Blogger Jago Public Speaking, Seberapa Penting?
Blogger harus bisa public speaking? Ngapain? Kan kerjaannya nulis aja di depan komputer atau gawai lainnya.
Eits! Perkembangan teknologi informasi khususnya media sosial membuat blogger, sebagai bagian dari content creator, harus mengikutinya. Mereka dituntut untuk menyelaraskan konten yang dibuat dengan media sosial mainstream. Sebutlah sekarang ini ada podcast, vlog, voice over untuk video di TikTok dan Reels, dll. Jadi, jika ingin terus mengikuti perkembangan, maka harus mengasah teknik menulis sekaligus keterampilan berbicara di depan umum.
Public Speaking Vs Me
Sebelum membahas lebih lanjut tentang pentingnya berbicara di depan umum bagi seorang blogger, saya mau cerita tentang pengalaman saya sampai berani tampil di depan meskipun masih sering demam panggung.
Dulu, meskipun aktif di organisasi, bicara di depan umum adalah momok buat saya. Saya lebih memilih bekerja di belakang layar_sebenarnya sampai saat ini pun masih lebih nyaman untuk berada di balik layar. Jika ada kegiatan yang mengharuskan saya menjadi moderator, saya akan mencari berbagai alasan agar tugas saya itu dialihkan kepada orang lain. Saya memilih “mojok” di dapur, menunggui kompor minyak kecil untuk memanaskan air. Saya merasa senang bisa membuatkan kopi untuk menghalau kantuk daripada harus berdiri di hadapan para peserta yang memenuhi aula.
Saya mulai berani berbicara dan mengutarakan pendapat saat rapat baru ketika menjadi mahasiswa dan aktif di organisasi kampus. Itu pun karena paksaan. Ada senior yang selalu ngomporin setiap anggotanya untuk bisa bicara dan memimpin rapat, minimal saat rapat bidang yang hanya dihadiri beberapa orang saja. Mau tak mau saya pun harus berlatih, meskipun gelagapan dan sering kehabisan kata-kata saat bertugas.
Saat diberi tugas menjadi ketua bidang, kemampuan berbicara harus semakin diasah. Sayang, saya yang lebih senang diam atau mengutarakan pendapat lewat tulisan ini, masih sering overthinking ketika akan bicara, memberikan argumen, dll. Paling banter hanya berani jadi MC di pengajian pekanan dan menjadi moderator acara internal organisasi.
Ketika bertemu orang dengan kemampuan berbicara yang hebat, saya selalu terpukau. Sudahlah bicaranya terorganisir dengan baik, menjawab pertanyaan dengan apik, gestur menarik dan tidak membosankan, wajah ceria nan hangat, perfect! Dalam hati bergumam, bisa nggak ya saya jadi seperti itu?
Rupanya, kemampuan berbicara di depan umum bukanlah hal yang “gifted”. Kemampuan ini harus terus dilatih agar semakin mahir dan menemukan gaya sendiri. Hm, sama seperti menulis, ya?
Usai mengisi workshop blogging remaja di Bali |
Menulis Vs Berbicara di Depan Umum
Sebenarnya, seseorang yang bisa menulis itu sudah selangkah lebih maju untuk bisa berbicara di depan umum. Kenapa? Karena untuk berbicara, kita juga butuh konsep/naskah agar saat berbicara lebih terstruktur, tidak “ngalor-ngidul” nggak jelas, dan sesuai dengan waktu yang disediakan, juga sesuai dengan momennya.
Bari-baru ini saya membaca buku “My Public Speaking” karya Hilbram Dunar, salah seorang public speaker kondang di Indonesia. Dalam bukunya, Hilbram juga menekankan untuk membuat naskah/skrip sebelum berbicara di depan umum baik menjadi MC, moderator, atapun menjadi pembicara.
“Seorang public speaker akan terlihat semakin powerful dalam bicara apabila didukung dengan skrip yang baik.” (Hilbram Dunar)
Biasanya, skrip dibawa oleh public speaker dalam bentuk cue card yang berisi poin-poin yang akan disampaikan dan informasi penting lainnya. Namun, jika masih belum terbiasa berbicara dengan “contekan” berupa pon-poin, kita bisa membuat naskah dan menghafalkannya. Kekurangannya, jika hanya menghafalkan saja, akan rawan terjadi kesalahan dan menambah rasa grogi terutama ketika lupa dengan apa yang akan disampaikan.
Lebih memilih menulis, bicara, atau keduanya?
Jujur, sebagai seorang introvert, saya merasa jauh lebih nyaman ketika menyampaikan pendapat dengan tulisan. Namun, beberapa kali mengalami masalah salah paham/salah persepsi dengan orang lain baik dengan bahasa tulisan dan lisan, membuat saya bertekad untuk memperbaiki diri dan belajar untuk melatih kemampuan bicara.
Pentingnya Kemampuan Public Speaking Bagi Blogger
1. Mengikuti perkembangan teknologi dan media sosial sebagai lahan eksistensi blogger
2. Konten yang disampaikan di blog bisa lebih tersebar luas melalui platform lain seperti YouTube, TikTok, Podcas, dll
3. Memberi manfaat lebih luas dengan memberikan pelatihan menulis, blog, menjadi pembicara, dll
4. Networking lebih luas baik di komunitas blogger maupun komunitas lainnya.
Berlatih bicara di depan umum |
5 Tips untuk Tampil Percaya Diri saat Berbicara di Depan Umum.
Tips tampil percaya diri untuk berbicara di depan umum ini saya dapatkan saat mengikuti workshop public speaking dengan pembicara Bapak H. Hilmun Nabi, salah satu tokoh muslim di Kota Denpasar.
1.Berpikir Positif
Mindset adalah bekal utama yang akan menentukan proses dan hasilnya. Rasa khawatir akan berbagai hal pasti muncul ketika akan memulai berbicara. Khawatir tentang audiens jika mereka kecewa dengan apa yang kita sampaikan, takut tidak bisa berbicara/tampil dengan baik, takut jika ada yang mencibir, khawatir begini dan begitu.
Rasa khawatir ini sebenarnya hanyalah ketakutan tak beralasan yang hanya akan menurunkan rasa percaya diri, mengubahnya menjadi minder dan grogi. Sesuai dengan ungkapan ‘you are what you think’ hal negatif bisa terjadi justru karena kita telah berpikir negatif sejak dalam pikiran.
Oleh karena itu, berusahalan untuk berpikir positif, husnudzan dan percaya dengan kemampuan diri. Jika nantinya melakukan kesalahan, itu adalah guru terbaik untuk memperbaiki diri dalam kesempatan selanjutnya.
2. Persiapan Materi
Berbicara di depan umum tanpa menyiapkan materi dengan baik ibarat akan berperang dengan tangan kosong, kecuali bagi mereka yang telah ahli dan memiliki ‘simpanan’ atau stok materi.
Setelah menyiapkan materi dengahn baik, kita juga mencoba untuk membayangkan bagaimana kondisi yang akan terjadi saat tampil dan melakukan gladi resik sendiri. Berbicara di depan cermin akan cukup efektif di tahap ini.
Persiapan materi tidak hanya mencakup kita memahami materi di luar kepala, tetapi juga menyiapkan poin-poin penting dalam catatan kecil, atau membuat bahan presentasi yang menarik, menyiapkan games, dll.
Kuncinya, know your self, know your audience and know your material.
3. Power Posing
Saat berbicara di depan umum, gestur akan menggambarkan siapa diri kita. Oleh karena itu, perlu sekali untuk melatih sikap tubuh. Selain sikap tubuh, penampilan juga perlu diperhatikan supaya first impression diri kita di mata audiens adalah hal yang positif.
Lalu kita juga harus belajar mengatur intonasi suara, kapan saat harus lembut, kapan harus menggebu, dan sebagainya untuk menarik perhatian dan membuat audiens tidak bosan mendengan ceramah/penampilan kita.
Jangan lupa juga untuk menampilkan wajah sumringah, ceria, dan sesekali tersenyum. Jika wajah kita kaku dan tidak ramah, bisa-bia audiens ketakutan dan merasa sedang dimarahi.
4. Bernapas yang Dalam
Inhale-exhale adalah salah satu cara mengatasi kegugupan. Umumnya, saat kita merasa gugup, takut, khawatir, jantung berdegup lebih kencang dan napas tidak teratur. Sebelum tampil, usahakan untuk memejamkan mata sejenak, tarik napas dalam-dalam, biarkan oksigen masuk memenuhi rongga dada, lalu embuskan perlahan-lahan. Cara ini cukup efektif untuk membuat napas kembali teratur.
5. Berlatih dan Terus Berlatih
Kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum akan berbanding lurus dengan banyaknya persiapan dan latihan. Semakin sering kita punya kesempatan berbicara, semakin tinggi peluang untuk semakin mahir dan menemukan ciri khas diri-sendiri.
Seringlah berlatih untuk memilih kalimat pembuka dan penutup yang baik dan menarik, supaya tidak itu-itu saja yang kita ucapkan saat tampil.
Berlatih vokal juga penting, sejalan dengan poin sebelumnya bagian bagaimana kita mengatur intonasi. Selain itu, berlatih untuk menjelaskan transisi slide presentasi, banyak membaca, dan berlatih mandiri/role play.
Dari buku Hilbram Dunar dan workshop yang saya ikuti, ada satu kesamaan, yakni seseorang yang sekarang bisa berbicara di depan umum dengan powerful dan memukau audiens, ternyata juga pernah mengalami masa grogi sampai kehabisan kata-kata di panggung. Namun mereka terus menjalani prosesnya, terus berlatih dan memperkaya diri dengan ilmu sehingga bisa tampil dengan penuh percaya diri.
So, tak ada kata terlambat untuk memulai belajar menulis dan bicara dari sekarang.
Terakhir, saya turut mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-8 Komunitas Blogger Gandjel Rel. Semoga semakin memberikan manfaat luas, semakin kaya dengan program menarik, dan makin solid. Sebenarnya, banyak banget yang mau disampaikan, tapi berasa speechless.
Terima kasih banyak, khususnya untuk para founder Gandjel Rel dan GRes semuanya. Salah satu hal yang memantik saya untuk berani mencoba berbicara di depan umum adalah adanya blogger-blogger hebat dengan kemampuan menulis dan bicara yang mumpuni di komunitas ini. Anggota-anggota dengan kelebihan masing-masing dan saling mendukung, masyaAllah.
Terima kasih untuk terus diizinkan bergabung dalam komunitas, memantik semangat untuk terus menulis (ngeblog) dan menambah skill lain. Terima kasih atas kolaborasi dan persaudaraan yang tak pernah putus di Gandjel Rel.
Semoga bermanfaat,
Salam,
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam
Setuju sih, berlatih dan terus berlatih, alias praktik kerja nyata, ga muk praktik ngarep kaca wkwk. iku poin utama yang selalu senenganku ntar aja wes, jangan aku dulu wes, anu inu itu, dan berderet-deret alasan lain.