Waspada Penipuan Berkedok Penawaran Kontrak Rumah Murah
Daftar Isi
Waspada Penipuan
Berkedok Penawaran Kontrak Rumah Murah
16 September 2019
Terminal Domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
Meja no. 13 gerai Solaria
“Gimana? Udah ada perkembangan?” tanyaku pada teman yang tengah menunggu
seseorang. kami sengaja duduk di meja yang berbeda untuk menyamarkan dan demi
keamanan.
X, teman saya ini melakukan janji temu dengan Y, seseorang yang belum
pernah ditemuinya namun membuat hidupnya sebulan terakhir menjadi lebih ruwet.
“Belum, katanya masih otw.
Nanti kalau sudah jam 11 langsung masuk aja. Pasrah,” ujarnya pias.
Kami kembali menunggu dalam resah.
Pukul 11, tak ada tanda-tanda Y akan datang, kami pun menuju terminal
keberangkatan.
“Ini betul-betul perjalanku pulang/pergi Bali yang paling menyiksa. Nggak
menikmati perjalanan sama sekali, justru gemetaran dan degdegan terus. Biasanya
lihat mural-mural gini udah pengen selfie,” ujarnya sembari mencoba bercanda.
Saya pun mengiyakan, mencoba memahami perasaannya. Dia telah kehilangan
uang beberapa juta rupiah (X tidak mengizinkan saya menyebut nominalnya), tiket
PP Balikpapan-Bali, dan biaya akomodasi selama di Bali.
Sebelum saya lanjutkan ceritanya, saya ingin menjelaskan bahwa tulisan
ini saya publish atas persetujuannya.
Semua nama bahkan nama pelaku pun disamarkan karena teman saya ini (selanjutnya
kita sebut X) tidak ingin berurusan lebih jauh dengan pelaku (kita sebut saja
Y). Tidak ada maksud untuk menjelekkan pihak tertentu, hanya untuk diambil
pelajarannya supaya kita semua waspada.
Sekitar sebulan yang lalu, X memberi kabar bahwa suaminya akan
dipindahtugaskan ke Bali. Saya sebagai teman kuliahnya bersorak gembira, akan
bertemu dan cukup dekat dengannya yang lama tak bersua meski dulu cukup akrab
saat di kampus. Terus terang, di Bali tidak ada kenalan lama, begitu ada teman
yang akan pindah ke sini saya merasa senang sekali.
X membutuhkan info rumah kontrakan atau kos, saya hanya bisa membantu
sekadarnya. Ia pun terus mencari melalui media sosial dan beberapa situs yang
menyediakan informasi seputar kos.
“Alhamdulillah, aku sudah dapat rumah kontrakan. Di daerah Kediri,
Tuban,” ujarnya via WA.
Saya senang dengan berita ini, daerah itu memang ideal karena kantor
suaminya tak jauh dari sana.
“Tengah bulan aku ke Bali, mau serah terima kunci sama yang punya rumah.”
“Oke! insyaAllah kita ketemu, ya!”
Saya pun tak sabar menunggu kedatangannya. Sayang saat hari H, saya ada
agenda sampai malam dan suami pun masuk malam sehingga tidak bisa langsung
bertemu.
14 September 2019, Lepas Maghrib
“Aku nginep di tempatmu aja boleh? Di sini kurang tenang,”
“Takut ya... di hotel sendirian? Hihi,” jawabku meledek.
Akhirnya ia pun datang menggunakan taksi online sampai kontrakan saya. Alhamdulillah,
meski malam hari dia sampai dengan selamat.
Malam itu, akhirnya ia terbuka tentang kalimat yang sebelumnya pernah ia
sampaikan, ‘nanti ya, aku ceritain kalau kita sudah ketemu,’ ujarnya waktu itu
saat saya menanyakan perihal bagaimana dia mendapatkan kontrakan.
Menurutnya, dia mencari informasi kontrakan melalui grup marketplace di facebook. Seseorang
tiba-tiba berkomentar, ‘Mbak, kalau mau tinggal di rumah saya, saya sedang
mencari orang untuk tinggal di rumah karena saya mau pindah ke Papua.’
Mendapat kesempatan emas, X tidak menyia-nyiakannya, dia pun menghubungi
Y melalui messenger. Tak lama mereka berlanjut membicarakan tentang kontrakan
itu via WA.
Tak ada yang mencurigakan, Y pun dengan senang hati mau melakukan video call dengan X, untuk memastikan
bahwa penawarannya tersebut bukan hanya modus penipuan.
“Mbak, nanti Mbak cukup bayar 3 bulan pertama saja, 1.200x3 bulan.
Selanjutnya free sampai saya kembali
lagi dari Papua.”
Saat itu, Y hanya mengatakan kalau rumahnya ada di Jalan Kediri, dan
nanti serah terima disaksikan Provost setempat. Tapi dia mendesak agar X segera
membayar bianya 3 bulan pertama terlebih dahulu.
X tak langsung menyepakati, ia masih menggali informasi seputar rumah
kontrakannya. Y terus meyakinkan bahwa dia tidak akan melakukan penipuan, dan
mengatakan sudah merasa cocok dan percaya jika rumahnya ditinggali oleh X dan
suaminya selama dia di perantauan.
Y juga mengirimkan pesan suara yang menjelaskan tentang rumahnya dan
beberapa hal. X luluh, dia pun membayar sejumlah uang sesuai yang diminta Y
melalui transfer bank.
Esoknya, Y mendesaknya lagi untuk sekaligus membayar listrik sejumlah 500
ribu. Tak punya feeling bahwa ini
modus penipuan, X pun menyanggupinya. Sayang esoknya Y kembali meminta sejumlah
uang hingga total –sekian- juta telah ditransfer
oleh X ke rekening Y.
“Aku pasrah, Rin. Mbak-nya tiap dihubungi jawabnya lama dan katanya
sibuk. Malah dia yang galakin aku,”
“Duh.. aku hampir yakin ini penipuan. Kita laporin aja gimana?”
“Jangan deh, aku takut. Di FB-nya ada foto suaminya anggota TNI. Waktu
tanya via WA sih dia jawab kerjanya negeri, gitu aja.”
Duh! Kenapa justru saya yang geregetan?! Rasanya pengen tak uleg itu si Y, enak aja menguras
uang orang dengan entengnya dan terus-terusan mencari alasan untuk tidak
ketemu.
“Tadi aku WA, dia nggak mau aku datang ke rumahnya. Ngajak ketemu di
warung tapi nggak bilang jam berapa dan dimana.”
Fyuuuh.... masih banyak orang
yang tega begini sama orang lain. Hiks.
Malam itu kami ngobrol hingga larut, rencana esoknya akan bertemu Y.
Sayang hingga siang pun dia tak juga memberi kabar. Kami putuskan untuk hunting kontrakan lagi di wilayah yang
tak jauh dari tempat kerja suaminya. Nihil. Kos di sekitar sana kebanyakan full.
15 September 2019
Setelah pulang dengan tangan kosong, malam harinya saya mencoba mencari
info seputar Y. Saya scroll dan kepo
akun FB-nya, bertanya ke beberapa orang termasuk kenalan anggota TNI.
Saat saya tunjukkan akun FB Y, teman saya langsung mengenali pangkat dan satuan
kerja suaminya dari foto yang ada di sana. Saya pun segera mengirimkan video
kondisi rumah yang dikirimkan oleh Y kepada X.
“Wah, iya Mbak. Ini rumah dinas di satuan XXX. Tentunya rumah dinas TNI tidak
bisa ditempati orang luar apalagi dikontrakkan.”
Terkonfirmasi begini, saya makin geregetan dengan Y. Apalagi ada
informasi tambahan bahwa dari Bali tidak ada yang diberangkatkan ke Papua. Jika
diberangkatkan pun, maksimal hanya selama 1 tahun dan istri/keluarga tidak
turut serta.
“Kita laporain aja ya, besok. Ke satuannya langsung.”
“Jangan lah, aku takut. Ini aku yakin lagi dikasih teguran sama Allah.
Hiks.”
“Iya, selalu ada hikmah di balik kejadian. Tapi kalau kita nggak lapor, takut
ada korban lain.”
Rupanya malam itu Y menghubungi lagi. Dia cukup terkejut saat X
mengatakan punya teman di Bali. Y bahkan menjawab ‘soal ini cukup intern kita
aja ya. Jangan dikasih tahu ke temannya sebelum ketemu saya’.
Lagi-lagi saya geram. Enak aja orang ini ngomong seenteng itu. Uang sekian
juta hasil menabung berbulan-bulan! Kalau memang mau berniat baik, kenapa
sampai saat ini tidak mau memberi tahu lokasi rumahnya, tidak juga segera
merespon untuk bertemu tapi selalu ngeles
ini-itu dan terkesan mengulur waktu.
16 September 2019
Kami batal melaporkan Y ke kesatuannya, karena dia berjanji akan menemui
X di bandara.
Turun dari taksi online, kami langsung menuju Solaria, memesan minuman
dan duduk di meja yang berbeda. X gelisah tak karuan, saya pun duduk dengan
perasaan tak menentu.
“Mbak di bandara dengan siapa? Kalau sampai jam 11 saya belum datang
nanti saya minta no. HP temannya aja ya,” Katanya via WA.
Saya makin mangkel. Bagaimana
mungkin terlambat selama itu?! Sejak pagi sudah berjanji akan bertemu di
bandara. Pukul 10 kami sampai di bandara, dia masih beralasan ini-itu. Ya ampun!
Jarak Kediri sampai bandara hanya memakan waktu sekian menit, di jam lengang
seperti itu. Kecuali dia memang tidak ada itikad baik.
Ya, akhirnya X kembali ke Kalimantan dengan tangan kosong. Niatnya untuk
serah terima kunci kontrakan berakhir di-‘bola pingpong’-in penipu.
“Kalau nggak gini, kita belum tentu bisa silaturrahim, ya!” ujarku
berusaha bercanda meski garing dan bukan tempatnya. Ya, saya bingung mau
bagaimana lagi.
Sampai saat ini, X belum berniat untuk melaporkan. Baiklah, meski kesal
saya hanya bisa memberi masukan. Semoga X dibalas oleh Allah atas kesabarannya,
dan Y pun mendapat hidayah dari Allah, dan tidak lagi ada korban di tangannya. Saya
sebenarnya ingin sekali misuh-misuh
dan mendoakan yang jelek untuk Y, tapi untuk apa? Bukannya kita nggak boleh
mendoakan yang buruk? Makanya doakan saja supaya dia dapat hidayah, apalagi profil
Fb-nya menampakkan seorang perempuan muda yang cantik dan (katanya) lulusan
perguruan tinggi.
Tips Aman dari Modus Penipuan
Kontrakan Rumah
Oke, saya mencoba menyimpulkan beberapa hal dari kejadian yang dialami
oleh teman saya, X. Semoga tidak ada lagi korban dengan modus yang sama,
terutama bagi teman-teman yang sedang mencari kontrakan untuk pindah ke luar
kota/pulau.
1. Carilah info dari sumber yang valid. Hati-hati, karena di marketplace juga banyak modus yang sama,
2. Hubungi kontak yang tersedia, tahan dan jangan terburu-buru mengiyakan
apalagi membayar sejumlah uang jika orang tersebut terus mendesak,
3. Pelajari baik-baik profil FB-nya, apalagi marak akun FB bodong atau
kloningan,
4. Jika jarak jauh, pastikan untuk meminta alamat yang jelas dan mencari
informasi sebanyak mungkin,
5. Segera hentikan komunikasi ketika ada hal yang mencurigakan,
6. Jangan tergiur oleh harga murah yang ditawarkan pelaku, gali informasi
mengenai pasaran harga di kota setempat,
7. Laporkan segera jika sudah menemukan bukti-bukti penipuan. Lapor ke
kantor polisi dan ke Bank untuk dilakukan pemblokiran rekening.
Tentu masih ada orang baik yang benar-benar berniat membantu seseorang,
misalnya dengan menawarkan tempat tinggal gratis/murah. Namun sepertinya, jika
di Bali hanya ada 1/1000 orang yang mau seperti ini.
Sekali lagi tidak ada maksud untuk menjelekkan siapapun, hanya semoga
diambil pelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap berbagai modus
penipuan yang dilakukan oleh siapapun dengan profesi apapun.
Saya selalu meyakini bahwa di manapun, masih jauh lebih banyak orang baik
dibanding orang jahat. Semoga kita selalu dipertemukan dengan orang baik. Pun
jika sesekali bertemu mereka yang berniat buruk, bisa jadi adalah teguran dari
Allah atas apa yang kita perbuat ataupun ujian dariNya.
Semoga bermanfaat,
Salam,
Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam