Ini Dia 5 Situs Belanja Favorit Saya
Daftar Isi
Di zaman digital sekarang ini, banyak hal bisa menjadi lebih sederhana
dan mudah. Contohnya urusan belanja. Butuh belanja kebutuhan rumah tangga tapi
sedang tidak bisa keluar, bisa memanfaatkan jasa ojek online untuk belanja.
Belum belanja sayur karena rempong
dengan anak-anak sementara Kang sayur
langganan tidak lewat, tak perlu pusing karena bisa nitip sama aplikasi belanja
di pasar tradisional. Beli baju dan kebutuhan lainnya, lebih mudah secara online dibanding offline. Namun risiko juga harus ditanggung misalnya barang tidak
sesuai pesanan, atau sebagian rusak, dll.
Saya terbilang jarang belanja termasuk online. Kalaupun belanja, biasanya karena sudah kenal dengan
penjualnya. Namun beberapa kali belanja di marketplace
meskipun tidak mengenal penjualnya. Biasanya melihat dari reputasi dan review dari pembeli yang tertera di
situsnya.
Ini dia 5 situs yang pernah saya coba dan recommended:
1. Bukalapak
Pernah mengikuti workshop untuk
pelapak, akhirnya saya juga punya akun untuk berjualan di sana. Bahkan dulu
sempat tergabung di WAG pelapak Semarang, namun saya belum pernah ikut kopdar dan akhirnya di-kick out karena jadi silent reader.
Cukup lama saya vakum, akhirnya
akun lapak saya tidak bisa diakses namun saya masih bisa belanja di sana.
2. Lazada
Sebenarnya yang sering membuka lazada adalah suami saya, terutama saat
membutuhkan gawai atau aksesorisnya. Terakhir membeli smartphone yang belum launching
resmi di toko tetapi sudah tersedia di Lazada. Lumayan dapat potongan sekitar
200 ribu dari harga resminya.
Sejauh ini belanja di Lazada selalu sesuai, meskipun waktu itu bermasalah
di ekspedisi (di luar Lazada).
3. Tokopedia
Awal rajin ngeblog saya pernah mengikuti seminar yang diadakan oleh
Tokopedia. Setelah itu saya membuat akun di sana. Sebenarnya berniat untuk
berjualan juga, namun terkendala waktu. Beberapa kali belanja di Tokopedia
karena dapat hadiah voucher.
Saya pernah punya pengalaman buruk belanja di salah satu tokonya. Dia
menyebutkan harga baju dan asuransi. Saya pikir asuransi pengiriman. Ternyata
bukan, tapi asuransi jahitan baju dan bordir yang rapi. Menurut saya, ini
penipuan secara halus. Dia sudah membanderol harga baju dengan cukup mahal,
tapi masih minta tambahan asuransi di luar harga baju. Harusnya include-kan saja ke harga bajunya.
Tenang, saya sudah memberikan kritik dan saran juga ke tokonya. Entah
diindahkan atau tidak, karena langsung masuk blacklist saya.
Selain itu, pernah membeli perlengkapan bayi dari supplier yang biasa saya ambil barang untuk dropship. Sejauh ini masih cukup rekomendid sih.
4. Shopee
Dulu, saya malas untuk membuat akun di Shopee karena sudah punya akun di
beberapa ecommerse. Namun setelah
pindah ke Bali, subsidi ongkir sangat membantu sekali. Jadilah saya (terpaksa)
membuat akun shopee saat membutuhkan daster rumahan.
Daster gamis seharga 149rb/2 pcs itu akhirnya saya dapatkan dengan
bantuan penjual. Berhubung di setting-an
shopee si Mbak penjual memberikan subsidi untuk pembeliam minimal 150 ribu,
jadilah dia membuatkan gambar pesanan khusus untuk saya check out. Tak lupa, diselipkan uang seribu rupiah di dalam kemasan
pesanan saya.
Setelah saya belanja daster gamis, ada yang mengatakan cara seperti ini
tidak boleh karena sama saja mengelabui sistem untuk mendapatkan keuntungan
berupa subsidi ongkir. Entahlah, saya waktu itu hanya berpikir win win solution, karena jika belanja
3pcs pasti tidak muat untuk pengiriman 1kg. Anggaran saya juga hanya cukup
untuk belanja 2pcs. Sementara penjual juga berharap yang simpel dan membantu
pembeli. Semoga Allah mengampuni jika itu salah. Aamiin..
5. JD.ID
Sebenarnya saya belanja di JD.id tidak secara langsung melainkan melalui
seorang teman yang menjadi partner
JD.id (semacam dropshipper).
Saya tertarik dengan tawaran yang di-posting
seorang teman saya di status WA-nya. Setelah ngobrol, deal saya beli pospak yang
ditawarkan. Harganya cukup murah dan saya membutuhkan karena akan pulang ke
Wonosobo.
Pospak tersebut datang
terlambat karena si driver Jd.id
kesorean. Jadi beliau menghubungi saya dan berjanji akan mengirimkan esok
harinya.
Dan benar, besoknya si Bapak datang membawakan paketan kardus besar
berisi 120 lusin pospak kemasan sachet. Mobil box si Bapak sempat mengalami sedikit kesulitan saat melewati gang
rumah, karena mobil box-nya tuh yang gede.
Alhamdulillah.. Gratis ongkir dan dapat harga miring. Sayang sih kalau ke Denpasar tetap kena ongkir
jadi belum belanja ke Jd.id lagi.
Itu dia tentang situs belanja yang sering saya kunjungi. Apalagi setelah
punya 2 anak dan pindah ke Denpasar, mobilitas saya semakin terbatas. Akhirnya
untuk beli sesuatu kadang saya pilih belanja online di toko kenalan atau teman yang sudah akrab.
Temans, kamu suka belanja online juga? Belanja apa biasanya?
Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam