Menginap di Masjid Besar Al-Hidayah Bedugul Bali
Assalamualaikum, Temans! Buat Temans muslim yang pernah ke Bali, pasti nggak asing kan dengan nama masjid Al-Hidayah. Yup! Masjid ini berdiri di atas bukit tepat di seberang dermaga Ulundanu Beratan, Bedugul.
Biasanya, salah satu agenda rombongan wisata atau ziarah ke Bali dari Jawa adalah istirahat - shalat di masjid Al-Hidayah sekaligus mengunjungi Pura Ulun Danu dan Danau Beratan atau yang lebih dikenal dengan nama "Danau Bedugul".
Pengalaman pertama yang luar biasa bisa menginap di area Masjid Al-Hidayah Bedugul ini. Saya pun baru tahu jika ternyata tersedia aula masjid yang bisa disewa untuk kegiatan dan bisa menginap.
24 Jam Membawa Batita Menginap
Pengalaman pertama juga buat saya, membawa anak usia bawah tiga tahun (batita) menginap tanpa ayahnya. Kebetulan ada agenda di organisasi yang saya ikuti. Di organisasi ini, kami sudah terbiasa melibatkan anak dalam kegiatan, khususnya ketika tidak memungkinkan untuk meninggalkan anak di rumah. Mulai dari acara rutin sampai acara besar, sudah tak asing ada pemandangan anak-anak di lokasi. Kecuali untuk agenda resmi atau ada ketentuan tidak diperkenankan membawa anak, ya, maksudnya.
Awalnya saya bermaksud membawa 3 anak karena ayahnya tidak libur. Namun kemudian beliau menyarankan untuk membawa si Kecil saja, kakaknya biar di rumah.
Well, saya pun mengondisikan si Kecil dan kakak-kakaknya. Meskipun awalnya keberatan untuk ditinggal, akhirnya mau dengan rayuan ini-itu.
Bagaimana rasanya membawa batita untuk mengikuti kegiatan? Tentu saja luar biasa: luar biasa capeknya, luar biasa sabarnya, dan luar biasa lainnya.
Kami berangkat dengan menumpang mobil milik teman, berbarengan juga dengan teman yang membawa anaknya. Seneng sih, karena ternyata banyak yang membawa serta anaknya. Di mobil pun anak jadi tidak bete karena bisa bermain bersama teman sebayanya.
Perjalanan dari Denpasar menuju lokasi di Bedugul kurang lebih 2 jam jika tidak terkendala kemacetan atau hal lain. Alhamdulillah, meskipun mendapati kemacetan dan akhirnya mencari jalan alternatif dan memutar cukup jauh, perjalanan lancar sampai di lokasi.
Menjelang adzan isya, kami sampai di halaman parkir. Kondisi langit berkabut dan dingin. Apalagi tengah musim kemarau, rasa dinginnya lebih menggigit. Kami pun dipandu oleh panitia untuk menuju aula. Di sana, sudah banyak anggota yang telah datang sejak sebelum maghrib.
Setelah makan malam dan shalat, acara segera dimulai. Alhamdulillah, semuanya kondusif, anak-anak tidak rewel dan asyik dengan aktivitas bersama teman-temannya.
Setelah acara selesai, aula digunakan oleh ibu-ibu dan anak-anak untuk menginap. Bapak-ibu menginap di masjid Al-Hidayah.
Ternyata di aula sudah tersedia kasur busa dan bisa digunakan. Kami pun bergotong-royong mengangkut dan menata kasur. MasyaAllah, suasananya mengingatkanku pada suasana lebaran di kampung, saat semua saudara berkumpul di rumah Simbah dan tidur bersama. Semua tempat terisi, saling berbagi alas tidur, dll. Momen yang sangat kental nuansa kekeluargaannya.
Saya sangat bersyukur, suhu di dalam aula tak sedingin di luar. Jika keluar, langsung terkena angin dari danau yang seolah menampar-nampar pipi. Namun begitu masuk ke dalam aula, rasanya lebih hangat. Mungkin karena penuh orang dan tidak ada jendela/pintu yang terbuka.
Awalnya, saya sudah khawatir jika suhu sangat dingin, karena biasanya saya tidak tahan. Terlebih membawa si Kecil. Berbagai persiapan sudah saya lakukan, termasuk membawa selimut, bantal, obat-obatan, jaket, kaos kaki, dll.
Si Kecil pun cukup kooperatif. Meskipun awalnya kesulitan untuk tidur di tempat baru, akhirnya tertidur juga hampir tengah malam. Emaknya bisa tertidur meskipun tak selelap tidur di kamar sendiri.
Kami mengawali pagi dengan saling membangunkan untuk sholat tahajud. Bergantian ke kamar mandi dan berbagi tempat untuk shalat, karena seluruh aula masih dipenuhi kasur untuk tidur. Ba'da shalat subuh, barulah kami mengembalikan kasur ke gudang dan menyiapkan tempat untuk melaksanakan agenda pagi bersama bapak-bapak.
Beberapa ibu sudah sibuk sejak dini hari, menyiapkan air panas dan kopi untuk dibagikan kepada siapa pun yang meminta. MasyaAllah, berkah luar biasa. Pagi-pagi dalam kondisi perut "kruwas-kruwes" di tempat dengan udara dingin, langsung terasa hangat setelah meneguk segelas air putih hangat.
Sebenarnya, kita bisa olahraga dan jalan pagi ke sekitar dermaga. Sayang, si Kecil masih tidur jadi saya memilih ikut rombongan para nenek, "jelita", dan buibu yang membawa anak untuk senam di dalam aula.
Setelah senam pagi dan bersih-bersih, kami pun berjalan kaki menuju tempat outbound. Jalannya naik/turun khas daerah pegunungan. Seru! Sepanjang jalan melihat pepohonan yang jarang/tak pernah kami temui di Denpasar seperti pohon buah salju yang sekarang menjadi tanaman pekarangan, hampir ada di setiap halaman rumah. Seru tapi rempong juga karena harus bawa bekal buat anak dan saat dia kelelahan, emaknya harus siap menggendong. Pinggang pegel, Bestie! Gendong bocah 13kg di jalan tanjakan. Lumayan lah ya, lemesin otot setelah lama nggak work out.
Sampai di lokasi outbound, kami bermain games low impact yang tak kalah seru. Namun berhubung si Kecil maunya nempel sama emaknya, jadilah nggak bisa full ikut seluruh acara. Belum lagi, baru seru latihan main dart board game malah pakai drama dia p*p. Mana air dari tandon nggak bisa masuk ke kran kamar mandi. Jadilah emaknya ini nampung air dulu pakai gayung. Wkwkwkkwkwk.
Begitulah, seru tapi juga rariweuh. Pulang dari outbound menuju masjid, sudah terbayang beratnya jalan kaki bawa bocah. Alhamdulillah, tiba-tiba ada teman yang bawa motor dan bisa nebeng berdua si Kecil.
Setelah bebersih dan makan siang, kami melanjutkan kegiatan, si Bocah tidur nyenyak.
Akhirnya, pulang kembali ke Denpasar nebeng mobil teman. Pengalaman bawa anak 24 jam yang bikin capek tapi juga seru.
Persiapan Menginap di Aula Masjid Besar Al-Hidayah Candikuning Bedugul
Ada beberapa hal yang perlu Temans perhatikan kalau mau mencoba menginap di masjid Al-Hidayah Candikuning Bedugul ini. Kalau buat rombongan, bisa jadi alternatif menginap dekat danau Bedugul, lho. Posisinya tuh beneran persis di seberang dermaga. Namun untuk reservasi dan aturan peminjaman tempat saya kurang paham, ya. Bisa langsung cari tahu kontak person takmir masjid atau yang mengurusi aula.
1. Pastikan pakai jaket dan kaus kaki
Udara di Bedugul yang dingin bisa sedikit dihalau jika mengenakan jaket dan kaus kaki. Bagi yang alergi dingin atau sensitif dengan udara dingin, perlu melakukan perlindungan ekstra dengan memakai pakaian panjang yang lebih tebal atau cara lain yang nyaman bagi Temans.
2. Membawa Selimut, bantal, dan alas untuk tidur
Di sana hanya tersedia kasur busa tipis (kurang lebih ketebalan 10cm) ukuran single yang mudah dipindahkan. Jadi jika akan menginap di sana, sebaiknya membawa bantal, selimut dan alas yang bisa difungsikan sebagai pengganti seprai.
3. Membawa obat-obatan pribadi dan toiletries
Membawa obat-obatan pribadi dan toiletries hukumnya wajib ya, jika mau bepergian apalagi menginap. Di sini, tersedia 2 kamar mandi dan 2 wastafel di depan kamar mandi. Tepatnya berada di ujung aula, di sisi sebelah kiri. Dua kamar mandi ini masing-masing untuk laki-laki dan perempuan. Namun saat malam hari dan hanya kaum ibu yang di dalam aula, kamar mandi difungsikan semua untuk para ibu.
Sebenarnya, tidak akan bingung jika tertinggal sesuatu atau membutuhkan barang atau makanan karena di sekitar masjid terdapat minimarket. Sebagian minimarket buka hingga pukul 22.00 WITA, sebagian lagi buka 24 jam. Untuk makanan yang dijual di warung sekitar masjid pun, lebih terjamin kehalalannya.
Semoga bermanfaat,
Salam,
Posting Komentar
Mohon tidak menyematkan link hidup dan spam lainnya :)
Salam