Taking Care Each Other to Fight Covid-19
Daftar Isi
Bismillah,
Assalamu’alaikum, Temans
Masih mau membahas seputar pandemi covid-19 nih, semoga tidak bosan dan
tidak menjadikan kita makin panik. Adanya fakta-fakta yang disampaikan
tujuannya bukan membuat panik melainkan agar kita makin waspada dan tidak
menyepelekan virus corona yang berbahaya.
Lebih baik kita tahu fakta yang membuat kita melakukan SOP pencegahan
daripada ketenangan semu yang menyebabkan abai. Coba deh, masih ada nggak di
sekitar kita yang masih rajin ngumpul-ngumpul tanpa physical distancing? Di
sekitar saya masih banyak, juga mereka yang keluar rumah tanpa mengenakan
masker. Kecuali mereka yang harus bekerja _seperti suami saya juga yang masih
bekerja karena tidak bisa WFH_ harusnya selalu patuhi anjuran untuk di rumah
saja dan lakukan prosedur pencehagan yang disarankan.
Cara Membantu Sesama Selama Pandemi
Weslah kalau bahas yang ginian
rasanya bikin KZL! Semestinya kita saling menjaga, saling mendukung untuk
bersama-sama melawan virus corona. Berhubung sebagian besar orang terdampak, di
sinilah kepedulian kita diuji. Tenang, membantu sesama tidak hanya berupa
materi, kita bahas yuk!
1.Patuhi Anjuran Pencegahan Corona
Kemarin saya membaca meme yang
cukup menarik, dengan tulisan MASKERMU MENJAGAKU, MASKERKU MENJAGAMU. Setuju
sekali dengan kalimat ini, karena yang kita pikirkan bukan hanya tentang diri
kita, melainkan juga kondisi orang lain. Jangan sampai kita membahayakan orang
lain. Dengan menjaga dan memakai masker, kita terhindar, orang lain juga
terhindar dari cipratan cairan yang keluar dari mulut/hidung kita.
So, mematuhi anjuran tersebut adalah
cara paling sederhana untuk membantu orang di sekitar kita. Kemarin kita
mendengar berita, 46 tenaga kesehatan di RSUP Semarang yang terpapar corona
karena ketidakjujuran pasien. Nah, ini juga harus menjadi perhatian bersama.
Jika ada gejala terutama setelah bepergian ke daerah terpapar, harus jujur menyampaikan
riwayat perjalanannya.
Ketika melihat orang-orang yang belum memakai masker saat beraktivitas di
luar rumah, ke warung misalnya, cobalah tanyakan barangkali tidak punya masker
dan tidak bisa membeli. Tawarkan masker kain jika punya stok. Jika kita
memiliki dana berlebih, bisa membeli masker kain dari teman yang memproduksi
dan membagikannya kepada yang membutuhkan. Jika ada kain yang bisa
dimanfaatkan, kita bisa membuat masker berbekal tutorial di youtube, IG, dan
media sosial lainnya.
2. Membeli Dagangan Teman
Masa sulit seperti ini, setiap orang berpikir kreatif untuk bertahan
hidup. Berbagai cara dilakukan untuk memperoleh pemasukan, seperti jualan
masker, jilbab masker, frozen food, sembako,
sayur, dll. Mari kita bantu dengan membeli dagangan mereka meski sedikit. Jika
bisa membeli dalam jumlah banyak tentunya akan lebih membantu. Paling tidak,
kita bantu juga membagikan info jualan mereka di media sosial yang kita miliki.
Yang terakhir ini, sering saya lakukan ketika saya belum bisa membeli
produknya. Hehe.
3. Menyumbang Materi
Di beberapa daerah, pemerintah membagikan paket sembako untuk masyarakat
yang terdampak. Namun belum di semua wilayah melakukan hal yang sama. Di sekitar
tempat tinggal saya, pengurus masjid dan majlis taklim, partai, dan beberapa
LSM sudah mulai membagikan sembako. Alhamdulillah, artinya orang-orang yang
masih memiliki kelebihan materi masih punya rasa empati terhadap sesama.
Sepekan yang lalu badan saya terasa kurang enak, saya pun segera ‘gempur’
dengan minuman empon-empon, madu, istirahat
dan berencana untuk pijat. Oh ya, sempat terpeleset di kamar mandi sehingga tangan dan pinggang nyeri dan
sedikit ruam. Saya putuskan untuk pijat dengan budhe pijat langganan. Sambil
memijat, beliau bercerita macam-macam seperti biasanya.
Tiba-tiba beliau bertanya apakah saya punya sembako untuk dibagikan? Setelahnya
juga mengalir cerita tentang suaminya yang belum mendapat uang bayaran dari
proyek rumah yang digarap, juga pekerjaan memijatnya yang berkurang drastis
karena beliau pilih-pilih pasien, hanya yang sudah kenal dan biasa pijat saja
yang dilayani.
Hati saya mencelos, karena uang untuk pijat pun saya ambil dari anggaran
belanja rumah, karena tidak ada dana khus us. Rasanya sangat sedih tidak bisa membantu
saat itu. Doakan nanti saya bisa membantu beliau dan orang lain juga, ya.
4. Menjadi Relawan
Jika tidak memiliki materi yang cukup untuk membantu, namun memiliki
waktu dan tenaga kita bisa berperan menjadi relawan. Bisa relawan pengantaran sembako
sampai tangan penerima, relawan distribusi sembako, mencari donatur, dan
sederet relawan lainnya. Namun perlu diingat, menjadi relawan juga tidak mudah
karena bisa-bisa ‘dipaido’ banyak
orang dan dicari-cari untuk dimintai bantuan.
Saya selalu terharu membaca kisah-kisah relawan yang bergerak karena
dorongan hati nuraninya. Bahagianya mereka tatkala orang-orang yang mereka kunjungi
menampakkan wajah bahagia, syukur dan berterimakasih. Semoga para relawan juga
selalu sehat dan kuat mengarungi medan untuk menyampaikan amanah dari para
donatur.
5. Mendoakan
Pandemi menyadarkan kita untuk menyandarkan setiap urusan kepada Allah.
Barangkali kita pernah lupa, tak pernah melibatkan-Nya dalam setiap urusan
kita, barangkali kita juga lupa bahwa di ujung ikhtiar ada takdir-Nya.
Jelang bulan suci ramadhan di saat masa sulit, adalah momen terbaik untuk
kembali merayu-Nya dalam doa dan munajat kita. Corona adalah makhluk Allah, dan
Dia lah yang bisa menghadirkan dan menghilangkannya dari muka bumi. Tanpa
menyepelekan segala ikhtar pencegahan kita, kekuatan doa sangatlah ‘ajaib’
efeknya. Berikhtiar dan berdoa, lalu pasrah pada takdir adalah kuncinya.
Mari ‘bergandeng tangan’ untuk saling membantu dan mendukung melawan virus
corona. Dukungan terhadap orang lain terutama mereka yang bertugas di garda
depan penanganan covid-19 juga cara kita untuk peduli dengan orang lain.
Allaua’lam,
Semoga bermanfaat,
Salam,
Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam