Keutamaan Berdoa sebelum Ramadan Berakhir
Dalam perlombaan lari maraton, seorang pelari dituntut untuk tampil prima sejak start hingga garis finish. Setiap etape harus dilalui dengan manajemen yang tepat supaya tidak kehabisan energi sebelum mencapai garis akhir. Mereka pun dituntut untuk berlatih rutin sebelum masuk ke gelanggang. Demikian juga seorang muslim dalam menyambut dan mengisi hari-hari di bulan Ramadhan. Semuanya memulai dalam keadaan suka cita. Namun ada yang semangat di awal kemudian kendur setelah mencapai setengah perjalanan, ada pula yang sudah tak peduli dengan ibadah karena menyiapkan pernak-pernik lebaran, dan sebagian masih berusaha menjaga agar lulus mencapai garis finish bukan hanya menjadi finisher tetapi menjadi pemenang, yakni orang yang bertakwa.
Menjelang lebaran, adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa, memohon kepada Allah dengan doa-doa sebelum ramadan berakhir.
I’tikaf
Salah satu waktu yang sangat berharga dibulan ramadan adalah di 10 hari terakhir, di mana terdapat ibadah sunnah yaitu i’tikaf. I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid untuk beribadah. Jumhur ulama sepakat bahwa tempat i’tikaf adalah di masjid, meskipun kalangan Hanafi menyebutkan bahwa muslimah boleh beri’tikaf di dalam rumah. Namun pendapat ini lemah, karena rasulullah dan istri-istri beliau melaksanakan i’tikaf di dalam masjid.
Di masa pandemi covid-19 ini, ada pengecualian karena untuk sementara kita tidak bisa beribadah di dalam masjid untuk menghindari penyebaran virus. Karena itu, kita bisa menggunakan pendapat bahwa kita bisa melakukan i’tikaf di dalam rumah.
Caranya, kita berniat dan bertekad i’tikaf untuk mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana i’tikaf yang biasanya dilakukan di masjid. Kedua, dengan menyediakan tempat khusus untuk i’tikaf, lalu mengisi hari/malam di 10 hari terakhir ramadan dengan memperbanyak salat, tilawah, dzikir, do’a dan munajat kepada Allah. (sumber: PKS TV).
Malam Lailatul Qadar
Sepuluh hari terakhir di bulan ramadan adalah malam-malam kita berburu lailatul qadar yang keutamaannya melebihi 1000 bulan. Di waktu-waktu ini rasulullah mengajarkan kita untuk memperbanyak ibadah. Tentunya bukan dilarang melakukan kegiatan atau urusan duniawi, tetapi lebih banyak memfokuskan diri untuk urusan ukhrawi.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44] : 3-4)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar [97] : 1)
Di 10 hari terakhir, Rasulullah juga senantiasa mengajak keluarganya untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
Hadits Rasulullah mengatakan: “Bila telah memasuki sepuluh (tarkhir dari bulan ramadan), biasanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, lebih bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya.” (HR. Muslim).
Doa Rasulullah sebelum Ramadan Berakhir
Ya Allah, janganlah Kau jadikan bulan Ramadhan ini sebagai Bulan Ramadhan terakhir dalam hidupku. Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadhan terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang Engkau sayangi.
Ya Rahman, terimalah seluruh amal ibadahku di Bulan Ramadhan ini
Ya Wasi’al Magfirah, ampunilah seluruh dosa-dosaku, dosa ibu bapakku dan dosa orang-orang yang aku cintai dan sayangi karena Allah.
Ya Mujiib, kabulkanlah seluruh doa-doaku.
Taqabalallahu minna wa minkum
Shiyamana wa shiyamakum wa ahalahullah ‘alaik
Semoga amalanku dan amalanmu, puasaku dan puasamu diterima-Nya serta disempurnakan-Nya. (dari berbagai sumber).
Banyak doa dan pengharapan yang bisa kita sampaikan kepada Allah. Baik doa untuk diri pribadi, keluarga, negara, termasuk berdoa agar pandemi/pagebluk yang kita alami saat ini segera bekakhir.
Sebagaimana firman Allah, ud’unii astajib lakum yang artinya: "Berdoalah kalian niscaya Aku kabulkan.” (QS. Ghafir 60) maka kita boleh berdoa apa saja kepada Allah. Berdoa dengan redaksional yang ada di Alquran, hadits, bahkan berdoa dengan bahasa kita sendiri, karena sudah pasti Allah akan Mendengar apapun bahasa yang kita gunakan.
Diantara doa yang disarankan misalnya:
1. Sayyidul istighfar:
Allahumma anta Rabbii laa ilaaha illaa anta. Khalaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatha’tu. A’udzubika min syarri maa shana’tu abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfirlii fainnahuu laa yaghfirudzdzunuuba illaa anta.
Artinya: Ya Allah, Engkau Tuhanku Tiada tuhan selain Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku hambaMu. Dan aku berada dalam janjiMu menurut kemampuanku. Aku berlindung denganMu daripada kejahatan yang ku lakukan. Aku sadari nikmatMu kepadaku. Dan kusadari akan dosa-dosaku. Ampuni aku. Karena sesungguhnya tiada yang dapat mengampunkan dosa kecuali Engkau.
2. Allaahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'annii.
Artinya: "Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Pemurah, dan menyukai memberikan maaf, maafkanlah aku".
3. Asyhaduallaa ilaaha illallaah astagfirullaah as aluka ridhoka wal jannah wa au'dzubika min syahotika wannaar, allahumma innaka Afuwwun Karim tuhibbul ‘afwa fa'fu’anny ya Kariim".
Artinya: Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, hamba mohon ampunan-Mu, ridho dan surga-Mu, lindungi hamba dari murka dan neraka-Mu, Engkau maha pemaaf maha mulia, menyukai maaf, maafkan hamba.
Allahua’lam bish-shawab, semoga kita menjadi ‘pemenang’ di gelanggang ramadan kali ini, dan masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan ramadan tahun-tahun berikutnya dalam keadaan yang selalu lebih baik dari sekarang. Aamiin.
Semoga bermanfaat,
Salam,
Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam