin jelas dan nggak ketinggalan
info.
D'Sisters itu sebutan saya untuk saya dan dua adik kandung saya. Sok
gaya?! Biarin! Suka-suka kami dong..! Wakakakakakak.
Ungkapan D'sisters ini muncul pertama kali sejak kami mbolang bertiga ke
Baturraden Purwokerto. Waktu itu saya sudah bekerja di kota kelahiran, si
tengah sedang kuliah dan adiknya lagi sedang dalam masa penantian untuk
mendaftar kuliah.
Sejak itu, kami sering mengagendakan jalan bertiga bertajuk ‘D’Sisters
Trip’. Seru-seru asyik gitu deh. Meskipun ya, setiap kami bersama sebenarnya
ada saja yang jadi ribut bin berantem. Mulai dari rebutan pinjam gamis dan
jilbab, sandal, sepatu, atau apa aja pernak-pernik lainnya.
Ibaratnya kalau ketemu selalu berantem dan ramai, tapi kalau pisah bentar
aja pasti kangen. Ya gitu deh namanya saudara.
Kami juga sering melakukan kegiatan bersama di rumah, meskipun kadang
juga sambil sirik-sirikan saling melempar tanggung jawab. Bikin tempe kemul
untuk pengajian, bikin geblek rikues saya kalau pas saya dan ayahnya anak-anak
kangen makan geblek asli buatan mamak Wonosobo. Paling sering super ramai saat
mamak buat opak ketan atau rempeyek menjelang lebaran.
Tak kalah serunya adalah momen bersama membuat cilok. Pasti semua sudah
kenal penganan satu ini kan? Iyap! Kalo di Semarang khususnya, cilok goreng dan
rebus mulai ngehits sejak saya kuliah, sekitar tahun 2009. Tiba-tiba depan
kampus saya sepert pujasera anak-anak TK dengan banyak penjaja makanan berjajar
di pinggir jalan. Salah satu yang paling laris adalah cilok goreng asli
Bandung.
Kalau di daerah saya, cilok dikenal dengan nama Salome. Salome ini
makanan kesukaan anak-anak era 90-an. Tiap pagi dan sore hari, selalu ada
penjaja salome keliling yang kadang mangkal di depan masjid menunggu anak-anak
pulang ngaji. Paling jadi favorit adalah salome tahu, yakni tahu pong yang
diisi adonan cilok. Mirip tahu bakso itu loh. Salome dimakan bersama saus pedas
atau saus tomat dan baru-baru ini penjual juga menyediakan kecap manis.
Saat SMA, alih-alih jualan bakso ada penjual yang mengambil peluang
dengan jualan salome kuah. Jadi, bulatan cilok itu disajikan persis seperti
bakso kuah. Beberapa butir salome disiram kuah kaldu panas lengkap dengan
taburan daun seledri dan bawang goreng. Kecap, saus dan sambal tersedia di meja
kantin untuk digunakan seperlunya.
Tak jarang hanya dengan berapa ratus rupiah kami bisa makan kenyang
salome kuah dengan tambahan tempe kemul yang dipotong-potong. Setelah disiram
kuah, tempe kemul jadi lembek dan sedikit ‘kres-kres’ nikmat. Hm.... jadi
kebayang lezatnya salome kuah nih.. kangen masa-masa SMA antre di kantin demi semangkuk
salome kuah nan sedap.
Sekarang, jarang sekali orang berjualan salome keliling, kebanyakan
beralih menjual bakso tusuk. Jadi saat kangen dengan jajanan masa kecil ini
kamu harus kerepotan masak salome. Sedihnya kadang rasanya kurang nendang
seperti yang dijual itu. Mungkin karena penggunaan penyedap rasa juga sih, atau
juga saat kecil dulu semua makanan terasa enak.
Seperti apa resep Cilok alias Salome ala D’Sisters? Yuk kita intip
bersama.
Bahan-bahan yang diperlukan:
- ¾ kg tepung tapioka/tepung kanji/tepung sagu
- ¼ kg tepung terigu
- 6 siung bawang putih, haluskan
- ½ sdt merica bubuk
- 1 sdm munjung garam
- Aneka filing jika suka, misalnya telur dadar, sosis, ayam, dll. Potong kecil-kecil
- Air untuk merebus
Cara membuatnya:
- Campur tepung tapioka dan tepung terigu, masukkan bumbu dan garam
- Didihkan air, tuang sedikit demi sedikit ke dalam adonan tepung sambil diuleni. Nguleni adonan ini harus cepat agar tidak ada yang menggumpal atau menjadi bintilan tepung. Saat membuat adonan ini, tangan harus tahan panas. Bisa juga menggunakan bantuan centhong kayu asal yakin memudahkan proses pencampuran adonan dengan air
- Uleni terus sampai adonan bisa dibentuk, sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit jika belum bisa dipulung
- Bentuk adonan menjadi bulatan-bulatan kecil, isi dengan isian yang disuka atau cukup buat bulatan biasa
- Didihkan air secukupnya untuk merebus
- Masukkan bulatan – bulatan tepung ke dalam air mendidih, rebus hingga bulatan mengambang di permukaan air
- Tiriskan
- (Jika suka yang lebih matang, kukus lagi setelah direbus)
- Sajikan cilok dengan sambal pecel atau saus sambal. Jika ingin cilok goreng, gorenglah cilok yang sudah matang dengan minyak panas dan banyak. Lebih lezat jika sebelumnya dilumuri telur.
Asyiknya makan cilok adalah saat perut lapar, karena jajanan ini termasuk
kategori jajanan yang berat.
Tapi sayang banget, sejak saya menikah 5 tahun silam D’Siters belum
pernah lagi mengulang kebersamaan membuat cilok spesial. Apalagi bulan depan 2
orang personel D’Sisters akan menikah dalam waktu bersamaan. Setelah mereka
diboyong suami masing-masing, akan lebih susah ketemu nih... #baper.
Mungkin suatu saat harus diagendakan masak cilok bareng meskipun lewat
video call. Haha. Yang pasti kenangan akan kebersamaan itu akan terus melekat
di hati.
Salam cilok! #eh
Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam