Spot Foto di Dream Island Sanur, Sempurnakan Liburanmu di Bali
Daftar Isi
Adik sepupu berpose di pintu gerbang Dream island |
Ke mana tujuanmu saat pertama kali mengunjungi Pulau Dewata, Temans?
Saya pertama kali menjejakkan kaki di Bali, langsung menuju Sanur karena
di sanalah tempat kami akan menginap selama 2 malam. Menginap di resort
sederhana tepat di pinggir pantai cukup membuatku terkesan, meskipun sebenarnya
jauh dari ekspektasi. Salah satunya adalah kolam renang yang dijanjikan oleh
pihak tour and travel, nyatanya memang ada kolam renang tapi kurang terawat. Urusan
kamar, kami tidak terlalu ambil pusing karena hanya sebentar kami akan ‘numpang
tidur’ di sana. Sebagian besar waktu akan habis untuk kegiatan KKL (Kuliah Kerja
Lapangan) dan wisata. Karena itulah tujuan utama kami ke Bali, KKL sekaligus
piknik.
Sanur dan Kuta selalu menjadi ikon Bali yang tak terlupakan. Sanur dengan
pesona sunrise alias matahari
terbitnya, sedangkan pantai Kuta dengan sunset/matahari
terbenamnya yang sangat memukau.
Meskipun mulai ditinggalkan banyak wisatawan, pantai Sanur selalu di hati
orang-orang dan masih identik dengan Bali. Liburan akhir tahun kemarin, bersama
keluarga dari Surabaya kami menjelajah beberapa tempat. Salah satunya pantai
Mertasari, Sanur.
Sebenarnya rencana kami hanya akan pergi ke Sukowati, menuntaskan rasa
penasaran ibu mertua, Bulik dan saya yang belum pernah menyambangi Sukowati. Lepas
dari berburu daster murah di sana, kami akan pergi membeli bakso langganan di
seputaran Renon. Namun di perjalanan, si Adik sepupu mengajak untuk ke pantai
terlebih dahulu. Entahlah kenapa anak itu maniak pantai, padahal sehari
sebelumnya mereka telah menjelajah pantai sepanjang daerah Jimbaran hingga
Pantai pandawa.
“Ke Mertasari aja, kata teman-temanku bagus,” saran saya.
“Oke, siap! Mertasari itu Sanur, Mba?”
“Iya, sekitar sana.”
Ia pun mengarahkan kemudi menuju Sanur, dengan bantuan google map sepanjang perjalanan.
Dream Island terihat dari luar |
Saya mengajak ke tempat ini agar tidak perlu membayar tiket masuk, maklum
biar irit. Haha.
Sesampainya di Mertasari, kami hanya duduk-duduk di pinggiran pantai. Pengunjung
tidak terlalu ramai, sebagian lalu-lalang dan asyik berfoto. Lainnya, hanya
duduk di bawah pepohonan atau asyik bercanda di sekitar kendaraan yang mereka
parkir.
Ternyata, ada spot menarik di Mertasari, yakni Dream Island. Bangunan
rumah lumbung dan ayunan di pinggir pantainya seolah memanggil kami yang tengah
duduk menikmati kesiur angin.
"Ke sana, yuk! Semoga nggak bayar," ajakku.
“Tapi males jalan, Mbak.”
“Aku penasaran. Keknya banyak spot foto menarik di sana. Sayang sih udah
sampai sini kalau nggak sekalian,” kata saya mengompori.
Yang lain pun setuju meski terlihat enggan. Ternyata kami harus
membayar tiket seharga 20 ribu/orang, kata bapak penjaga di pos dekat jembatan
untuk menyeberang ke Dream island. Pantang mundur dong, tengsin kalau batal. Wkwkwk.
Akhirnya kami tetap masuk setelah melewati jembatan kayu melengkung di atas
sungai yang serasa di Jepang.
Setelah melewati jembatan itu, kami disambut lagi dengan pos penjaga
beserta seorang bapak penjaga tiket.
"Nanti tiketnya bisa ditukar eskrim di dalam," katanya sambil
menyerahkan tiket kami berenam.
Spot pertama yang menarik perhatian adalah hammock. Langsung deh berebut mainan hammock di sini. Saya pengen nyobain, dan maksa banget sih
sebenarnya. Takut jatuh juga karena gandong bayi. Sampai saat saya akan naik hammock, perlu dibantu oleh ibu mertua,
bulik dan seorang adik sepupu sementara seorang adik sepupu lainnya bersiap
mengambil foto. widiih! Asli nggak
nyaman sekali hammock-nya. Entah karena
saya yang belum mendapat cara dan posisi yang nyaman, atau memang hammock tersebut terpasang kurang pas
seperti kata adik sepupu.
Ini ekspresi ketawa nahan takut jatuh >_< |
Tak lama kami bermain di skitar hammock karena cukup jauh dari bibir pantai, sehingga kurang menikmati kesiur angin. Setelah itu lanjut lagi masuk ke area Dream Island. Ketemu deh sama spot selfie yang lain dengan tema pirates.
Di dekatnya juga tersedia area main anak-anak dan restoran. Berhubung
kami masih kenyang, jadi lanjut nyari tempat foto lagi *eh. Oia, tempat ini buka
hingga pukul 21.00 WITA. Menurut info dari salah seorang teman, restoran ini menyediakan
menu dinner yang cukup berkelas dengan harga per pax-nya mulai 125 ribu. Hm... sounds delicious, isn't it?
SI Adik sepupu nggak mau kalah buat bergaya di sini |
Kami melanjutkan menjelajahi hampir semua spot selfie kecuali ayunan di bibir pantai karena masih ada 'penunggunya', 2 orang mbak yang nggak juga beranjak. Apalagi kami memang sedang agak malas nyemplung ke air.
Area Dream Island ini memanjang sekitar 300 meter. Dari kejauhan terlihat
binatang bergerak-gerak tak jauh dari spot foto terakhir di sana. Saya penasaran,
karena terlihat seperti unta atau patung unta.
"Eh, itu Unta, deh! Asli apa nggak ya?"
“Mana Mba?” tanya si adik yang hanya kujawab dengan menunjuk arah yang
kumaksud.
"Asli Mba.. Tuh lihat kakinya diangkat, tuh! Ke sana, yuk!"
ajak adik sepupu.
Kami pun makin penasaran, meskipun awalnya tidak berniat sampai ke ujung
sana. Dan benar, ada 4 ekor kuda dan 2 ekor unta di kandang. Asyiik! Bonus
banget ini mah, ke pantai malah lihat unta dan kuda juga, jadi bonus buat
anak-anak.
Sayangnya tidak ada penjaga yang bisa ditanyai untuk apa unta dan kuda
itu. Kemungkinan sih untuk disewakan berkeliling pantai. Ada yang mau?
Di sekitar kandang kuda dan unta itu juga ada rumah-rumahan untuk befoto.
Seru juga untuk dijadikan background
foto dengan tema tertentu. Tapi untuk foto dengan tujuan komersil, harus seizin
pengelola ya. Dilarang membawa kamera ke lokasi ini. Pengen nyoba postwedding photoshot? Boleh juga tuh,
ada harga khusus untuk kegiatan seperti itu.
Yang paling menarik buatku adalah rumah lumbung yang berjejer di sebelah
resto. Saya pikir itu villa dan bisa disewa untuk menginap.
"Asyik kali ya nginep di sini"
"Iya Mba.. Itu villa-nya pakai kaca gitu, kalau malam bisa lihat
bintang dari pinggir pantai."
Tapi saat kutanyakan ke petugas di sana, ternyata itu untuk spa, bukan
untuk penginapan.
Baiklah, boleh deh kapan-kapan dicoba,
bundanya spa, ayah sama anak-anak biar main...hihi.
Capek jalan dan puas berfoto, kami memutuskan untuk segera beranjak. Terlebih
sudah pukul 2 siang lebih sedangkan si Adik sepupu masih ingin pergi ke Monumen
Bajra Sandhi sebelum membeli bakso dan pulang. Kami menebus tiket dengan
eskrim, masing-masing mendapat satu eskrim Aice varian harga 2-3 ribu dan boleh
memilih jika persediaan masih ada. Saya pilih rasa nanas sedangkan yang lain
menyomot rasa coklat oreo. Untunglah pengunjung tidak ramai sehingga kami bisa
menikmati eskrim sambil duduk di bangku kayu di resto.
Well, itu dia jalan-jalan
(sangat) sederhana kami yang murah meriah dan super menyenangkan.
Kalau Temans berlibur ke Bali, tempat ini bisa juga jadi tujuan wisata
dan menambah koleksi foto kamu. Apalagi bareng pasangan, asyik bangeeet...!
Saya tunggu di Bali ya!
Semoga bermanfaat,
Salam,
Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam